Nadira, gadis yang harus menerima perjodohan dari kedua orang tuanya. Ia harus menerima perjodohan ini, karena perjanjian kedua orang tuanya dulu sewaktu mereka masih sama sama duduk di bangku kuliah. Bagaimna nasib pernikahan tanpa cinta yang akan di jalani Nadira?? Apakah akan ada benih cinta hadir? Atau Nadira memilih mundur dari pernikahan karena perjodohan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 04
Alby telah duduk di meja makan, saat Nadira akan melayani nya, Alby menolak.
" Aku bisa mengambilnya sendiri."
Entah mengapa, perkataan Alby sangat menusuk hati Dira. Saat ini mereka makan tanpa ada yang bersuara. Hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar. Selesai makan, Alby kembali naik ke kamarnya. Dira membersihkan piring dan meja lalu segera menuju kamarnya. Kamar yang hanya bersebelahan dengan kamar Alby.
Nadira merebahkan badannya, menatap langit-langit kamar. Memikirkan bagaimna nasib pernikahannya ke depan. Pernikahan hasil perjodohan.
...****************...
Tak terasa waktu telah berlalu, pernikahan antara Nadira dan Alby sudah memasuki bulan ke tiga. Tak ada yang berubah, Alby masih dengan sikap dinginnya. Nadira pun sudah terbiasa akan hal itu. Mereka seperti dua orang asing yang hidup dalam satu atap.
Malam ini, setelah makan malam, Alby mengajak Nadira untuk berbicara.
" Aku akan menikahi Shifa. "
Perkataan dari Alby, sukses membuat Nadira terkejut. Di pernikahan yang masih seumur jagung Nadira harus menerima dirinya di madu.
" Dengan atau tanpa restu darimu, aku akan menikahinya. "
Alby berkata tanpa memikirkan perasaan Nadira.
" Menikahlah, aku tak akan menghalangi. Tapi bagaimana dengan orang tua kita? "
Nadira memikirkan bagaimana nanti, kalau orang tua mereka tahu, bahwa Alby menikah lagi.
" Aku yang akan mengurus nya nanti. Yang terpenting kamu jangan mengatakan apapun pada mereka. Termasuk kepada orang tuamu. "
Alby berkata sambil berlalu meninggalkan Nadira sendiri di ruang keluarga. Tak terasa air mata Nadira menetes, memikirkan nasib pernikahan ini. Nadira meyakini, bahwa dirinya akan terlempar dari kehidupan Alby.
Waktu menunjukan pukul 9 malam, namun Alby belum juga pulang. Nadira hanya menunggunya di dalam kamar. Ya kamar Nadira, bukan kamar mereka. Bahkan sampai saat ini pun, Alby sama sekali belum menyentuhnya.
Suara mobil memasuki pekarangan rumah, membuat Nadira mengehentikan kegiatannya. Nadira yang masih saja merekap permintaan pelanggan, terhenti melakukan pekerjaan nya. Ia menyingkap sedikit gorden di jendela kamarnya. Melihat Alby memasuki rumah dalam keadaan kacau, membuat Nadira mengerutkan kening.
Nadira pun bergegas menuruni anak tangga, dan melihat kondisi Alby.
" Kamu kenapa Mas? "
Nadira bertanya karena selama menikah dengan Alby, dia tak pernah melihat Alby sekacau ini.
" Ini semua salah kamu, kalau kamu tidak menerima perjodohan ini, saat ini aku sudah bahagia hidup dengan kekasihku. Aku akan bahagia sekarang."
Alby berkata dengan emosi yang memuncak, dan mencengkram kedua lengan Nadira.
" Ini kan mau kamu, hah? membuat hidupku menderita? iya kan? jawab? ."
Alby berkata dengan terus mengguncang tubuh Nadira, membuat Nadira ketakutan dan menangis, melihat hal itu, bukannya membuat Alby iba, malah membuat Alby melemparkan tubuh Nadira ke arah sofa. Lalu meninggalkan Nadira begitu saja. Nadira yang ketakutan hanya bisa menangis. Dan berlari menuju kamar nya.
Pagi ini, Nadira tetap menyediakan sarapan dan kopi seperti biasa untuk Alby. Yang berbeda hanya, kali ini Nadira tak ikut sarapan bersama. Ia memilih untuk pergi lebih pagi ke ruko. Ia tak ingin bertemu dengan Alby saat ini. Sikap Alby malam tadi telah membuat Nadira terluka. Sesampainya di ruko, Nadira langsung menuju ruangannya. Ia meratapi nasib nya dan sikap Alby malam tadi. Disini bukan cuma Alby yang menjadi korban, tapi dirinya juga. Namun mengapa Alby merasa bahwa hanya dirinya lah yang menjadi korban.
salam kenal yah 🙏 🌹