Ini adalah novel romansa. Yang menceritakan karier dan cinta. Mengisahkan cinta yang bahagia tentang meraka yang jatuh, gagal, bangkit lagi, dan tumbuh bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bellaetrix, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jakarta
Hari ini aku akan kembali ke jakarta. Setelah beberapa hari ini aku berada di Bandung. Selama hari Sabtu kemarin aku membantu mamah di toko oleh-oleh miliknya, aku berperan sebagai kasir dan mempacking barang pesanan pelanggan, senangnya bisa membantu mamah meskipun cuma sebentar.
Barangku sudah aku packing dari semalam jadi hari ini aku tidak sibuk lagi untuk mempacking barang barangku.
"Ini jangan lupa simpan di freezer biar awet, kalau mau makan kamu tinggal angetin aja ay"
"Mamah gak perlu repot-repot kok, Aya bisa masak atau beli nantinya"
"Udah gak apa apa ini juga udah mamah dan ayah siapkan untuk mu, untuk cemilannya di kardus yang ini ya ay"
"Makasih mah, maaf ya Aya repotin mamah"
"Apasih ay ini kan emang sudah kewajiban mamah buat anak anak mamah"
Ku peluk wanita yang sudah melahirkanku dan memberikan aku kasih sayang.
"Jadi kamu ke Jakarta barengan sama ska?"
Ayah bertanya kepadaku
"Iya padahal Aya udah bilang kalau Aya bisa balik pakai kereta tapi ska malah maksa Aya buat barengan aja katanya soalnya ska ada kerjaan juga di sana"
"Ya sudah gak apa-apa, tapi ay, ini hanya nasehat dari ayah, ayah tau kamu dari dulu emang sangat dekat dengan ska tapi sekarang kondisinya sudah berbeda, maksud ayah kamu sudah pasti mengertikan?, ska sebentar lagi akan menikah dan kamu sebagai seorang gadis yang belum memiliki pasangan gak baik terus dekat seperti dulu, harus ada jarak ay, ayah tidak melarang kamu untuk tetap berteman, ska sudah ayah anggap seperti anak sendiri tapi tolong ay untuk tetap jaga jarak aman dengan ska, ayah tidak ingin ada gosip yang tidak enak di dengar tentang putri ayah"
Aku paham dengan apa yang dimaksud oleh ayah, lingkungan kami bukan termasuk lingkungan elit jadi orang orang masih suka bergosip tentang Hal hal yang belum pasti mereka ketahui, aku paham bahwa ayah hanya ingin menjaga nama baikku dan juga keluarga.
"Aya ngerti yah, Aya akan ingat nasehat dari ayah"
Ayah hanya tersenyum kepadaku. Aku berangkat ke Jakarta pukul 10:30. Ska datang kerumah untuk menjemputku.
"Barang barang kamu gak ada yang tertinggal hanya ini saja?"
Dia membantuku membawa barang barangku untuk disimpan di bagasi mobilnya.
"Sudah ini aja, terlalu banyak ya?" Aku merasa tidak nyaman kepadanya karena barangku terlalu banyak menunrut ku.
"Enggak masih muat kok, kalau masih ada "
Dia malah sambil tertawa.
"Sebelum berangkat makan dulu, mamah udah siapin di dalam"
"Iya mah"
Kita makan hanya berdua di meja makan, ayah mamah dan Eza berada di ruang keluarga. Aku mencuci piring bekas makanku dan ska, tiba tiba dia datang membantuku mencuci piring.
"Udah biar aku aja cuma ini doang"
"Gak apa apa biar cepat, kamu yang nyuci aku yang tiriskan di rak".
Kamipun pergi ke ruang keluarga sehabis mencuci piring, untuk berpamitan.
"Aya berangkat dulu ya mah" ku cium tangan nya dan kupeluk erat erat tubuh mamah
"Aya berangkat dulu ya yah" hal yang kulakukan kepada mamah pun kulakukan kepada ayahku.
"Teteh pergi dulu kamu jangan nakal, belajar yang giat"
"Iya teteh juga hati hati disana, jangan lupa kalau ada waktu kabarin kami disini, juga kalau ada waktu luang sesekali pulang ke Bandung"
"Iya"
Ska juga berpamitan kepada kedua orangtuaku
"Berangkat dulu om Tante"
"Hati hati dijalan"
Ku langkahkan kakiku dari rumah yang sudah ku tempati sejak kecil. Aku masuk kedalam mobil tak lupa kulambaikan tanganku kepada mereka. Mobilnya sudah keluar dari kompleks rumah kami.
