PROLOG
Dimalam yang sunyi aku menangis seorang diri, meratapi hidup kenapa harus seperti ini. Bukannya Aku tidak bersyukur ya Allah tapi kenapa ujianmu kali ini begitu berat.
Jika memang ujianmu kali ini untuk mengangkat derajatku dimata-Mu ataupun dimata manusia lainnya aku ikhlas. Walau sakit ini seperti sembilu.
Hai, Namaku Sarena Anastasya. Aku adalah istri dari seorang pengusaha kaya yang bernama Willy Atmadja anak dari papa Atmadja mertuaku. Awalnya hidup kami begitu bahagia, kami menjalani hidup seperti pasangan lainnya. Tapi, semenjak kedatangan seorang wanita bernama Eksa semuanya perlahan berubah.
Yah, dia adalah mantan kekasih suamiku dulu. Dia kembali karena ingin merebut suamiku, Lucu sekali memang dia yang meninggalkan suamiku dengan alasan yang tidak masuk akal.
Bagaimana tidak dia meninggalkan suamiku dulu dengan alasan tidak bahagia dan ingin mencari kebahagiaan lain. Sekarang, waktu suamiku sudah bahagia denganku dia datang ingin merebut semua bahagiaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reina Naura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
" Itu tidak benar kan Mas? " Tanya Eksa
" Mau benar atau tidak itu bukan ranahmu Sa " Ucap Mas Willy tegas
" Hust hust pergi sana, kamu itu tidak di terima disini jadi sana-sana pergi jauh " Ucapku sambil mengibaskan tangan.
" Tapi aku masih ingin bicara denganmu Mas " Ucap Eksa memelas.
" Sudah tidak ada yang perlu di bicarakan lagi Sa, Silahkan pergi dan jangan ganggu saya lagi " Ucap Mas Willy. Aku menjulurkan lidah padanya. Puas sekali memandang wajah kesalnya.
Akhirnya dia berjalan dan pergi dari ruangan Mas Willy. Setelah itu aku memandang tajam Mas Willy.
" Kamu tidak tuli kan Mas? Aku sudah bilang tadi malam jika kamu bertemu lagi dengannya aku akan pergi membawa anak-anak " Ucapku padanya.
" Ya Allah sayang, Kamu kan dengar sendiri kalau dia yang tiba-tiba datang kesini. Aku tidak tau kalau dia akan datang kesini. Jangan salah paham dulu ya? Aku minta Maaf " Ucapnya sambil merangkul pundakku.
" Ish sudahlah, Lelah sekali aku hari ini. Awas, Aku mau menjemput Nayla " Ucapku menyingkirkan tangannya.
" Mau pergi bersama Nayla sayang?"
" Tidak, Anak-anak yang meminta Nayla untuk datang ke rumah. Katanya rindu dengan Tantenya itu " Ucapku
" Oh begitu ya sudah, Hati hati di jalan ya? Mas juga mau ada meeting sebentar lagi " Ucap Mas Willy sambil mengusap kepalaku.
" Eemh, Ya sudah aku pergi dulu Mas. Jangan lupa makan siang " Ucapku sambil mencium tangannya.
" Iya sayang, terimakasih sudah mengingatkan " Ucapnya sambil tersenyum.
" Heem " Aku hanya berdehem dan segera keluar dari ruangan Mas Willy. Saat keluar, aku berpapasan dengan Roy. Aku segera menegurnya.
" Roy? Kenapa kamu tidak bilang kalau Tuan sedang ada tamu? Dan tamu itu perempuan yang tidak ada kepentingan sama sekali dengan pekerjaan disini? Ataupun rekan bisnis? Kamu sedang melindungi Tuanmu itu atau bagaimana? Atau kamu mendukung dia mendua begitu? " Ucapku sambil memandang tajam ke arahnya
" Bu- Bukan begitu Nyonya. Tapi, Tuan yang mengizinkan Nona Eksa untuk masuk menemuinya. " Ucap Roy gelagapan .
" Lain kali kalau dia datang kesini tidak usah pertemukan dengan suamiku. Mengerti? Atau kamu ingin Saya pindahkan ke kantor cabang yang ada di luar kota? Agar kamu tidak bisa bertemu dengan kekasihmu begitu? " Ancamku padanya.
" Aduh.. Jangan begitu Nyonya nanti saya tidak jadi menikah dong kalau harus LDR " Ucap Roy memelas
" Makanya kerja itu yang benar. Kalau ada info apapun tentang Tuanmu itu segera beritahu Saya ! Mengerti? Kamu tau kan Saya bisa berbuat apa saja termasuk memecatmu sekalipun " Ucapku lagi
" Me-mengerti Nyonya, Akan saya infokan segala hal tentang Tuan. "
" Ya tidak perlu segalanya juga Roy. Masa dia sedang makan atau sedang bekerja kamu juga harus memberitahu Saya? Tidak penting sekali. Maksud saya itu, jika Tuan bersikap mencurigakan begitu. Kalau dia bertemu dengan si Eksa- Eksa itu atau dengan wanita lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan. Segera kamu infokan pada Saya. Mengerti tidak? " Ucapku lagi
" Eh.. Iya mengerti Nyonya " Ucapnya sambil garuk-garuk kepala.
" Ya sudah saya pergi dulu " Ucapku sambil melenggang pergi.
Aku menuju lift dan segera turun ke bawah. Saat berpapasan dengan karyawan aku hanya mengangguk sebagai balasan karena mereka menyapa sambil menundukan kepala.
Sampai di parkiran, aku masih bisa melihat Eksa berada disana. Ternyata dia masih belum juga pergi dari kantor ini. Segera aku menghubungi Roy untuk menyuruh satpam untuk mengusir perempuan Ulat itu.
entar di Syang Indra lho