Farrel adalah seorang playboy kelas kakap, sudah banyak wanita yang dia kencani dari berbagai macam profesi. Baginya wanita hanya mainan saja, yang akan dia tinggalkan setelah merasa bosan. Tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya jatuh cinta.
Dia adalah seorang pria dengan sejuta pesona. Siapapun wanita yang melihatnya akan terpesona dengan ketampanannya, apalagi dia adalah seorang pengusaha yang kaya raya.
Namun, malam itu dia salah masuk ke dalam kamar hotel membuat dia melakukan kesalahan fatal dengan seorang wanita yang tidak dia kenali. Wanita itu meletakkan sebuah cek senilai seratus juta di atas meja, agar Farrel tutup mulut.
Farrel sangat terkejut ketika mengetahui kenyataan bahwa wanita itu ternyata adalah istri dari saudara sepupunya. Apakah dia harus bertanggung jawab karena telah merenggut kesuciannya ataukah mencari wanita lain sebagai tambatan hati? Padahal ada banyak wanita yang mengharapkan cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Walaupun sebenarnya aku tidak rela. Tapi ini semua demi masa depan kita, asalkan kamu jangan melakukannya dengan cinta, dan cukup melakukannya satu kali saja. Yang penting dia hamil. Setelah kamu mendapatkan warisan, kamu ceraikan dia dan biarkan anak kalian ikut Renata. Barulah kita menikah," ucap Tania dengan nada sedih. Sebenarnya memang dia tidak rela jika Edho harus tidur dengan Renata, tapi demi Edho mendapatkan warisan, dia terpaksa harus merelakannya. Demi masa depan dia bersama dengan Edho.
"Kamu serius, sayang?" Edho sungguh tidak percaya, sang kekasih mengizinkan dia untuk bercinta dengan istrinya.
"Iya, sayang. Tapi ingat ya hanya satu kali!" Tania memperingatkan Edho, agar melakukannya tidak lebih dari satu kali.
Edho pun memeluk Tania, "Iya, aku janji aku hanya akan satu kali melakukannya. Tapi kamu yakin tidak apa-apa jika aku tidur dengan Renata?"
Tania mengangguk pelan, "Iya, aku tidak apa-apa. Ini semua demi masa depan kamu, aku rela mengorbankan perasaan aku."
Setelah berkata seperti itu, Tania pun mencium bibir Edho. Mereka berciuman dengan mesra, semakin lama ciuman mereka semakin panas, kemudian mereka sama-sama melepaskan pakaian masing-masing, dan mereka bercinta di sofa.
...****************...
Setelah puas bercinta dengan Tania, Edho menemui kedua sahabatnya di tempat billiard. Dia mengerutkan keningnya ketika melihat ada tiga panggilan tidak terjawab dari Renata.
"Untuk apa dia menelpon aku?" gumamnya pada dirinya sendiri. Dia ingin menelpon Renata balik, tapi dia mengurungkan niatnya, takut Renata kegeeran.
"Kenapa, Do?" tanya Dean yang tidak sengaja mendengar gumaman Edho. Setelah berkata seperti itu, Dean fokus menyodokkan bola billiard dengan tongkatnya hingga bola itu masuk ke dalam lubang.
Edho pun menceritakan masalah yang dialaminya kepada Dean dan Soni, "Gue akan diberikan warisan oleh bokap gue, tapi dengan syarat gue harus memiliki anak dari Renata. Lu berdua bayangkan saja, gue yang dari dulu selalu hidup enak, tiba-tiba menikah dengan wanita miskin kayak Renata. Siapa yang tidak jijik membayangkan aku harus tidur dengan wanita miskin itu?"
Soni menyanggah perkataan Edho, "Lu kuat banget, Dho. Ini sudah satu tahun lho bini lu dianggurin. Lu gak takut didahului orang?"
Edho pun tertawa kecil, "Emang ada yang mau sama dia?"
Kini Dean yang menjawab pertanyaan dari Edho. "Sebenarnya gue ingin berkata jujur sama lu. Bini lu tuh cantik banget bro, penampilannya juga oke. Kalau gue jadi lu mending gue embat dua-duanya. Sorenya sama Tania, malamnya sama Renata."
Edho hanya menghela nafas, dia tidak menanggapi perkataan Dean.
Kini giliran Soni yang berkata kembali, "Tapi kalau seandainya gue disuruh memilih antara Tania dan Renata. Gue memilih Renata. Udah cantik, baik, pintar, perhatian, dan enak dipandang. Apalagi yang kurang dari Renata?"
Dean pun tertawa kecil, "Nah iya bro. Kalau si Edho menceraikan Renata, gue siap nampung jandanya."
Soni ikut tertawa, "Yo'i bro. Apalagi kalau masih perawan. Wah mantap itu."
Dean berkata kembali, "Ya iyalah, kita biasanya bermain dengan wanita yang sudah tidak perawan."
Edho masih di dalam diamnya, apakah mungkin karena Renata berasal dari keluarga tidak mampu membuat Edho selalu memandangi Renata dengan tatapan jijik. Padahal kalau dipikir-pikir, Renata memang seorang wanita yang sangat cantik dan penampilannya menarik.
Sementara itu Tania, seperti biasanya, malam ini dia datang ke kamar hotel yang sudah dijanjikan. Dia harus melayani Pak Rangga kembali. Walaupun sebenarnya dia sangat terpaksa melakukannya, ini semua demi karirnya.