NovelToon NovelToon
Adara'S Daily

Adara'S Daily

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Dosen / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Romansa
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alunara Jingga

Tentang keseharian seorang gadis biasa dan teman-temannya. Tentang luka.
Tentang penantian panjang, asa dan rahasia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alunara Jingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gelap?

Malam peresmian hotel pertama kami akhirnya tiba. Banyak kolega dan relasi yang berkumpul malam ini, aku harap untuk selanjutnya, kami bisa beroperasi dengan lancar. Tak ketinggalan empat penggoda berkedok manusia itu juga hadir dengan membawa keluarga kecil masing-masing.

"Us, adek gue bentar lagi dateng, nih. Katanya ada proposal bisnis yang mau dibahas," lapor Ojik.

"Bawa ke Aya, gue bagian eksekusi, Aya yang bagian terima proposal dan sejenisnya," sahut Mas Dwi yang ku sambut degnan dengkusan.

"Serem amat kek banteng," celetuk Amri.

"Diem, gue lagi males berdebat. Jangan rusak mood baik gue!" Aku melirik Amri dengan tajam.

"Ah, berasa punya sekretaris plus-plus lu, ya? Asik kali ku lihat kelen tu," timpal Ojik.

"Jangan sampe gue tampol lu depen Daissy, Jik!" seruku dengan tangan terkepal.

"Lu lagi hamil, Ra, jan gedek-gedek lu ama gue, belum aja lu shock pas keluar ntar anak lu mirip Amri!"

Aku entah kenapa langsung geli, dan mengucap istigfar dengan kencang. Tawa bersahutan terdengar, padahal seingatku, aku tak sedang melucu. Biarlah, yang penting acara malam ini sukses, tanpa ada drama.

 Aku memang sedang hamil, sudah masuk trimester kedua, tepatnya bulan ke lima. Dan aku menikmati hari tanpa drama mual di pagi hari, sayangnya, yang mewakiliku adalah Mas Dwi. Ia yang setiap pagi akan kepayahan, dan merasakan nikmatnya mual hingga muntah.

Akhirnya Naren dan teman-temannya datang. Aku seperti tak asing dengan teman perempuannya yang menggunakan kruk. Setelah ku ingat lagi, ternyata kami adalah pasien dokter Yusuf, psikiater yang menanganiku beberapa bulan yang lalu.

"Ra, kenalin nih, calonnya Naren. Hahaha ...." Wulan tertawa kala melihat bibir manyun Mala.

"Halo, Mbak Adara, saya Mala. Jangan percaya sama Mbak Ulan, saya bukan calonnya Naren," bantah Mala cepat.

"Hahaha iya, Mala, tenang aja, percaya sama ni anak satu berasa nambah rukun iman," jawabku dengan santai. "Kenalan ulang lagi deh, saya Adara Eka Mentari, panggil Ara aja. Kamu pasti Nirmala, penulis banyak naskah di balik beberapa film sukses belakangan ini, kan?"

Setelah acara perkenalan singkat itu, aku mempersilahkan mereka duduk. Mala menyerahkan proposalnya, kemudian ia memaparkan secara garis besar rencananya.

"Saya inin teman-teman yang memiliki kekurangan ini juga bisa diterima ditengah masyarakat, Mba. Kami memang penyandang disabilitas, bukan berarti mental kami yang sakit. Kami juga ingin berbaur, hanya saja, stigma yang terlanjur melekat pada orang-orang istimewa seperti kami ini sangat mengakar kuat di luaran sana."

"Saya harap, dengan adanya wadah yang akan saya dan teman-teman sediakan, akan membantu mereka yang ingin bekerja layaknya manusia normal lainnya. Saya paham bagaimana perasaan teman-teman, karena keterbatasan kami, terkadang kami dipandang rendah, saya sedih, Mba, kenapa harus dengan pandangan seperti itu kami ditatap."

Aku cukup terkesan, ia membahasakannya dengan kami. Iya, karena dia sendiri adalah seorang disabilitas dengan kruk di lengan. Anak ini cerdas, teringat Rindu, ia juga bisa mengeluarkan ide yang tak terpikirkan.

"Oke, saya dapat poinnya, Mal. Saya juga paham keinginan dan kebingungan kamu. Kamu tahu? Saya punya solusi dari kebimbangan kamu. Begini, Saya, Mas Dwi juga empat kawan lainnya punya satu percetakan yang sudah lama nggak keurus karena kesibukan masing-masing. Jadi sampai sekarang memang ga terpakai karena kekurangan tenaga kerja. Jadi kalo menurut saya, percetakan dan sablon jalan seiring dengan pelatihan, dalam arti teori dan praktik sejalan. Kita bina untuk bekal memulai usaha aja, Mal. Jadi nggak harus dan mesti kerja buat orang. Untuk tour dan guide, ntar bisa dari travel Mas Dwi."

