Sebuah kisah fiktif yang menceritakan tentang keserakahan dan ketidakpuasan manusia terhadap apa yang dimilikinya
harta dan kekuasaan adalah tujuan manusia saling bermusuhan dan juga saling bersaing untuk mendapatkan yang terbaik
namun ada hal yang tak pernah disadari luka dan korban dari keserakahan manusia itu sendiri akan kembali dan membawa petaka kepada keluarga maupun diri sendiri
hanya cinta yang mampu meluluhkan segalanya dan membuat perjalanan hidup menjadi makin berarti
cinta yang hadir perlahan akan membawa kebaikan dalam hidup manusia yang tulus mencintai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 6
"shila"
"iya bu, ada yang bisa saya bantu?"
Tatapan tajam dan terlihat tak senang saat melihat shila anak baru yang terlihat akrab dengan daren dan temannya, membuat eca pegawai senior yang memanggil shila
"iya bu eca, ada apa ya?" shila yang merasa sudah menyelesaikan pekerjaannya sebelum istirahat dan juga saat ini masih belum waktunya kembali bekerja
"habis ini buatkan bu fitri es kopi, jangan terlalu manis" ucap eca lalu meninggalkan shila
"baik bu" shila melambaikan tangan pada teman satu timnya untuk kembali ke dapur kantor, jam istirahat hampir selesai dan juga akan segera membuatkan minuman yang diminta seniornya
tak merasa keberatan atau marah shila tetap semangat sepanjang bekerja apapun yang disuruh atasannya selama itu dalam tugasnya, shila tak pernah mengeluh
"permisi bu, ini es kopinya" shila masuk ke ruangan asisten atasannya dan membawa sesuai permintaan
"oh iya, taruh saja dimeja" bu fitri meminta shila agar meletakan kopinya dimeja
"em, shila nanti setelah pulang kerja tolong bantu daren untuk susun belanja bulanan kantor ya, itu hitungannya lembur" ucap bu fitri
"baik bu, maaf ada lagi bu?" shila dengan sopan menanyakan lagi apa ada yang atasannya butuhkan
"sudah itu saja, kamu boleh kembali"
Shila sangat senang baru satu minggu kerja sudah mendapatkan lemburan, shila berjanji akan mentraktir anisa saat gajih pertamanya sudah dia dapatkan nanti
"kak daren, tadi bu fitri bilang kita ada lembur pulang kerja" ucap shila menyampaikan pada daren perihal yang atasannya perintahkan
"lembur? Astaga!" daren sudah tak sanggup
ingin rasanya saat ini pulang dan tidur, lalu merengek pada kakeknya agar menyudahi hukumannya saat ini
"kak, lemburannya lumayan loh. Kita harus semangat dan bersyukur" ucap shila memberikan nasehat pada daren karena mengeluh saat diberikan tambahan pekerjaan yang artinya akan bertambah pundi-pundi dolar yang akan didapat
"hm, iya shil tapi capek" ucap daren tak bisa menolak dengan alasan apapun
"ayo kerja lagi!" ajak shila menarik tangan daren dengan santai karena sejak pelatihan keduanya ada dalam satu tim yang kompak
"iya kerja, ayo!" daren lemas dan malas bahkan untuk memegang ponsel pun tak diperbolehkan selama jam kerja
"duluan ya!"
