Kayvan Hadi Wijaya, pria berusia 24 tahun.
seorang pria tampan berdarah campuran.
ia adalah satu satunya pewaris kerajaan bisnis sang ayah
" WIJAYA GROUP "
Namun percayalah,
menjadi seorang pewaris tak serta merta membuatnya bahagia dan tenang.
segala aturan dan beban tanggung jawab yang di timpakan di pundaknya menjadikan seorang Kayvan Herald Hadi Wijaya menjadi seorang raja jalanan.
ia lebih nyaman berada di jalanan dan melakukan balap liar serta tawuran dan masih banyak hal mengerikan lain yang ia lakukan bersama anak buahnya yang lain, ketimbang duduk manis di atas kursi bundarnya.
namun tiba tiba hidupnya berubah, dunianya seolah teralihkan ketika tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang gadis bernama Zalwa Aisyah Mawardi.
gadis cantik berusia 22 tahun,
Zalwa seorang yatim piatu.
sayangnya, Zalwa telah bertunangan.
hasrat Kayvan yang ingin memiliki gadis itu membuatnya gelap mata.
ia tak lagi peduli meski gadis itu tak mencintainya, meski gadis itu telah bertunangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 18 bengisnya Kayvan
Yaris maju satu langkah ke hadapan Zalwa.
Jarak keduanya kini sedikit lebih dekat.
Tapi Zalwa tak menyadari itu,
Kegundahan di hatinya membuatnya lalai.
Ia pun tak menyadari kehadiran empat orang agak jauh dari mereka berdua di sana.
Dan salah satu dari keempat orang itu bahkan telah mengepalkan tangannya dengan erat sejak tadi.
Rahang pria itu nampak mengeras sempurna, giginya bergemerutuk menahan amarah.
" nona..apa yang sudah kau lakukan ?! " bisik hati Zack melihat interaksi Zalwa dan Yaris di depan sana.
Zack bergidik ngeri melihat raut wajah Kayvan.
Begitupun dengan Yogi dan Samir.
Keduanya bahkan menahan nafasnya sendiri demi melihat raut wajah Kayvan yang sudah nampak sangat mengerikan.
Wajah putih pria itu terlihat makin memutih, otot otot di pelipis matanya nya jelas terlihat.
Kayvan sudah seperti vampir yang tubuhnya tak di aliri darah sama sekali.
" Zalwa...apa kau tahu, maaf jika kau menilaiku lancang.
Tapi sungguh perasaan ini sudah lama aku pendam untukmu.
Aku mencintaimu Zalwa, aku mencintamu...
Aku memang tak sekaya dan tak seterkenal ustadz Zakky.
Tapi percayalah...
Aku berjanji dan aku bersumpah padamu jika hanya akan ada kamu satu satunya wanita yanga akan menjadi istriku "
Bersamaan dengan Yaris menyelesaikan kata katanya, sebuah pukulan keras menyasar pada wajahnya dari seseorang.
Bruak....
Zalwa terkejut bukan main,
Spontan tubuh gadis itu termundur kebelakang, matanya melebar sempurna.
Kedua telapak tangannya menutupi bibirnya yang ternganga.
Tubuh Yaris terhuyung kebelakang, belum sempat pria itu berdiri menegakkan tubuhnya, sebuah tendangan yang sangat keras bersarang di perutnya.
Bugh....
Tubuh Yaris jatuh terjerembab ke lantai, seseorang itu melangkah lebar dan mendekat kepadanya.
Bughh....
Bughh...
Kembali,
Yaris menerima tendangan yang bertubi tubi di tubuhnya.
Seseorang itu yang tak lain adalah Kayvan itu sudah seperti orang yang kesetanan.
Pria jangkung berwajah dingin itu terus memukuli Yaris secara bertubi tubi dan dengan brutalnya, tanpa memberi kesempatan sedikitpun pada pria yang sedang ia aniaya itu untuk melawan.
Darah kental telah mengalir di pelipis, hidung, sudut bibir dan di mana mana wajah tampan Yaris.
Tiga orang di belakang sana nampak berwajah tegang,
Ketiganya terlihat mengusap wajah mereka masing masing dengan kasar.
Kayvan masih menendangi tubuh Yaris yang masih tergeletak di lantai ketika ia sadar, jika sejak tadi Zalwa terus berteriak.
" lepaskan dia...lepaskan dia, kau biadap sekali " teriak Zalwa.
" apa kau bukan manusia....kau hampir membunuhnya, hentikan...lepaskan dia...!! " teriak Zalwa lagi dan lagi.
Ia tak tahu harus memanggil Kayvan apa, karena ia memang tak tahu siapa pria gila itu.
Kayvan menghentikan aksinya.
Laki laki itu menolehkan kepalanya kepada Zalwa.
Mata Kayvan telah memerah, wajah pria itu benar benar mengerikan.
Perkataaan dan teriakan Zalwa semakin menyulut emosinya.
Tatapan matanya yang setajam belati menghunus tepat ke arah Zalwa.
Tak ada satu patah katapun keluar dari bibir Kayvan selain tatapan tajamnya yang terarah hanya kepada Zalwa.
