Devina Putri Ananta berusaha menata hati dan hidupnya setelah bercerai dari suaminya, Arthur Ravasya Barnett. Perceraian yang terjadi lima tahun yang lalu, masih menyisakan trauma mendalam untuknya. Bukan hanya hati yang sakit, namun juga fisiknya. Terlebih ia diceraikan dalam keadaan hamil.
Devina dituduh berselingkuh dengan adik iparnya sendiri. Akibat kejadian malam itu, saudari kembar Devina yakni Disya Putri Ananta harus meninggal dunia.
"Menikahlah dengan suamiku, Kak. Jika bersama Kak Arthur, kakak enggak bahagia dan terus terluka. Maafkan aku yang tak tahu jika dulu Kak Reno dan kakak saling mencintai," ucap Disya sebelum berpulang pada Sang Pencipta.
Bayang-bayang mantan suami kini kembali hadir di kehidupan Devina setelah lima tahun berlalu. Arthur masih sangat mencintai Devina dan berharap rujuk dengan mantan istrinya itu.
Rujuk atau Turun Ranjang ?
Simak kisah mereka yang penuh intrik dan air mata 💋
Merupakan bagian dari novel : Sebatas Istri Bayangan🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 - Petaka Itu
BUGH !!
Arthur menghempaskan kakinya yang tengah dipeluk oleh Devina hingga tubuh istrinya itu terjungkal.
"Apa pedulimu !! Bukti ini aku dapat dari siapa atau dari mana, yang pasti aku benar-benar merasa tertipu selama ini. Kamu perhatian dan baik padaku ternyata bukan mencintaiku tapi pria lain. Demi menutupi perselingkuhan kalian berdua. Dasar brengsek !!"
PLAKK !!
PLAKK !!
Beberapa tamparan di pipi Devina kembali melesat dari cap lima jari Arthur. Lalu secepat kilat Arthur melepaskan ikat pinggang yang sebelumnya melingkar di celana yang dipakainya. Kemudian ia cambukkan pada tubuh Devina yang terduduk di lantai.
CETAS !!
"Achh !! Sakit, Mas. Hiks...hiks...hiks..."
Devina hanya mampu menenggelamkan kepalanya di antara kedua lututnya sambil menangis dan menahan rasa sakit yang mendera fisiknya. Punggungnya terkena cambukan ikat pinggang milik sang suami. Ia berusaha sekuat mungkin melindungi perutnya. Devina tak ingin calon bayi mereka disakiti oleh Arthur.
"Sakit? Lantas gimana perasaanku dan juga Disya saat kami melihat perselingkuhan kalian berdua di hotel waktu itu, hah !!" bentak Arthur dan semakin terus memba_bi buta mencambuki Devina.
☘️☘️
Malam sebelum kejadian, Jakarta.
Setelah menikah, Reno dan Disya tinggal di Bandung. Mereka sudah memiliki satu orang putri bernama Riri Mahika Wiratama yang baru berumur satu tahun.
Sedangkan Arthur dan Devina tinggal di kediaman pribadi mereka yang berada di Jakarta. Sebab pekerjaan keduanya dominan berpusat di Ibukota. Walaupun terkadang Arthur sering bepergian ke luar Jakarta, untuk urusan bisnisnya.
Devina adalah lulusan kedokteran umum, UGM-Yogyakarta. Setelah lulus kuliah, ia melakukan kursus atau pelatihan khusus untuk mendapatkan sertifikat dan surat izin menjadi dokter kecantikan.
Arthur membuka klinik kecantikan sekaligus usaha skincare yang berpusat di Jakarta Selatan untuk Devina. Arthur memberi nama tempat tersebut yakni DelovA (Devina Love Arthur). Untuk membantu mengembangkan usahanya, Devina mengajak teman sekolahnya bernama Lisa Anastasya.
Arthur tak mempermasalahkannya selama Devina berteman dengan wanita bukan laki-laki. Sebagai suami, Arthur memang membatasi pergaulan sang istri terhadap lawan jenis. Namun Arthur tidak mengekang kehidupan Devina hanya sebagai ibu rumah tangga yang berdiam diri di rumah. Ia membebaskan Devina tetap berkarir selama hal tersebut positif.
