Sebuah pulpen langganan dipinjam Faiq kini tergeletak begitu saja, pemuda yang suka menggodanya, mengusiknya dengan segala cara, ia tidak pernah kehabisan akal untuk mengerjai Vika.
Vika memandanya dengan harap si tukang pinjam pulpen itu akan kembali. Ia memelototi pulpen itu seolah memaksanya membuka mulut untuk memberitahu dimana keberadaan Faiq.
••••••••
Goresan Pena terakhir ini
Kini tinggalah kenangan
Yang pernah kita ukir bersama
Sekarang kau tak tahu dimana
Tak ada secarik balasan untukku
Akankah titik ini titik terakhir
Yang mengakhiri kisah kita?
Kisah kau dan aku
-Vika Oktober 2017
⏭PERHATIAN CERITA MURNI HASIL PEMIKIRAN AUTHOR, BILA ADA KESAMAAN TOKOH MAUPUN TEMPAT, DLL. MERUPAKAN MURNI KETIDAK SENGAJAAN⏮
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kepik Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak sempurna
Silahkan razia typo dan lain-lain, karena pasti akan ada banyak typo kedepannya, silahkan berkomentar.
...|Happy Reading|...
...••★••...
Tidak ada kata sempurna untuk mahkluk yang sempurna sekalipun. Tapi tetaplah ingat semua akan baik-baik saja ketika kau memulai semua dengan keikhlasan. -Faiq Zhafran
Seperti yang sudah Faiq rencanakan sebelumnya, kini mereka sedang mengikuti Vika. Faiq dengan mobilnya, Zaki dan Aries dengan motor masing-masing. Karena keberadaan Faiq sangat mencolok yang berada paling dekat dengan Vika hanya Aries. Selain karena karisma Aries yang kurang memikat lawan jenis dia juga setara kekuatannya dengan Faiq. Mereka sedang mengikuti Vika sekarang, ternyata tidak sesimpel itu karena Vika bolak-balik mampir entah ke toko buku maupun pedagang pukis, hingga ke penjual es dawet. Wanita cantik satu ini ternyata sangat suka jajanan pasar dan Faiq baru tahu itu.
Faiq Zhafran : Gue cape nih, itu cewek pergi-pergi mulu
Zaki Aldavino : Masih mending lo, lah gue kepanasan di sini. Gosong dah kulit porselen gue.
Aries Efendi : Kulit porselen lo bangga-banggain mulu, enek gue
Zaki Aldavino : Yee, bilang aja iri. Kulit gue putih, gue ganteng makanya cewek semua pada ngantri
Faiq Zhafran : Ngantri mulu kayak bagi-bagi sembako, dah itu dapetnya zonk lagi
Zaki Aldavino : Hahaha, gue kan udah bilang kalau pacaran sama gue konsekuensinya ya gitu. Eh Ris, liat noh sebelah toko kue ada tante-tante cans tuh, kayaknya janda. Rambutnya pirang wkwkwk
Aries Efendi : Makan tempe, minum wedang ronde. Ya kali gue doyan jande. Gini-gini gue enggak nerima second hand
Zaki Aldavino : Yaelah, paling juga lo dapet bekas pacar orang
Aries Efendi : Lo mah gitu, gausah diperjelas juga kali
Faiq Zhafran : Woy! Siap-siap Vika mau pergi tuh
***
Faiq beserta yang lainnya langsung mengikuti Vika yang baru saja pergi dari pedagang es dawet. Mereka mengikutinya hingga kedua orang berjaket hitam yang Faiq lihat tadi pagi mencegat Vika. Namun kali ini mereka menggunakan mobil bukan motor seperti tadi pagi. Vika turun dari motornya, pikirannya berkecamuk ia takut jika mereka akan membegalnya.
"Hii, cantik ikut sama abang yuk!" ujar pria yang baru saja turun dari mobil.
"Kalian siapa? Kenapa kalian menghalangi jalan saya?"
"Nggak usah banyak tanya, sekarang kamu ikut kami."
Tanpa aba-aba salah satu orang dari mereka datang dari arah belakang Vika, ia menodong menggunakan pisau lipatnya tepat di leher gadis itu. Melihat hal itu Faiq mengepalkan tangan kanannya dengan sangat erat hingga buku-buku jarinya memutih. Sementara Vika membeku di sana, Faiq tau pasti Vika sangat ketakutan sekarang ini. Tapi mau bagaimana lagi ini satu-satunya cara agar semua masalah tuntas sampai ke akar-akarnya.
