Spin off DELMAR
Gadis baik-baik, bertemu dengan badboy sekolah. Sepuluh kali putus, sepuluh kali juga balikan. Seperti itulah hubungan cinta antara Naomi dan Aiden. Perbedaan diantara mereka sangar besar, akankah cinta mampu mempersatukan mereka?
"Naomi hanya milik Aiden. Tidak ada yang boleh miliki Naomi selain Aiden. Janji," Aiden mengangkat kelingkingnya.
"Janji." Tanpa fikir panjang, Naomi menautkan kelingkingnya pada kelingking Aiden.
Janji gila itu, membuat Naomi selalu gagal move on.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TAMU
"Siapa Ai?" teriak Naomi sambil berjalan menyusuk Aiden ke depan. Dia harap kali ini bukan polisi yang datang seperti saat itu.
"Nyari siapa ya, Tante?" Aiden kembali bertanya karena wanita yang berdiri di depan pintu apartemennya itu tak kunjung menjawab.
"Ada apa, Ai?" tanya Naomi yang sekarang sudah berada dibelakang Aiden.
Aiden mengedikkan bahu. "Gak tahu, Yang. Aku gak kenal sama tante ini. Salah alamat kali."
"Maaf, Tante, nyari siapa ya?" Naomi ikut bertanya.
"Saya ibunya Sasa, Salsabilla Aurin."
Deg
Seketika jantung Aiden seperti berhenti berdetak, mendengar nama Salsabilla Aurin, dia seperti tersambar petir disiang bolong.
Sepertinya bukan hanya Aiden saja, Naomi juga mendadak gelisah mendengar nama Sasa. Untuk apa ibunya Sasa datang kemari?
"Silakan masuk tante." Bukan Aiden yang mempersilakan, melainkan Naomi, cowok itu masih bergeming di tempat, seperti orang ling lung.
"Silakan duduk," ujar Naomi saat perempuan paruh baya itu sudah masuk kedalam apartemen Aiden.
"Tidak perlu, saya tidak akan lama." Wanita itu menatap Aiden penuh arti. "Kamu yang bernama Aiden?" tanyanya kemudian. Dia pernah melihat foto Aiden yang ada di kamar Sasa. Dan alamat ini, dia mendapatkan dari Miko.
Aiden hanya diam, lidahnya terlalu kelu hanya untuk mengucapkan kata iya.
"Kamu pasti tahu apa tujuan saya datang," lanjut Mama Sasa. "Tiga hari lagi, saya tunggu di kantor polisi tempat Sasa ditahan.*
"Saya tidak akan datang," jawab Aiden tanpa berfikir. Meski belum dijelaskan apa tujuannya menyuruh datang, dia seperti bisa tahu.
Naomi kebingungan, dia tak paham apa yang dua orang itu bicarakan. Yang dia tahu, Sasa hamil anak Miko, lalu apa tujuan Ibu Sasa meminta Aiden datang ke kantor polisi.
"Saya tidak sedang memberikan kamu pilihan," ucap Ibu Sasa dengan ekspresi tenang. "Hanya itu yang ingin saya sampaikan. Sampai jumpa tiga hari lagi. Siapkan mahar untuk menikahi Sasa atau siapakan diri kamu untuk menyusul anak saya mendekam di penjara."
Deg
Jantung Naomi seperti berdetak. Telapak tangannya menutup mulutnya yang menganga lebar. Nikah? Jadi, apa ini artinya, Sasa hamil anak Aiden? Tubuhnya limbung, untung saat ini, posisinya dekat dengan dinding, jadi bisa berpegangan pada dinding. "Me, menikah?" ucapnya dengan bibir bergetar.
Aiden menggeleng cepat. Dia lalu memegang kedua bahu Naomi, menatap gadis yang masih sangat syok itu. "Aku gak akan pernah menikah dengan siapapun kecuali kamu."
"Kamu pacarnya?" Mama Sasa sambil menatap Naomi. "Pacar kamu ini telah menghamili anak saya, Sasa. Dia harus tanggung jawab."
Tangis Naomi seketika pecah. Baru saja dia lega karena mengira Sasa hamil anak Miko, tapi ternyata dia salah. Aiden lah ayah dari anak Sasa.
Jantung Naomi seperti dihujam belati yang sangat tajam. Sakit, sakit sekali hingga ke tulang tulang.