Devina tak protes dengan sikap Arthur yang posesif. Sejak kecil Devina memang tipikal orang yang susah bergaul dan introvert alias memiliki pribadi yang tertutup. Devina tak punya banyak teman dekat. Berbeda dengan Disya yang cenderung berkepribadian ceria dan terbuka. Sehingga Disya mudah akrab dengan banyak orang ketimbang Devina.
"Mas ke Semarang berapa hari?" tanya Devina saat memasukkan baju Arthur ke dalam koper. Dikarenakan besok pagi suaminya itu akan ada urusan bisnis keluar kota.
"Cuma dua hari saja kok, Yank. Kenapa? Kangen ya," goda Arthur yang terus menempel di belakang tubuh Devina. Bahkan ia menciumi leher jenjang nan mulus istrinya tersebut.
"Enggak, cuma tanya saja. Kalau ada yang tanya, kan aku bisa jawab." Devina adalah wanita normal. Sudah pasti tubuhnya akan bereaksi jika terus disentuh secara lembut oleh Arthur seperti sekarang ini.
"Uh, kamu enggak pernah romantis ke aku. Sekali-kali bilang kangen gitu kek. Biar aku seneng," ucap Arthur yang terdengar mulai merajuk.
"Iya, aku kangen. Jangan lama-lama ya Mas," sahut Devina yang memang tak ingin ada pertengkaran berkepanjangan di dalam rumah tangganya.
"Ngomong kangennya lamaaaa dan berat gitu dengernya. Kayak enggak ikhlas dari hati," ujar Arthur yang semakin merajuk.
Ia pun mendadak melepaskan pelukan dari tubuh Devina lalu berjalan naik ke atas ranjang dalam posisi memunggungi. Devina yang melihat tingkah suaminya itu, hanya bisa menghela napas beratnya. Ia pun segera menutup dan mengunci koper milik Arthur yang memang kebetulan semua perlengkapan sudah beres di dalamnya.
Sebagai istri, Devina sangat paham jika Arthur sudah merajuk seperti ini, hanya satu obatnya. Bercinta.
Walaupun dalam hati Devina merasa belum terpatri cinta untuk Arthur, ia tetap menjalankan semua kewajibannya sebagai seorang istri yang baik. Menyenangkan Arthur baik urusan isi perut maupun sesuatu di bawah perut. You know what I mean.
Devina perlahan menanggalkan semua kain yang menutup tubuhnya dan hanya menyisakan penutup mahoni kembar miliknya dan lapis legit kesukaan Si Turbo milik Arthur di bawah sana. Lalu ia pun naik ke atas ranjang dan langsung memeluk tubuh suaminya dari arah belakang.
"Maafkan aku. Mas jangan marah. Aku mencintaimu," bisik Devina lembut. Walaupun itu hanya berupa ucapan di bibir, bukan sepenuhnya dari hati Devina. Sebab cinta untuk Reno masih terpatri di dalam sanubarinya.
Arthur merasakan ada benda kenyal yang menubruk punggungnya yang selebar kabupaten. Tubuh Arthur sendiri memiliki postur lebih tinggi daripada Reno. Seketika Arthur berbalik badan dan pupil matanya melebar tatkala melihat sang istri dalam kondisi hampir telan_jang.
"Yank," desis Arthur yang mendadak suaranya berubah parau seakan menahan gejolak gairah usai melihat kemol3kan tubuh Devina yang seputih susu dan tanpa cacat. Sungguh menggoda dan se_xy. Tatapan gairah itu dapat dilihat jelas oleh Devina.
"Biar Si Turbo enggak tantrum di Semarang, yuk bikin adonan. Siapa tahu malam ini Allah jabah doa kita," cicit Devina seraya tersenyum di depan Arthur. Hidung mereka saling bersentuhan dengan deru napas yang sama-sama bisa dirasakan.