"Woy Faiq, lo gini sama aja lo manfaatin Vika, gue enggak mau ikut rencana lo lagi gue mau turun tangan langsung!" ujar Aries, dia memang sangat peduli terhadap wanita kecuali wanita seperti Nesya.
"Jangan coba-coba lo keluar dari tempat persembunyian lo, gue yakin mereka enggak akan berani buat Vika terluka." Ya, hal itu benar pria yang menodong Vika langsung membekapnya membuat Vika hilang kesadaran saat itu juga. Mereka membawa Vika ke dalam mobil, meninggalkan motor Vika tergeletak begitu saja. Zaki langsung memberi pesan kepada anak-anak motor lainnya, mereka akan membantu seperti yang sudah Faiq rencanakan sebelumnya. "Sebentar lagi anak-anak akan nyusul, gue tunggu di sini sekalian jaga motor Vika." ucap Zaki, yah saat ini mereka bertiga terhubung dengan telepon group.
"Aries, kita jalan sekarang!" Faiq langsung mengemudikan mobilnya menyusul Aries. Benar gedung itu akan menjadi tempat penyekapan Vika. Pasti semua akan berjalan mulus sesuai perkiraan Faiq, ya semoga saja.
Kedua pria berjaket hitam itu segera turun dari mobilnya sembari membopong Vika yang masih tak sadarkan diri. Sedangkan Faiq dan Aries mereka menunggu anak-anak motor yang lain, akan jauh berbahaya jika mereka berdua turun tangan langsung, bukannya Faiq takut tapi musuhnya kali ini sangat berbahaya sekaligus pecundang yang hanya memanfaatkan orang lain sebagai tameng.
Tak lama suara derum motor terdengar begitu nyaring, semua yang ada dalam gedung itu langsung berhamburan keluar, sudah Faiq duga bukan hanya dua atau tiga orang suruhan yang diperintahkan untuk menyekap Vika, sedikitnya ada selusin. Mereka terlihat sangat terkejut melihat gerombolan anak motor yang memutari halaman sambil mengembor-gemborkan motor mereka.
"Woy! Ngapain kalian buat kebisingan di sini?" ujar salah satu dari penyekap itu.
"Ngapain? Kalian yang ngapain? Badan aja yang gede tapi nyali ciut, makanya kalian jadiin cewek itu jadi tameng, bawa bos lo ke sini sekarang juga!" ujar Faiq murka. Dia berjalan mendekati mereka. Salah satu dari mereka langsung masuk memanggil Damar ya dialah saingan Satya, walau umur Damar terpaut jauh dari Satya sikapnya masih seperti anak kecil yang tak terima kekalahan, ego dan arogansinya melebihi Faiq. Dia berjalan dengan angkuh, dagunya diangkat tinggi memamerkan kekuasaannya, orang seperti dia sangat pantas dipatahkan sayapnya agar ingat daratan.
"Oh, jadi lo si adik Satya? Teryata Satya pecundang."
"Pecundang? Lo yang pecundang, beraninya ngejadiin perempuan sebagai tameng, sikap lo kekanak-kanakan enggak malu sama umur lo?" sindir Faiq, senyum smrik itu terbit seketika ketika melihat Damar di hadapannya.
"Eh lo bau kencur aja belagu, pulang aja lo sana! Gue enggak ada urusan sama lo, urusan gue sama abang lo."
"Abang gue lagi di luar negeri dan urusan lo sama gue. Lo udah berani nyakitin ibu gue dan sekarang lo culik temen gue. Gue minta lo bebasin temen gue sekarang juga!"
"Enggak akan semudah itu, kalian cepat habisin mereka semua!" Semua bodyguard Damar mulai menyerang anak buah Faiq, Faiq menerobos mereka ia langsung meninju rahang Damar. Persetan dengan tangannya yang belum pulih. Persetan dengan luka di punggungnya yang masih basah, kini dia sudah marah tidak ada lagi yang akan menghentikannya menghajar makhluk sombong itu. Satu pukulan keras tepat di rahang Damar membuatnya limbung ke belakang, ia terkekeh sambil mengusap rahangnya dengan ibu jari. "Lumayan, kalian keluarin cewek itu!"
