Kinan ibu muda berumur dua puluh enam tahun harus terjebak pada hubungan terlarang dengan seorang laki- laki karena keadaan ekonomi keluarganya yang sedang kacau. Dia terpaksa meminjam uang untuk biaya operasi sang anak dengan imbalan menyerahkan tubuhnya pada laki- laki tersebut karena dia tidak mampu mengembalikan uangnya. Sedangkan sang suami yang sejak dua tahun kena PHK harus kerja serabutan tiba- tiba menghilang entah ke mana. Mampukah Kinan menjalani hari- harinya seorang diri di tengah permasalahan yang tiada habisnya...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Mengenaskan
"Ujang... malam ini kok sepi banget ya, udah gitu dingin banget lagi..." ucap Yanto.
Malam ini Ujang dan Yanto kebagian ronda malam keliling kampung. Ada lima orang yang kebagian ronda malam ini, tiga temannya jaga di pos ronda, sedangkan Ujang dan Yanto kebagian keliling kampung. Nanti dua jam lagi mereka pun bergantian jaga di pos sedangkan ketiga temannya yang keliling.
"Ini kan malam jumat To, jadi warga pada tidur lebih awal buat olah raga malam...." jawab Ujang.
"Ah sial amat ya kita, kebagian ronda malam jumat. Kita jadi nggak bisa ikutan olah raga malam. Bini kita dianggurin di rumah...." ucap Yanto.
"Halah besok pagi kan bisa, pulang ronda lansung tancap gas sebelum tidur..." jawab Ujang.
"Hah, mana bisa... istriku kan jualan ,dia harus bangun pagi- pagi sekali, mana bisa olah raga pagi. Yang ada saya kena semprot..."
"Tolonggggg... Sakittttt..." terdengar sayup- sayup teriakan dari kejauhan.
"Ujang, kamu dengar nggak...?" tanya Yanto.
"Dengar apa...?"sahut Ujang.
"Seperti ada yang berteriak..."
"Ah, kamu salah dengar kali. Di tempat sepi begini mana ada orang teriak...."
"Aaakhhhhkkkk... Sakiiitttt.. Hentikannn... tolongggg...." terdengar lagi teriakan.
"Tuh kan, kamu dengar nggak Jang...?" Tanya Yanto.
"Iya To, sepertinya teriakan itu dari arah gedung kosong itu deh To...."
"Iya, jangan- jangan suara kuntilanak Jang..."
"Jangan ngaco kamu To, mana ada kuntilanak di jaman sekarang. Apa jangan- jangan ada yang berbuat mesum di sana ya To...?" tanya Ujang.
"Ah mana mungkin, itu kan gedung sudah lama kosong, di dalamnya kotor dan juga berdebu, kalau berbuat mesum di dalam sana bukannya enak malah badannya pada gatel- gatel..." jawab Yanto.
"Lagian jaman sekarang orang mesum udah nggak di tempat kayak gitu Jang, mereka lebih memilih sewa hotel yang ada ac nya , kasurnya empuk, kan enak...." sambung Yanto.
"Ah sok tahu kamu..."
"Yee nggak percaya..."
Lagi- lagi suara itu terdengar di telinga keduanya. Suara itu pun semakin jelas karena Ujang dan Yanto terus berjalan mendekati gedung kosong tersebut.
"Ini nggak salah lagi To, pasti sedang terjadi sesuatu di dalam sana ...'' ucap Ujang.
"Ya udah kita ke samperin ke dalam yuk..."
"Tapi saya takut Jang, kita panggil dulu teman kita di pos. Kita lihat rame- rame ke dalam..." ucap Yanto.
"Ya sudah sana kamu telpon mereka. Tapi kita masuk ke dalam duluan ,kalau menunggu mereka datang ke sini bisa- bisa mereka yang ada di dalam gedung keburu kabur..." ucap Ujang.
Yanto lalu menelpon temannya yang ada di pos untuk segera menyusul ke gedung kosong itu.
Yanto dan Ujang perlahan masuk ke gedung itu. Mereka menyorotkan senternya ke dalam untuk mengetahui apa yang terjadi di dalam sana.
"Hei...! Apa yang kamu lakukan...!" teriak Yanto begitu melihat seorang laki- laki setengah t*lanj*ng yang sedang bergerak aktif di atas tubuh seorang wanita yang terus menjerit pilu karena kesakitan.
Wandi pun kaget lalu buru - buru menghentikan aktifitasnya kemudian segera memakai celana dalamnya dan tidak sempat memakai celana panjangnya .
