NovelToon NovelToon
Wanita Pengganti

Wanita Pengganti

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Balas Dendam
Popularitas:3.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Asni J Kasim

Rela meninggalkan orang yang dicintai demi keluarga. Dan yang lebih menyakitkannya lagi, mendapatkan suami yang penuh dengan kebencian. Itulah yang dirasakan Allesia. Allesia harus meninggalkan kekasihnya, ia dipaksa menikah dengan tunangan kakaknya, namanya Alfano. Alfano adalah pria yang sangat kejam. Kejamnya Alfano bukan tanpa alasan. Ia memiliki alasan kenapa ia bisa sejahat itu.

Apa yang membuat Alfano kejam dan kehidupan seperti apa yang akan Allesia jalani? Mari simak ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asni J Kasim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 4

Terdengar bunyi dari dalam perut Allesia, menandakan bahwa wanita itu sedang lapar. Dengan tubuh gemetar, dia memberanikan diri untuk meminta makanan.

"Tuan, bolehkah aku meminta sedikit makanan? Aku sangat lapar,"

"Tunggu sebentar," kata Alfano mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang. Selang beberapa menit, terdengat bunyi bel yang menandakan ada orang di depan pintu apartemen.

Dengan santainya, Alfano beranjak ke luar membukakan pintu. Di depan pintu terlihat seorang pria sedang berdiri sambil memegang kresek makanan yang didalamnya berisi kotak makanan. Ia mengambil makanan yang baru saja diantarkan, tak lupa memberi uang pada pria tadi.

Alfano berjalan masuk ke dalam kamar, ia melihat Allesia semakin pucat. Bahkan bibirnya pun tak merah lagi. Alfano duduk di samping Allesia, menatap wajah cantik istrinya.

"Bangun dan makanlah" kata Alfano dengan datar.

Allesia yang tadinya memejamkan mata, berusaha membuka matanya, mencoba untuk sedikit duduk. Tangannya gemetar saat hendak mengambil kotak makanan yang diletakan di atas nakas.

"Aku lapar sekali" gumamnya. Tanpa malu, ia melahap makanan kotak seperti manusia yang tidak makan berhari hari.

"Bolehka aku meminta tambah?" izin Allesia sambil menunjuk satu kotak makanan yang masih berada di dalam kresek.

Alfano mengerutkan dahinya, menatap intens istrinya. "Makan saja,"

Mendengar respon baik suaminya, Allesia meraih kotak makanan lalu kembali melahap makanan yang di dalamnya.

Uhuk.. uhuk... Allesia tersedak makanan. Ia berusaha berdiri. Belum sempat ia ke luar kamar, tubuhnya sudah tersungkur di lantai. Allesia mencoba untuk bangun, berjalan sedikit berlari. Membuka kulkas yang terletak dibagian dapur. "Akhirnya perutku terisi juga," gumamnya.

Di dalam kamar, saat Allesia tersedak, Alfano hanya menatap Allesia dengan senyum menyeringai. "Itu baru awal penderitaanmu. Esok hari, aku akan membuatmu seperti binatang yang kelaparan" batin Alfano.

"Terimakasih, Tuan" ujar Allesia membungkuk sejenak. Luka yang diperban kembali terbuka, tanpa Allesia sadari darah segar mengalir dari lengannya. Lantai yang berwarna putih menjadi merah.

"Cepat duduk" titah Alfano dengan dingin, menatap Allesia dengan penuh amarah.

Allesia duduk di sofa yang terletak di dalam kamar. Rasa takut menyelimuti dirinya saat Alfano berjalan mendekat. Dengan kasar, Alfano menarik lengan kiri Allesia.

"Aku sudah memberimu peringatan untuk menjaga dirimu, hanya aku seorang yang berhak membuat luka sayatan disekujur tubuhmu. Bahkan, kamu pun tidak berhak untuk melukai dirimu. Ini peringatan terakhirku, sekali lagi aku melihatmu mencoba untuk bunuh diri. Aku pastikan kamu akan menyesalinya" ancam Alfano sembari mengobati tangan Allesia yang kembali berdarah.