Faiq menatap Vika. Bukan hanya dia tapi seluruh anak motor lainnya. Wajah gadis itu pucat, bibirnya berdarah. Faiq sendiri bingung ia tidak bisa mengartikan ekspresi wajahnya, apa yang terjadi padanya?
Sedetik kemudian otaknya mencerna apa yang terjadi dan pria itu langsung mengumpat keras.
"Bisa-bisanya lo main curang, lo apain dia hah?"
Aries kalah cepat menenangkan Faiq. Laki-laki itu sudah menarik kerah baju Damar dan menatapnya tajam.
"Jangan bawa-bawa cewek lo!" ujar Faiq tegas, "Suruh anak buah lo buat lepasin Vika."
"Selow selow," ujar Damar mendorong Faiq ke belakang. Aries menarik Faiq yang sudah kebakaran jenggot. Pria itu akhirnya mundur, ia mengacak rambutnya frustasi.
"Gue bakal kasih penawaran."
"Nggak usah basa-basi lo setan!" ujar Faiq tak suka. "Buruan lepasin Vika! Dia enggak ada hubungannya sama semua ini."
"Oke. Gue nggak bakalan basa-basi, langsung aja." Damar menatap semua anak motor itu, mereka menampakan wajah yang sama; marah dan jijik bercampur menjadi satu. Pandangannya beralih pada Faiq yang ada di hadapannya. "Lo harus batalin kontrak kerjasama yang udah Satya tanda tangani. Baru gue kasih cewek itu sama lo."
"Shit! Itu semua enggak ada hubungannya sama gue! Materialistis lo jadi cowok." Kini aura menakutkan dari Faiq bertambah berkali lipat. Vika takut dengan sisi Faiq yang ini. Tatapan pemuda itu kini seperti para perundungnya di masa lalu dan Vika tidak tahu harus melakukan apa selain tangan dan kakinya bergetar karena takut dan cemas.
Kabur? Tidak mungkin, cewek itu sudah dijaga oleh dua kaki tangan Damar yang berbadan besar. Ia sekarang tahu berhubungan dengan Faiq walau hanya sebagai teman dan juga tetangga sangatlah beresiko, ia sama sekali tak menyangka akan terjebak dalam situasi ini. Pandangan Vika dan Faiq bertemu seolah-olah mereka bisa membaca pikiran satu sama lain, 'jangan cemas' kalimat itu yang tersampaikan dari sorot mata mereka.
"Kalau lo nggak bisa lakuin itu, biar gue yang lakuin sesuatu sama cewek ini." Mendengar itu Faiq langsung mendekat maju pada kedua pria yang menjada Vika.
"Minggir lo berdua!"
"MINGGIR!" kata Faiq penuh penekanan. Pria itu mendesak masuk pada gerombolan mereka dan menarik Vika. Kedua suruhan Damar yang akan merebut Vika kembali segera Aries hadang.
Vika menghembuskan napas lega selega leganya. Matanya terkulai saat menatap manik Faiq, ia merasa sangat bersyukur Faiq datang menyelamatkannya. "Lo aman," bisik Faiq, laki-laki itu memberikan jaket kebanggaannya, menyampirkannya ke pundak gadis kecil itu. Sedangkan gadis itu hanya bisa mematung mungkin masih shock dan Faiq sendiri tahu hal yang membuatnya seperti ini, ia merasa sangat bersalah tak seharusnya dia menunggu anak motor lainnya untuk membantu tadi.
"Ki, lo ajak Vika pulang! Jagain dia, Ibu, dan Eyang Sinta sama anak-anak yang lain." ujar Faiq, dia menyerahkan kunci mobilnya kepada Zaki.
Zaki mengangguk, dengan senang hati ia menerima tawaran itu karena Zaki merupakan tipe cowok yang kurang suka keributan walaupun dia sering terlibat keributan dengan Zoya si waka OSIS. Pria itu mengajak Vika yang masih shock menuju mobil Faiq.
Faiq menoleh, pria itu mendekati Damar yang masih setia di tempatnya. "Kita selesaiin secara jantan."
•••••
...*...
...*...
...*...
...TBC...
...Thanks for Reading 💙🌻...
...Jangan lupa like dan komen ya🫶...
...Luv You All💙🌻...
^^^🐞Kepik senja^^^