pamit teman yang tak diberikan lemburan selain daren dan shila setelah jam kerja selesai dan akan digantikan oleh ob dan og shift kedua
"shil udah yuk, pulang juga" ajak daren saat pekerjaannya belum beres
"kakak duduk saja disana pegang ini, lalu coret yang aku sebut ya kak" shila mengambil alih pembongkaran packing barang belanjaan dan juga beberapa kantong kresek besar dan juga kardus
sedangkan daren diminta shila untuk menceklist barang yang sudah dibeli dan disusun sesuai dengan aturan yang sudah ada
"oke!" jawab daren
"nanti aku traktir makan malam karena sudah mempermudah pekerjaanku" ucap daren merasa shila sudah membantunya dan sangat meringankan pekerjaannya
"emang punya uang?" ledek shila disela-sela pekerjaannya
"eits! Anda meremehkan tuan muda ini?" daren tak terima shila mencelanya, mungkin memang tampilannya saat ini tak akan membuat orang lain percaya jika dia anak kedua dari pemilik perusahaan
"jangan mulai deh, ayo kita selesaikan biar bisa pulang" shila melanjutkan pekerjaannya dan ia ingat belum memberitahu anisa jika ada lembur
"kak istirahat sebentar ya, aku telfon temenku dulu" shila menghentikan aktifitasnya dan mengambil ponsel disaku bajunya
"hahahahaha! Hahahahahaha" daren tertawa sangat kencang saat melihat ponsel sila yang masih era ponsel jaman batu
"hei nona manis, kamu tidak bercanda kan?" daren mengambil ponsel dari tangan shila dan memang masih hidup
"kenapa kak?" shila tak tersinggung juga tak merasa malu
Hal itu membuat daren langsung terdiam karena mungkin shila adalah orang yang berbeda "ponselnya bagus, mau tukar sama iph*ne ngga?" daren menawarkan serius pada shila
Mungkin saja memang shila membutuhkan karena yang daren lihat beberapa hari ini, penampilan shila terlihat sangat sederhana namun tetap rapih
"engga kak, ini ponsel keramat" jawab shila
andai itu orang lain pasti akan sangat senang jika dibelikan ponsel baru dan mahal
shila mengabarkan pada anisa jika pulang telat dan jangan menunggunya untuk makan malam, setelahnya shila memasukan ponselnya ke saku dan membereskan sisa pekerjaan yang sudah hampir selesai
"ayo kak pulang!"
Pekerjaan selesai dan shila mengajak daren pulang, sudah hampir jam tujuh malam keduanya keluar kantor
"makan dulu, saya traktir!" ajak daren setengah memaksa karena merasakan perutnya yang juga lapar
"makan apa?" tanya shila yang juga lapar namun tak enak jika makan mahal dan ditraktir oleh daren, teman yang baru dikenalnya ditempat kerja
"nasi goreng mau?" tawar daren melihat beberapa penjual nasi goreng yang banyak dipinggir jalan tak jauh dari kantor dan masih bisa dijangkau berjalan kaki
"boleh, tapi bayar masing-masing ya. Kita kan belum gajian kak!" shila menolak halus karena tak mau membebani semua teman yang dekat dengannya
"no! Kali ini saya traktir kalau gajihan nanti kamu yang gantian traktir gimana?"
"setuju! Ayo makan disana saja!" ucap shila
Keduanya masuk kedalam warung tenda yang menjual beberapa menu termasuk nasi goreng yang diinginkan oleh shila
"kamu dirumah sama siapa?" daren penasaran karena tadi shila mengatakan jika pulang telat pada seseorang, mungkin saja itu adalah saudara atau orang tuanya
"temen" jawab shila singkat
"oh!"
"pak satu lagi bungkus ya!" daren memesan satu nasi goreng lagi untuk dibawa pulang oleh shila
Setelah selesai makan "berapa pak semuanya?" daren bertanya pada penjual
"enam puluh ribu mas"
"pak bisa qris ngga?" tanya daren yang ternyata tak bawa uang tunai
"waduh ngga bisa mas" jawab pedagang yang takut ditipu
"kenapa kak?" shila merasa ada masalah
"em, ini shil saya lupa bawa uang cash" daren malu hanya segitu saja tak bisa bayar dan semua mata tertuju pada daren saat ini dengan tatapan kasihan dan mengejek
"udah pake uang aku aja dulu, ini pak" shila yang akhirnya membayar makanannya karena daren tak bawa uang
"shila maaf ya, besok saya ganti uangnya" daren mengejar shila yang sudah akan pulang
"ngga usah kak, aku masih ada uang kok. Lain kali kakak periksa lagi bawa uang atau tidak takutnya pas sendiri ngga ada yang bisa nolongin" ucap shila tanpa maksud apapun
"iya lain kali bawa uang cash, makasih ya shila" daren melambaikan tangan sebenarnya bukan pada shila namun pada supir yang akan menghampirinya
"iya kak hati-hati ya" shila pulang dan membawa makanan untuk anisa makan di kost nanti