"Kami bantu sebisanya, Mal, karena memang saya akui bahwa masalah ini adalah masalah yang butuh penanganan, saudara kita berhak mendapatkan pekerjaan walau dengan kondisi fisik yang, maaf, terbatas. Ide kamu luar biasa, Mala, saya salut, bahkan saya belum terpikir sampai di sana," ucapku memberi tanggapan atas usul positifnya.

Dari teman-temannya, aku tahu, bahwa warung seni yang sangat booming itu ternyata adalah idenya juga, bisa dikatakan bahwa Mala adalah pendirinya. Namun, ia merendah, warung seni ada karena keterlibatan semua pihak. Aku benar-benar mengaguminya.

Aku bukan satu-satunya, bahkan semua yang mendengarkan begitu terkesima. Jadi, Mala ini ingin membuat wadah untuk para penyandang disabilitas. Dia ingin mereka mendapat pelatihan keterampilan agar mempermudah mereka diterima bekerja. Tapi kekhawatirannya adalah, walaupun mereka sudah punya keterampilan, tetapi karena keterbatasan fisik, mereka tak akan mudah diterima.

Karena itulah, ia butuh kerjasama dari berbagai pihak untuk menyalurkan tenaga kerja yang telah terlatih. Contohnya, malam ini, ia datang untuk menjalin kerjasama agar tenaga kerja yang ada terserap sesuai pada bidang yang dikuasainya. Wulan dan Ojik semakin mantap ingin menjadikannya sebagai ipar, sayangnya, harapan mereka harus pupus.

Narendra ku lihat tersenyum masam, tampaknya ia memang benar-benar menaruh hati pada sosok gadis yang tengah bersamanya di panggung itu. Keduanya tengah berada di panggung, aku yang meminta untuk menjadi pengisi acara dadakan.

"Adekmu keknya beneran jatuh cinta sama Mala," bisikku pada Wulan.

"Emang iya, dulu bikin asrama putri, sempat tobat sambel pas ditinggal nikah. Ketemu Mala, beneran tobat, nyatanya malah mantau jodoh orang. Apes kali nasibnya," keluh Wulan.

"Petrus lah, pepet terus. Selama belum ada ikatan, tikung di sepertiga malam. Asik kali bahasaku."

"Yang penting kamu seneng aja, Ra. Biar mood kamu bagus aja, biar Bang Dwi ga kena omel. Kamu makin jadi aja judesnya, anakmu perempuan keknya, sensi bener. Tiap ketemu mereka berempat bawaannya pengen dicakar aja. Makanya Bang Ian sama Bang Ryan ga berani bersuara dari tadi, takut diplototin, hahaha ...."

Aku mencibir tanpa menimpali, karena apa yang dikatakan Wulan adalah kebenaran. Aku selalu emosi setiap bertemu lima sekawan ini, minus Mas Dwi.

"Enak ya, anakmu ga nyari, malah lengket bener sama Arfan. Bakal besanan keknya sama Amri," godaku.

"Ga pa-pa, ntar mertuanya jendral bintang bintang," sahutnya, kami tertawa. "Andai nanti Allah kasi pilihan anakmu mau dijodohin siapa di antara Arfan, Haikal atau Evan, kamu pilih siapa, Ra?"

"Laa haula wala quwwata, aku bakal sujud berapa kalipun yang Allah mau, asal jangan sama mereka. Ngga, Lan, jangan sampe berjodoh sama anak-anak mereka. Aku ga bakal bisa netral kalo kaya gitu, mending sama orang lain. Bukan karena mereka ga pantes, bukan, tapi demi kenyamanan bersama, mending jangan. Mereka semua udah kek anak gue, jangan karena ada masalah diantara anak-anak, berimbas ke semua hal."

"Hahaha, udah jauh banget pemikiranmu, Ra. Tapi kamu bener sih, kita udah kenal lama ya, tapi kalo sampe ada masalah sama anak-anak, kayanya ga bisa netral ya. Agak ngeri juga bahasan kita. Padahal jodoh udah ditentuin Allah. Semoga anak-anak selalu dalam perlindungan Allah. Aamiin."

Malam semakin larut, saatnya untuk kembali ke rumah. Kami berpisah di lobi gedung menuju kendaraan masing-masing.

"Schazt, tunggu di sini, ya? Mas ambil mobil sebentar, biar kamu ga capek jalannya. Tadi Mas parkirnya di ujung," pinta Mas Dwi.

"Iya, Mas," jawabku singkat.

Aku menunggu dengan tenang sembari mengecek email yang masuk. Terdengar suara motor yang melaju kencang, hingga aku merasa seperti melayang. Aku tak tahu apa yang terjadi, suara histeris suamiku terdengar begitu jauh, aku merasa pandanganku perlahan redup hingga akhirnya gelap.

1
Anjan
gitu dong, ngaku!
Anjan
Slice of life nya dapat banget, humornya juga dapet. Semangat, Kakak author!
Anjan
enteng kali si jule
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!