"Kamu berat ya ninggalin Bandung".
Aku tersenyum dengan berat hati
"Enggak ada orang yang pergi ninggalin keluarga itu gak berat ska, tapi mau bagaimana lagi aku udah dewasa harus bisa bertanggung jawab atas diriku sendiri, gak mungkin juga aku harus terus bergantung kepada mereka kan"
"Kenapa gak coba cari kerja di Bandung aja Ra ?"
"Kalau kerja dari awalkan harus mulai dari nol lagi, terus belum tentu juga keterima kan?"
Dia hanya menganggukkan kepalanya.
"Kamu ada kerjaan di jakarta mana?"
"Di jakarta pusat , makanya aku ngajak kamu biar sekalian ada teman ngobrol"
"Kalau capek gantian aja nyetirnya nanti"
"Gampang lah".
Tak terasa perjalanan kami sudah lumayan jauh sekarang kami memasuki tol Karawang timur.
"Mau mampir di rest area gak?"
"Boleh deh aku juga sekalian mau ke toilet dulu"
Dia membelokkan kemudi menuju rest area. Turun dari mobil ku ambil tas ku yang di letakkan di dashboard mobil,begitu tas sudah ada di tanganku, aku langsung menuju ke toilet. Aku tak tahu apa yang dilakukan olehnya saat di rest area, karena aku tak memperhatikan gerak geriknya sedari turun dari mobil tadi. Keluar dari toilet lega rasanya aku langsung mencari keberadaannya ternyata dia sedang merokok. Kuhampiri dia, dan duduk di hadapannya.
"Ini makan dulu habis beres makan kita lanjut jalan lagi"
"Kamu udah makan?"
"Ngopi aja, cukup"
Dia sambil memperlihatkan segelas kopi kepadaku. Rupanya dia memasankan ku rice bowl dan teh chamomile. Kulahap makananku dengan tenang ku nikmati rasanya, ternyata lumayan juga. Sehabis makan Kami melanjutkan perjalanan kami.
"Kamu tinggal di kos atau apartemen?"
"Aku tinggal di kost"
"Ya udah nanti tunjukkin arah jalannya ya biar gak kesasar"
Arus Bandung Jakarta lumayan tidak macet mengingat hari ini adalah weekend arus lalu lintas cukup nyaman. Akhirnya setelah beberapa jam perjalan Kami tiba juga di tempat kostku.
"Ayo turun itu tempat kostku". Kami turun dari mobil dan dia langsung membuka bagasi mobilnya, ku bantu dia yang sedang menurunkan barang barangku satu persatu.
"Kamu bawa yang ringan saja sisanya biar aku yang bawa"
"Terimakasih ska, maaf merepotkan"
"Apa sih kok seperti orang lain saja"
Aku jalan di depannya menaiki tangga satu persatu sampailah didepan pintu tempat kos ku, ku raih kunci kamarku di dalam tas.
"Ayo masuk".
"Nanti aja , aku turun lagi, masih ada satu barang lagi di bawah"
Dia kembali kebawah, ku masuki kamar kos ku untunglah sebelum ke Bandung ku rapihkan semuanya, jadi tak perlu beres beres lagi. Ku buatkan segelas kopi latte untuknya, ternyata tak butuh waktu lama dia sudah berada di dalam kosku.
"Duduk aja dulu ska"
"Kamu lagi apa Ra?"
Dia menghampiri ku,
"Ini lagi nyeduh kopi buat kamu"
"Gak perlu repot-repot lah"
"Gak apa-apa, duduk aja dulu"
Dia duduk di sofa, kuhampiri dia dengan segelas kopi.
"Ini diminum dulu kopinya". Kuletakkan kopi di atas meja di depannya.
"Terimakasih Ra". Dia meminum kopi yang aku buatkan
"Kerjaan kamu benar hari ini?, bukankah sekarang weekend?"
"Enggak, kerjaanku masih besok siang"
"Aku kira hari ini?, kenapa gak ngomong tau gitukan aku tadi balik kesini pakai kereta,"
Aku merasa gak enak kepadanya, aku sambil membongkar dus dus dari mamah dan menyusun makanan dari mamah ke dalam kulkas miniku.
"Kalau berangkat besok juga belum tentukan aku tepat waktu, udahlah santai aja jangan dibuat repot aku bisa tidur di hotel atau menginap disini tentunya kalau boleh?"
Aku paling kan wajahku menghadapnya dengan tatapan yang agak kesal.