"Saya tidak akan pernah menikahi putri anda. Saya tidak mencintainya," Aiden berbalik, menatap Mama Sasa. "Dan perlu anda tahu, kami tak ada hubungan apa-apa."
"Tak ada hubungan apa-apa?" Mama Sasa tersenyum getir. "Lalu kenapa benih kamu sampai ada di rahim Sasa?" teriaknya. Sepertinya tingkat kesabarannya sudah mulai menipis. Hati Ibu mana yang tak sakit saat putrinya hamil di luar nikah, sedang yang menghamili, tak mau tanggung jawab.
"Karena putri anda yang tak tahu malu selalu mengejar-ngejar saya, bahkan menyodorkan tubuhnya secara gratis pada saya."
PLAKKK
Sebuah tamparan mendarat di pipi Aiden. Naomi sampai terjingkat kaget saking kerasanya tamparan yang dilayangkan Mama Sasa.
"Cukup kamu menghina putri saya," Wanita itu tak kuat lagi mendengar anaknya direndahkan. Wajahnya memerah, kedua tangannya mulai mengepal menahan emosi.
"Tapi itulah kenyataannya. Jangan salahkan saya jika dia hamil. Dia begitu karena ulahnya sendiri. Dia bahkan dengan senang hati menjadi partner ranjang saya tanpa ada status apapun. Putri anda itu seorang pelacur."
PLAK.
Sekali lagi tamparan keras mendarat di pipi Aiden.
"Tidak akan ada pelacur jika tak ada pria berengsek," tekan Mama Sasa. Dia tersenyum miring sambil menatap Aiden. "Mungkin benar, putri saya bukan wanita baik-baik, tapi apakah kamu laki-laki baik-baik?" dia mendorong dada Aiden dengan telunjuknya. "Jangan mengatakan orang lain buruk jika dirimu tak lebih baik darinya."
"Kenapa Tante tak minta pertanggung jawaban pada Miko? Miko juga sering tidur dengan Sasa, lalu kenapa musti saya yang tanggung jawab?" seru Aiden.
"Tapi yang dikandung Sasa anak kamu, bukan anak Miko."
"Tapi dua orang yang meniduri putri anda. Sangat tidak adil jika hanya saya yang dimintai pertanggungjawaban."
Naomi hanya mendengarkan perdebatan itu sambil menangis dan memegangi dadanya yang sakit. Dia tak tahu harus berbuat apa. Kenyataan ini terlalu menyakitkan untuknya.
"Kalau kamu tidak mau menikahi Sasa. Saya akan laporkan kamu ke polisi. Dan siap siap mendekam dipenjara," ancam wanita itu.
"Saya lebih baik mendekam di penjara dari pada harus menikah dengan Sasa." Aiden memang sangatlah keras kelapa.
Ibunda Sasa menangis mendengar ucapan lantang Aiden. Dia bingung memikirkan nasib putrinya. Putri itu kurang kasih sayang karena dia sibuk dengan keluarga barunya. Seperti apapun Sasa saat ini, dia tetap putrinya, dia dia ikut tanggung jawab dengan perilaku Sasa.
"Apakah kamu tak punya hati nurani?" Saat ini, Mama Sasa tak lagi berteriak, dia lebih pada mengiba. "Apakah hati kamu tak tersentuh sedikitpun melihat apa yang menimpa Sasa saat ini? Sasa di penjara," tangisnya makin pecah. "Apa yang mendorong Sasa sampai menusuk Laura, itu juga karena kamu. Karena kamu tak mau tanggang jawab, jadi dia meminta Miko bertanggung jawab." Sasa menusuk Laura karena gadis itu hamil anak Miko karena kekhilafan satu malam. Dia tak mau Miko menikah Laura, jadinya dia ingin melenyapkan sahabatnya itu.
"Baiklah kalau kamu tetap tak nay mau tanggung jawab. Saya akan laporkan kamu ke polisi." Mama Sasa menghapus air matanya lalu berjalan menuju pintu.
"Tunggu tante!" Naomi menyusul Mama Sasa yang sudah ada di dekat pintu. "Aiden akan tanggung jawab, jangan laporkan dia kepolisi. Dia akan datang untuk menikah dengan Sasa tiga hari lagi."
jadi nom nom
bagus aku suka, ditunggu karya barunya tor👍