"Sial...! lagi tanggung malah ada yang datang... !" ucap Wandi kesal karena tidak dapat menuntaskan hasratnya yang sedang begitu menggebu.
Wandi panik lalu berlari keluar gedung menerobos Yanto dan Ujang.
"Hei jangan lari kamu...!" teriak Yanto dan ujang mencoba mengejar Wandi.
Sementara itu di sebuah mobil ada bu Rahmi bersama dengan Rahmadi, Susi sang menantu dan juga cucunya sedang berada di perjalanan dari Bogor menuju rumahnya.
"Bu, kalau ibu ngantuk tidur saja..." ucap Rahmadi yang fokus menyetir.
"Nggak ah sebentar lagi juga sampai. Lagian ibu nggak ngantuk sama sekali. Tadi sebelum pulang kan ibu sudah tidur ..." jawab bu Rahmi yang duduk di jok belakang kemudi.
Sementara Susi istri Rahmadi ada di jok samping Rahmadi sedang tertidur pulas sambil memangku sang anak yang berusia dua tahun.
Sampai di dekat gedung kosong Rahmadi memelankan laju mobilnya karena di depan sana terlihat rame banyak orang berkumpul.
"Bu, kok depan sana rame orang sih, ada apa ya...?" tanya Rahmadi.
"Iya ya,,, coba tanya ke mereka, jangan- jangan ada maling yang ketangkap warga..." sahut bu Rahmi.
Rahmadi pun menurukan kaca mobilnya dan menghentikan laju mobilnya.
"Bang ini ada apa rame- rame...?" tanya Rahmadi kepada salah satu warga.
"Itu bang, ada seorang laki- laki abis digebukin warga..." jawab laki- laki sekitar berusia dua puluh lima tahun tersebut.
"Digebukin kenapa bang..? Apa dia maling...?"
"Bukan bang, dia memp*rk*sa perempuan di dalam gedung kosong itu..." jawab lelaki itu sambil menunjuk arah gedung kosong.
" Asstagfirullohalazim...Ya Alloh..." ucap Rahmadi dan juga bu Rahmi kaget.
" Siapa yang dip*rk*sa bang, apa ada yang mengenalinya...?" tanya Rahmadi.
"Saya kurang tahu bang, dengar- dengar sih salah satu warga Kebun Duku. Kalau yang memp*rk*s* si Wandi Warga Kampung Duri..."
"Apa ...? warga Kebun Duku..? Saya juga warga Kebun Duku bang..." jawab Rahmadi.
"Ya udah bang, coba abang lihat, kali aja abang kenal sama perempuan itu. Kasihan dia bang pingsan, berdarah- darah. Udah panggil ambulan sama polisi sih tapi belum datang..." ucap laki- laki itu.
Rahmadi segera membuka pintu mobilnya hendak turun melihat siapa korban p*m*rkos*an tersebut.
"Rahmadi, tunggu, ibu ikut..." ucap bu Rahmi ikut turun dari mobil karena penasaran siapa perempuan malang itu.
Rahmadi dan bu Rahmi pun berjalan di antara orang- orang yang sedang berkumpul di sana. Di tengah- tengah mereka ada seorang perempuan tergeletak dengan sangat mengenaskan. Baju yang dia kenakan sudah sobek dan semua kancingnya terlepas, sedangkan pakaian bagian bawah sudah terlepas dan tempatnya. Kemudian diletakkan untuk menutupi bagian sensitifnya yang penuh darah segar yang mengalir dari sana.
Semantara tak jauh dari sana, Wandi yang sudah tertangkap sudah babak belur karena dipukuli oleh warga.
Bu Rahmi dan Rahmadi perlahan mendekati perempuan itu dan betapa terkejutnya mereka setelah tahu bahwa perempuan malang itu adalah Kinan.
"Kinan....! mba Kinan...!" seru bu Rahmi dan Rahmadi yang begitu kaget melihat apa yang dia lihat di depan matanya.
"Kalian mengenal perempuan ini...?" tanya pak Rt.
"Iya pak kami kenal , dia ini tetangga saya..." ucap bu Rahmi sambil menangis tidak tega melihat keadaan Kinan yang begitu mengenaskan.
"Pak Tolong bawa Kinan ke rumah sakit.." ucap Rahmadi.
"Iya mas sabar kami sudah menelpon ambulance , sebentar lagi juga datang..." jawab pak Rt.