Zalwa seketika kembali gemeteran, tubuhnya tremor melihat pemandangan mengerikan di hadapannya itu.
Darah Yaris berceceran di lantai,
Sementara Yaris sendiri tergeletak tak berdaya bersimbah darah di lantai itu juga.
Tubuh Zalwa kian gemetar khususnya karena tatapan seseorang itu kepadanya.
tanpa sadar, Zalwa mundur ke belakang.
gadis itu menutup bibirnya rapat rapat dengan kedua telapak tangannya sendiri
Kayvan kembali mengalihkan perhatiannya pada sosok Yaris yang telah terkulai lemas tak berdaya di lantai
Kayvan menarik tubuh Yaris yang telah tak berdaya, kemudian
Bugh....
" siapa yang kau ajak menikah, lancang...." kata Kayvan pelan dengan suara bergetar.
" siapa yang kau beri pernyataan cintamu itu bangsat....." umpat Kayvan sambil menendang.
Kayvan benar benar di kuasai amarah.
Melihat Zalwa dalam posisi sedekat itu dengan pria lain,
Apalagi di tambah dengan ia mendengar pernyataan cinta pria itu juga ajakan pria itu untuk menikah.
Membuat Kayvan benar benar kehilangan kewarasannya.
" tuan muda hentikan, saya mohon...dia bisa mati jika anda terus memukulinya seperti ini "
Zack memberanikan diri memegangi tubuh Kayvan yang sudah seperti orang kesetanan menghajar pria tak berdaya itu.
" sudah kau bilang....sudah....kau bilang sudah Zack.....?!apa kau tidak dengar apa yang sudah si brengsek ini katakan tadi ?!
Beraninya dia ingin memiliki milikku..bedebah, sialan....biarkan dia mati, aku memang ingin dia mati " kata Kayvan sambil berteriak.
Sungguh kondisi ini membuat Zalwa bergidik ngeri.
Tak henti hentinya gadis itu melafadzkan doa di dalam hatinya agar ia segera keluar dari kondisi dan keadaan yang sangat mengerikan ini.
Dan satu hal lagi yang membuatnya bagaikan tersambar petir di siang bolong.
Klaim pria itu atas dirinya....
Apa pria itu mengklaim dirinya sebagai miliknya....?!
Atas dasar apa....?!
Zalwa kian gemetar ketakutan.
Kayvan benar benar menjadi sosok yang mengerikan baginya.
" tuan muda sudah, saya mohon...lihatlah, anda membuatnya takut " setengah berbisik Zack berkata di telinga Kayvan.
Sambil matanya tertuju kepada Zalwa.
Zack tahu,
Di saat dan kondisi Kayvan yang seperti ini tak akan ada yang bisa menghentikan pria itu.
Karenanya ia mencoba peruntungan dengan memakai Zalwa.
Seolah terhipnotis,
Kayvan berhenti dari aksinya tadi yang terus berusaha ingin menghajar Yaris.
Kepala pria itu menoleh kepada Zalwa di belakang sana.
Wajah gadis itu terlihat sangat pucat, tubuhnya nampak jelas gemetaran.
Kayvan mulai tersadar,
Pria itu menarik nafas dalam dalam.
Kemudian Kayvan mengibaskan kedua lengan Zack yang memeganginya.
memutar tubuhnya dan hendak melangkah menuju Zalwa.
Namun,
Baru beberapa langkah Kayvan hendak melangkah,
Zalwa berlari kearah Yogi dan Samir berdiri.
Gadis itu bersembunyi di balik tubuh kedua pria bawahan Kayvan itu.
Yogi dan Samir juga Zack sontak mendelik melihat hal itu.
Seketika ketiga orang itu seakan kesulitan bernafas.
Pasokan oksigen seakan tak ada lagi di ruangan itu.
Dada mereka sesak.
Paru paru mereka seolah tak lagi bekerja.
" nona....kau ingin membunuh kami ?! " rutuk ketiga orang itu di dalam hati.
" tolong...selamatkan aku dari monster itu, dia bukan manusia.
Tapi dia monster " cicit Zalwa penuh ketakutan.
Sungguh seumur umur, baru kali ini ia merasa ketakutan setengah mati seperti ini.
Melihat reaksi Zalwa terhadapnya,
Kayvan yang tadinya mulai tenang kini kembali merasakan dadanya bergemuruh.
Darahnya seolah mendidih dan naik ke ubun ubun.
Ia tak suka melihat Zalwa takut kepadanya dan berlindung kepada pria lain.
" apa kau sudah menjadi wanita murahan sekarang...?! semudah itu kau berlindung kepada laki laki lain ?! " sentak Kayvan.
Sunyi,
Tak ada jawaban.
Ruang toilet itu terasa semakin mencekam.
Zack, Yogi dan Samir diam tak bergerak bagai patung.
Tiga orang itu tak henti merutuki sikap Zalwa yang seolah terus menerus memancing kemarahan sang tuan muda.
Benar² sebuah obsesi...
Thank's Khitara cerita bagus mu ini ...
Bayikk tgu cerita mu selanjutx
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