"B-baik, Tuan" sahut Allesia. Bulu kuduknya berdiri mendengar ancaman pria yang bergelar Dokter namun bersifat tak seperti manusia. Bahkan hewan saja lebih baik daripada pria itu.

Alfano yang menyaksikan bulu kuduk Allesia berdiri membuatnya tersenyum. "Ternyata Tuan bisa senyum," gumam Allesia pelan.

"Jaga lukamu dengan baik, besok malam kita bermalam di rumah ibu ku" kata Alfano pelan, moodnya seketika membaik.

"Baik, Tuan" sahut Allesia.

Alfano beranjak dari duduknya menuju ruang kerja, membuka buku yang berisi nomor ponsel pasien. Jarinya berkutak dilayar ponsel, sesekali ia tersenyum saat melakukan panggilan telepone dengan pasiennya.

Allesia yang merasa bosan memilih ke luar lalu duduk di ruang tamu. Matanya mencari cari sesuatu, seulas senyum tercipta di wajah manisnya saat dirinya melihat sesuatu yang ia cari. Dengan singgap, tangan mungilnya mengambil remut televisi. Tangis Allesia pecah saat menonton filem yang mirip dengan kisah hidupnya.

"Apa mereka pikir dijambak dan ditampar itu tidak sakit" gumamnya disela sela tangisnya.

Alfano yang sedari tadi fokus menelpon dikagetkan dengan tangisan Allesia. Untuk mengurangi rasa penasarannya, ia berjalan ke luar dan mengecek sebab dan penyebab istrinya menangis. "Ck ck ck... dasar wanita bodoh. Nonton filem sampai terbawa suasa," gumamnya menggeleng gelengkan kepala.

"Ternyata kamu masih punya kekuatan untuk menangis" suara dingin Alfano mengagetkan Allesia.

"Simpan air matamu untuk sebentar malam. Sebentar malam aku akan memberimu penyiksaan yang tidak akan pernah kamu lupakan selama kamu hidup" ujar Alfano dengan sorot mata begitu menakutkan. Sorot mata Alfano membuat Allesia yang tadinya terisak kembali seperti biasa, layaknya orang yang baik-baik saja.

"Aku rasa kamu masih punya kemampuan, sekarang kamu berdiri dan buatkan makan siang untuk ku. Ingat! rasanya harus sama seperti masakan pagi tadi," titah Alfano sembari melipat kedua tangannya di dada. Menyandarkan tubuhnya di pintu kamar.

"Maaf, Tuan. Persediaan makanan di kulkas sudah habis" ujar Allesia dengan hati-hati.

"Kamu tidak membohongiku kan?" tanya Alfano menyelidik, menatap istrinya yang sedang menunduk takut.

Allesia menggeleng dengan cepat, tatapan mereka beradu, dengan segera Allesia menundukan pandangannya ke bawah "Maafkan aku, aku tidak bermaksud menatapmu, Tuan" ujarnya.

"Tidak masalah. Sekarang kita pergi beli persediaan makanan" ujar Alfano. Berbalik mengambil kunci mobil di atas nakas.

Allesia mengikuti langkah kaki suaminya dari belakang. Keduanya ke luar dari apartemen.

"Semua orang tahu kamu istriku, maka beractinglah dengan bagus" ujar Alfano. Tangan kekarnya menggenggam tangan kanan istrinya.

Allesia menatap tangannya yang digenggam erat oleh pria yang kini sedang beracting. "Andai ini adalah kenyataan" batin Allesia.

"Tuan, aku harus memanggil Tuan dengan panggilan apa saat bertemu dengan orang-orang yang mengenal Tuan?" tanya Allesia saat keduanya berada di dalam lift.