Benar saja beberapa detik kemudian terdengar suara sirine ambulance dan mobil polisi. Beberapa petugas dari rumah sakit mengangkat tubuh Kinan dan memasukkan ke dalam mobil ambulance. Bu Rahmi pun ikut naik ke ambulan tersebut untuk menemani Kinan. Sementara Rahmadi akan mengantar anak dan istrinya pulang ke rumah terlebih dahulu baru dia akan menyusul sang ibu dan Kinan ke rumah sakit.
Sementara itu polisi segera memasangkan borgol di kedua tangan Wandi dan menggiringnya masuk ke dalam mobil polisi dan membawanya ke kantor polisi. Tak lupa Ujang dan Yanto pun ikut dibawa ke kantor polisi untuk menjadi saksi.
Dengan cepat mobil ambulance membawa Kinan ke rumah sakit. Bu Rahmi pun menangis di samping Kinan tak tega melihat keadaan Kinan yang sudah dia anggap seperti anak kandungnya sendiri.
"Ya alloh kenapa Kinan harus mengalami semua ini..hik..hikkk..." sambil mengusap kepala Kinan. Sementara Kinan sudah dipakaikan alat bantu nafas.
Dua puluh menit kemudian mobil ambulance pun tiba di rumah sakit. Kinan segera dibawa masuk ke ruang gawat darurat untuk segera ditangani oleh dokter.
Bu Rahmi begitu terlihat sangat cemas mondar- mandir di depan IGD sambil tak berhenti berdoa semoga Kinan akan baik- baik saja.Tak lama keluarlah seorang perawat dari ruangan tersebut.
"Suster bagaimana keadaan Kinan..?" tanya bu Rahmi khawatir.
"Pasien kehilangan banyak darah bu, saya mau ambil stok darah..." jawab perawat tersebut lalu lari menuju ke ruang stok darah.
Tak lama perawat itu kembali masuk ke dalam ruang IGD dengan membawa dua kantong darah di tangannya. Dan beberapa waktu kemudian Rahmadi pun datang menyusul sang ibu.
"Bu, bagaimana keadaan mba Kinan...?" tanya Rahmadi yang baru saja sampai.
"Ibu juga nggak tahu Di, tadi kata suster , Kinan kehilangan banyak darah. Dia membawa beberapa kantong darah..." jawab bu Rahmi.
Rahmadi pun menggelengkan kepalanya. Dia merasa kasihan dengan Kinan yang sudah dia anggap seperti kakak sendiri.Tak berapa lama dokter pun keluar dari ruang IGD.
"Keluarga bu Kinan...?" tanya dokter.
"Iya saya dok.." jawab bu Rahmi.
"Bagaimana keadaan Kinan dok..?" tanya bu Rahmi.
"Apa anda orang tua dari ibu Kinan...?"
"I..iya dok..."
"Ibu Kinan mengalami pendarahan hebat. Dan maaf saya tidak bisa menyelamatkan bayi dalam kandungannya. Dia mengalami keguguran...." ucap dokter.
"A..apa dok...? Kinan keguguran..?" tanya bu Rahmi dan Rahmadi kaget karena mereka sama sekali kalau Kinan sedang hamil.
"Iya bu, usia kandungan anak ibu sudah dua belas minggu. Karena pendarahan yang hebat itu bu Kinan banyak kehilangan darah. Silahkan jika ibu atau bapak mempunyai golongan darah A, mohon keikhlasannya untuk mendonorkan darahnya untuk bu Kinan. Karena stok golongan darah A di rumah sakit ini sedang menipis...." ucap dokter.
"I..iya dok..."
"Tapi Kinan bisa diselamatkan kan dok..?"
"Berdoa saja bu, karena sekarang ini ibu Kinan keadaanya sangat Kritis..." jawab Dokter.
"Ya Alloh Kinan..." bu Rahmi menangis.
Bersambung...
🥰🌺 Selamat membaca , ditunggu komennya ya... 🥰🌺
wajar kalau Rangga masih ragu... karena masa lalunya Kinan pernah jadi wanita nggak bener.
trus Kinan nggak punya saksi juga. sedangkan seluruh warga percaya sama pak RT... jadi serba salah.. kalau Rangga bela Kinan juga malah dimusuhi orang sekampung entarnya.
emang baiknya nikah sama orang lain. karena Rangga masih kepikiran masa lalu... masih belum bisa melupakan ..
Kinan mending juga cepat nikah... karena kalau dikampung jadi janda tu serba salah...
maaf ya kk, karena aku benar-benar nggak suka sama istri yang berselingkuh. apa lagi sampai hamil dari hasil selingkuhannya...