"Aamiin..." ucap Arthur mengaminkan doa Devina perihal momongan sebelum memulai acara puncak madu asmara.
Malam itu keduanya larut dalam gairah gelora ranjang yang halal. Berharap benih yang ditabur dapat segera menghasilkan keturunan untuk mereka. Sebab para orang tua sudah tak sabar menanti kehadiran buah hati dari Devina dan Arthur.
Sesuai janji Devina, ia menyenangkan suaminya hingga Arthur terpuaskan. Sebab jika keduanya sedang berjauhan satu sama lain ketika di luar kota maupun luar negeri, untuk mengobati rindu antara suami-istri, V C S langkah yang sepakat diambil oleh keduanya.
Keesokan paginya, Arthur berangkat ke Semarang untuk bertemu klien ditemani ajudan dan sekretarisnya yang berjenis kela_min laki-laki. Senyum di wajahnya terus terpancar. Terlebih semalam baru saja diisi daya sampai penuh oleh istrinya.
☘️☘️
Malam petaka, Jakarta.
Setelah makan malam dengan klien, mendadak ponsel Arthur menerima beberapa pesan yakni file bergambar dari nomor yang tidak dikenalnya. Dirinya sudah berada di dalam kamar hotel bersama ajudan yang tengah merapikan beberapa pakaian Arthur.
Sontak raut kemarahan jelas terlihat di wajah Arthur. Ternyata file tersebut adalah foto Devina dengan Reno yang sedang tidur di atas ranjang yang sama dalam kondisi tanpa busana di sebuah kamar yang diyakininya adalah kamar hotel.
BRAKK !!
"DASAR BRENGSEK !!" pekik Arthur seraya menggebrak meja yang ada di dalam kamar tempatnya menginap.
"Ada apa, Bos?" tanya sang ajudan yang terkejut melihat reaksi Arthur begitu marah.
"Cepat hubungi Anton sama Bejo. Kenapa mereka bisa kecolongan jaga istriku? Dasar enggak becus !!"
"Maaf, Bos. Ini saya baru dapat kabar dari Anton kalau Bejo tadi siang pulang kampung mendadak, ayahnya meninggal. Yang jaga Nyonya cuma Anton. Terus dia bilang barusan, Nyonya mendadak hilang dari pesta. Anton sejak tadi sudah mencarinya tapi belum juga ketemu. Mau lapor ke Bos langsung, tapi dia takut."
"Dasar Go_ blok! Cepat kita pulang ke Jakarta sekarang juga!"
"Siap, Bos."
Sedangkan di Bandung, Disya tengah asyik merapikan kamarnya. Malam ini suaminya akan pulang. Dia berniat memberi kejutan untuk sang suami. Sudah dua hari Reno berada di Jakarta karena ada proyek mengerjakan rumah seorang klien. Reno adalah seorang arsitek.
"Sabar ya, Sayang. Kita nanti berikan kejutan ke Ayah. Setelah Ayah tahu, nanti kita kabari keluarga besar kalau Kak Riri akan punya adik bayi," ucap Disya seraya mengelus lembut perutnya. Ya, Disya tengah hamil anak keduanya yang berusia sekitar tujuh minggu.
Disya baru mengetahui kehamilannya pagi ini dan langsung pergi ke dokter kandungan yang tak jauh dari rumahnya. Tentunya ia sangat senang akan memiliki buah hati kembali. Disya sangat mencintai Reno sejak kecil dan berharap punya banyak anak dengan lelaki yang menjadi suaminya itu.
Kring...kring...kring...
Tiba-tiba ponsel Disya berdering. Tangannya langsung mengambil ponselnya dan melihat di layar ternyata Arthur yang menghubunginya. Disya pikir Reno.
"Tumben Kak Arthur telepon malam begini. Ada apa ya? Apa Kak Devi sakit?" batin Disya yang mendadak cemas. Ia pun segera mengangkat panggilan tersebut.
"Halo Kak,"
Bersambung...
🍁🍁🍁
Tebus semua kesalahanmu dengan membahagiakan mereka
pasti sangat....sangat... mengharukan....