"Panggil aku sayang atau baby" balas Alfano santai tanpa menoleh menatap istrinya.

"Baiklah," sahut Allesia.

Tin... bunyi lift. Lift terbuka, Alfano dan Allesia pun ke luar. Alfano masih menggengam tangan Allesia hingga mereka sampai di mobil.

"Kamu seorang Apoteker, tapi merawat kulitpun kamu malas. Lihatlah, tanganmu sangat kasar" ujar Alfano sembari melepas tangan istrinya.

Di dalam mobil, Allesia terus diam. Ia tidak berani menoleh ke arah suaminya. Pria itu memang sangat tampan, akan tetapi raut wajahnya sangat garang. Dirinya begitu menakutkan dan mengerikan saat moodnya tidak baik.

---------

Pasar Tradisional

"Cepat turun dan belilah sayur seperti pagi tadi dan jangan lupa beli daging mentah" titah Alfano tanpa turun dari mobil. Ia bagaikan bos besar dan Allesia adalah pembantunya.

"Tapi Tuan, tanganku sedang terluka dan aku---" ucapan Allesia terhenti saat Alfano menatapnya dengan tajam.

"Baik tuan, lima belas menit ke depan aku sudah di sini" ujar Allesia dengan penuh keyakinan tanpa menatap mata suaminya yang menakutkan.

Senyum kecut begitu jelas terbentuk di bibir seksi Alfano. "Bagus. Lebih dari lima belas menit, kamu akan pulang jalan kaki sambil membawa belanjaan. Dan jangan coba-coba untuk kabur"

_______Bersambung_______

Jangan lupa tekan bintang 5 bagi yang belum sempat, klik jempol dan tinggakan jejak lalian ya.

1
Supriyatijunaidi Wicaksono
Luar biasa
Anifa Anifa
kuliah dan tinggal di luar negri, dh tau kk nya di bunuh eh masih aja belagak cupu, novel kek gini kok di up nggak jelas
Kasmiwati P Yusuf
heran knp mau menikah kmrn ,sdh tau g cinta..
Nay Chan
klo kata aq mah kabur weh da
Aissyah
Luar biasa
Aissyah
Lumayan
maya ummu ihsan
eh geblek
sita
7 tahun merasakan hal itu,menjaga jodoh orang.
A Yes
sukaaaaa
Author_Ay: Permisi

yuk baca kak novelku SUAMIKU 5 MILYAR

BERI LIKE, KOMEN DAN VOTE YA

JANGAN BOOM LIKE
total 1 replies
Herliana Sulvianti
koq kesal yah baca karakter lusiaa😏
Asni J Kasim: Hooh. Aku juga kesal waktu ngetik dulu, jadi kekesalanku terbawa 😔😔
total 1 replies
Tobeli Hiatus 💞
jangan kasi titik. koma aja kak
Asni J Kasim: Ya Allah 🤣🤣🤣🤣🤣. Aku nggak buka dan lihat 🤣🤣🤣. Maaf 🙏🙏
Tobeli Hiatus 💞: wkwk endignya kan kakak suruh milih koma apa lumpuh 🤣 makanya aku jawab itu wkwk
total 3 replies
En Dik
suami yg kejam...
Dewi Soraya
visualny ko gt thor.hrsny yg ckep2 bule kn byk yg ckep spt novel lain
Asni J Kasim: Nggak punya 🤣
total 1 replies
Dewi Soraya
ye akhirny da malaikat yg nolong n jgn biarin alfano ktmu allesia lg
Dewi Soraya
bunuh dri aj ngpain mw hdup dg laki2 bejat kek gt
Yuni Satriani Lumban Toruan
❤️❤️❤️❤️
Asni J Kasim: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
Lilian Sawori
alisia,!!!! alisia
Lilian Sawori
aku syanh mama
Lilian Sawori
lanjut thor
Ari Sekar
paman hill aja...jd pasangan lusia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!