sudah lima tahun menjalani biduk rumah tangga tapi tak cukup bagi Ayumi meluluhkan hati suaminya Dirga yang telah terpaut dengan kekasihnya.
"semoga kamu bahagia dengan pilihan mu mas, sekarang aku mundur dan membiarkan mu bersatu dengan kekasih mu yang begitu kamu agung-agungkan".
"terimakasih selama lima tahun lebih ini telah sabar membersamai ku walau namaku tak pernah ada di hatimu".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Ayumi berbalik ketika namanya dipanggil, dia memutar bola matanya malas. Entah apalagi wanita itu datang kerumah nya.
"ada apa ? cepat katakan saya tidak punya banyak waktu untuk meladeni kamu". Kata Ayumi menatap Aruna yang kini sudah berada didepannya.
"jangan sombong kamu Ayumi, hanya karena dibela oleh mertua ku". Balas Aruna, dia masih tidak terima mengenai semalam diusir oleh mertuanya didepan Ayumi, rasanya harga diri nya jatuh begitu saja.
"jadi kamu repot-repot datang kemari hanya untuk membicarakan hal itu ? Jika iya silahkan pulang, karena saya tidak punya waktu untuk meladeni hal yang tidak penting". Ayumi merasa jengah oleh istri Dirga ini, dia sudah merelakan Dirga dengannya tapi Aruna selalu saja mengganggu diri nya. padahal dia tidak pernah mengganggu Aruna sedikit pun.
"tentu tidak, aku kesini karena ingin mengambil hak ku dan mas Dirga". kening Ayumi saling bertaut mendengar ucapan omong kosong wanita didepannya ini.
"katakan hak apa yang kamu maksud ?".
"rumah ini.. Aku tidak ikhlas jika rumah ini kamu tempati sendiri karena rumah yang kamu tempati dengan anak tak berguna mu itu adalah hasil kerja keras mas Dirga tidak ada campur tangan mu sedikit pun didalam nya". Aruna berujar dengan berapi-api.
"terus ?".
"aku ingin kamu menjual rumah ini dan hasil nya kita bagi dua karena bagaimana pun rumah ini adalah rumah suami ku". Jawab Aruna.
Ayumi membuang nafasnya kasar, dia menatap wajah Aruna lekat. Make up sedikit tebal, warna lipstik yang mencolok dan pakaian yang nampak begitu seksi. Jadi begini selera Dirga selama ini menyukai yang ber dempul.
"apa suami mu tidak bisa menafkahi kamu lagi hingga rumah yang sudah menjadi mahar untuk saya ingin kamu ambil juga ?". Tanya Ayumi dengan pandangan sinis dan remeh. "wajar sih, apalagi melihat gaya Hedon mu yang diluar batas membuat Dirga tidak bisa memenuhi kebutuhan mu apalagi gaji nya yang pas-pasan dan kamu selalu ingin lebih". Lanjutnya lagi.
Aruna terdiam, karena memang gaji yang diberikan oleh suaminya sangat tidak mencukupi. Apalagi sekarang harus menghemat nya karena akan menyewa pembantu sungguh semua itu membuatnya begitu pusing hingga akhirnya muncul ide gila dikepalanya untuk mengambil rumah yang ditempati oleh Ayumi.
"saya tekankan sekali lagi padamu Aruna, jika rumah ini adalah hak milik saya. Sertifikat nya juga atas nama saya jadi kamu dan suami mu tidak ada hak sama sekali disini. Jadi jangan pernah datang untuk meminta lagi jika tidak, kamu akan berurusan dengan pihak berwajib. Camkan itu!!!". tekan Ayumi membuat nyali Aruna menciut apalagi melihat tatapan tajam yang diberikan oleh mantan istri dari suami nya itu sangat menakutkan.
Aruna langsung meninggalkan Ayumi begitu saja dengan wajah kesal, saat ini dia kalah telak tapi tentu tidak akan menyerah begitu saja sampai rumah itu terjual.
"awas saja kamu Ayumi!!!. Aku tidak akan pernah membiarkan kamu hidup bahagia bersama anak sialan mu itu!!". ucapnya dengan geram dengan kaki di hentakkan ke tanah.
Ayumi yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, bagaimana bisa ada manusia yang tidak punya malu seperti Aruna itu. Dia mengklaim jika memiliki hak terhadap rumahnya, sungguh sangat diluar nalar.
Wanita itu segera masuk kedalam rumah nya untuk membersihkan diri Karena tadi dirumah orang tua Dirga dia tidak sempat mandi dan juga tidak mempunyai baju ganti.
setelah selesai dia segera turun kebawah ternyata pembantu dirumah nya sudah memasak makanan.
"bibi makan saja yah, terus jangan lupa di berikan juga sama satpam didepan. Takutnya mereka belum sarapan pagi". pinta Ayumi pada pembantunya.
"non Ayumi tidak sarapan ?". Tanya bibi Rohmah pada majikannya.
"saya tadi sudah sarapan bi dirumah neneknya Dania". Jawab Ayumi dengan senyum membuat bi Rohmah menjadi tidak enak.
"yaAllah non kalau bibi tahu bibi tidak akan masak. Maaf non". Ucap bi Rohmah dengan wajah tertunduk.
"tidak apa-apa bi, santai saja. Sekarang bibi makan saja dulu habis itu bagikan makanan nya terus kalau masih ada sisa bibi bisa bawa pulang kerumah untuk keluarganya".
Mata bi Rohmah langsung berkaca-kaca melihat bagaimana baiknya majikannya, baru kali ini dia mendapatkan majikan yang sangat baik dan penuh perhatian seperti Ayumi.
"terimakasih banyak non, bibi benar-benar terharu dengan kebaikan non Ayumi". Ujarnya dengan air mata yang mulai merembes.
"ih bibi kok nangis, sudah yah bibi makan saja dulu soalnya aku mau keluar ada urusan sedikit". Pinta Ayumi langsung diangguki oleh bi Rohmah.
setelah berpamitan pada bi Rohmah, kini mobilnya kembali melaju keluar dari pekarangan rumahnya, tujuannya kali ini untuk ke butiknya sekalian ingin mampir ke salon ibu Wulan.
Tak membutuhkan waktu lama akhirnya Ayumi sudah sampai didepan butiknya, sekarang dia bukan hanya menjual pakaian muslim gamis melainkan berbagai macam muslim lainnya yang berbentuk celana pun juga ada disana.
"apa jadwal ku hari ini dinda ?". Tanya Ayumi ketika sudah masuk dalam butik.
"sebentar lagi ada pertemuan dengan klien Bu, mereka ingin memesan baju untuk satu keluarga dan desainnya juga berasal dari mereka". Jawab Dinda melihat tablet ditangannya.
"baiklah, jika kliennya sudah datang tolong panggil saya di ruangan yah". Dinda mengangguk kemudian Ayumi beranjak dari sana. Tapi wanita itu sempat menatap sekeliling ternyata butiknya hari ini sedikit ramai.
***
Sudah jam sembilan lewat ternyata klien nya belum datang juga, dia juga harus menjemput Dania Karena sebentar lagi anak nya akan pulang sekolah.
Ayumi segera keluar dari ruangannya berjalan menuju ke arah Dinda.
"apa mereka belum datang juga Dinda ?". Tanya Ayumi yang melihat pergelangan tangannya.
Pasalnya perjanjian mereka adalah jam setengah sembilan tapi sudah hampir jam sepuluh klien nya belum menampakkan batang hidungnya sama sekali.
"belum Bu, saya juga sudah menghubungi nya tapi tidak diangkat sama sekali". Jawab Dinda merasa tak enak hati.
Ayumi menghela nafas berat. "kalau begitu saya jemput anak saya dulu yah, jika mereka datang suruh saja tunggu saya diruangan tempat mengukur". Ujar Ayumi kemudian beranjak dari sana karena dia sudah sangat terlambat untuk menjemput Dania ke sekolahnya.
dengan kecepatan tinggi, wanita itu menancapkan pedal gas mobilnya, takutnya Dania sudah menunggu sejak tadi.
Hanya beberapa menit saja akhirnya dia sampai, dia dapat melihat Dania yang tengah berdiri didalam gerbang bersama satpam sekolahnya.
"Dania...". Teriak Ayumi ketika keluar dari mobil, Dania yang nampak murung sejak tdi langsung tersenyum riang melihat ibunya.
"mama..". Dania segera berlari menuju ke Ayumi.
"mama kok lama sih, dari tadi loh Dania tungguin". Protesnya dengan wajah cemberut.
Ayumi mencubit gemas pipi gembul anaknya. "maafin mama yah sayang, tadi mama ada urusan sedikit". Jawab Ayumi mencium pucuk kepala anaknya.
"iya deh, tapi mama harus belikan Dania ice cream yah. Kalau nggak Dania ngambek deh".
wanita itu terkekeh melihat tingkah anaknya yang sudah pintar merajuk. "iya deh, tapi dua saja yah nggak boleh banyak-banyak nanti gigi Dania rusak". Bujuk Ayumi langsung diangguki oleh Dania dengan senyum gembira.
Akhirnya mobil mereka melaju ketempat ice cream, Dania langsung memilih yang mana kesukaan nya setelahnya mereka langsung balik ke butik lagi.
"Dania keruangan mama saja dulu yah sayang, soalnya mama ada kerjaan sedikit". bujuk nya langsung dituruti oleh anak empat tahun lebih itu.
"apa mereka sudah datang Dinda ?". tanya ayumi ketika sudah tidak melihat lagi Dania.
"sudah Bu, saat ini mereka sedang menunggu ibu diruang pengukuran". Jawab Dinda.
"tolong temani dulu Dania yah, biar saya yang mengurus ini dulu". pintanya langsung dilaksakan oleh Dinda.
Ayumi berjalan menuju keruang itu, saat membuka pintu dia dapat melihat sudah ada lima orang yang sedang duduk menunggunya dua wanita yang jauh berbeda usianya dan juga dua orang pria juga yang jauh berbeda dalam segi usia.
"maaf membuat kalian menunggu". ucap Ayumi dengan sopan.
Semua orang menatap kearah Ayumi, wanita paru baya itu langsung menghampiri nya dengan senyum lembut terpancar dibibirnya.
"tidak apa-apa nona Ayumi, seharusnya saya yang minta maaf karena mangkir dengan jadwal perjanjian kita". Balas wanita paru baya itu yang bernama Andita.
Ayumi hanya tersenyum menanggapi, tapi dia dapat melihat tatapan tajam dari pria yang berbadan kekar dengan tinggi semampai.
"lain kali jika tidak berniat untuk membuka butik jangan pernah terlambat. Kami bisa mencari butik lain yang lebih disiplin waktu nya". Ucap pria itu dengan tatapan tajamnya.
Bersambung...
gays jangan lupa di komen juga yah, biar author lebih semangat lagi, tolong berikan kritikan yang membangun.
Jangan lupa juga like nya dan share nya serta dikasih bintang lima jika suka dengan cerita author.
Dukungan kalian sangat berharga bagi author ❤️