"Udah udah bercanda doang, gak perlu di bawa serius"
Dia sambil membantuku membongkar barang barangku.
"Yang koper gak usah biar aku aja"
Kulihat dia akan membongkar isi koperku, mana mungkin kubiarkan karena kalian tahu sendirilah di koper ada sesuatu yang gak pantas untuk dilihat olehnya.
"Oke oke "
"Kamu duduk aja". Dia menuruti ucapanku.
"Habis ini kita pergi makan ya Ra ?"
"Ngapain pergi, nanti aku masak kamu istirahat aja dulu, lauk dari mamah banyak ini "
"Ok, aku ijin pakai ranjangmu sebentar ya"
Aku hanya menganggukkan kepalaku, mungkin dia benar benar lelah, aku berkutat di area dapur, beres di dapur aku mandi, lalu membereskan barangku yang ada di koper.
Kubuka laptopku mungkin ada kerjaan yang belumku selesaikan selama berada di Bandung hanya untuk memastikan saja. Tiba tiba saja ponselnya di atas laci berbunyi, aku tak berani untuk mengangkatnya atau sekedar hanya untuk melihat siapa yang menelvon. Aku abaikan panggilan itu, tapi lama kelamaan aku juga tak tahan dengan bunyi dering ponselnya yang terus berbunyi, membuatku tak bisa berkonsentrasi, akhirnya kubangunkan dia.
"Ska"
Sambil kusentuh pundaknya.
"Ska, bangun dulu itu ponsel kamu dari tadi bunyi ,mungkin ada hal yang penting"
Dia membuka matanya, sungguh bohong jika aku tak terpesona dengannya, pria di hadapan ku ini sungguh sangat memikat. Kutinggalkan dia yang masih berada di atas ranjang ku, kulanjutkan kerjaanku yang sempat tertunda. Tapi alih alih dia mengambil ponselnya dia malah berdiri dan menghampiriku.
"Aku pinjam handuk dong Ra "
"Handuknya aku gantung di dekat pintu kamar mandi"
Dia menuju ke kamar mandi ku. Mungkin dia sedang mandi karena lumayan lama di dalam sana. Tiba tiba pintu terbuka tapi ternyata hanya kepala saja yang terlihat.
"Ra minta tolong dong aku lupa tasku masih di dalam mobil aku mau ganti baju, kuncinya di atas laci"
Kuletakkan laptop ku diatas meja, kuraih kunci mobilnya diatas laci, tapi lagi lagi ponselnya berbunyi, kali ini aku bisa melihat siapa yang menelepon tak ada nama hanya sebuah emoji hati berwarna ungu, sudah pasti dari wanita yang dia cintai. Kulangkahkan kakiku keluar kamar kuturuni tangga satu persatu. Kubuka mobilnya dan kuambil tas yang dia maksud, tidak berat mungkin hanya beberapa pakaian saja yang dia bawa. Ada satu tas lagi mungkin itu tas kerjanya ,apa sekalian aku bawa? tak banyak berfikir akhirnya kubawa juga tas tersebut siapa tau nanti dia butuh. Kunaik lagi ke atas menaiki tangga, sampai di depan pintu aku bertemu dengan Luh Candira Naheswara dia wanita asli dari Bali, , dia bekerja sebagai staff pajak di KAP, aku biasa memanggilnya dengan mbok Luh.
"Loh kamu udah Balik ay, kapan nyampek?"
"Iya mbok baru aja sampai, mbok Luh habis dari mana?"
"Habis beli makan ini, kamu udah makan ay? Kalau belum, makan bareng aja yuk mumpung mbok beli porsi agak lumayan ini"
"Terimakasih mbok tapi Aya udah masak tadi, eh sebentar ya mbok, atau mau masuk dulu mbok gak apa apa, Aya ada sedikit oleh oleh buat mbok"
"Mbok tunggu disini aja Ay kayaknya kamu juga lagi ada tamu".
"Sebentar ya mbok"
Aku masuk ke dalam kamar rupanya ska hanya melilitkan kain handuk di pinggangnya sambil menerima telepon. Aku tak menghiraukannya dan menaruh tasnya di atas ranjangku. Ku ambil beberapa cemilan dan lauk pauk yang disiapkan mamah untuk kubagi dengan mbok Luh.
"Mbok ini sedikit oleh oleh buat mbok, kalau gak suka jangan di buang ya mbok balikin aja ke Aya". Aku menggoda mbok Luh, kami sudah sangat akrab sejak tinggal di sini.
"Kamu ini pelit banget, masak udah dikasih ke mbok kamu ambil lagi ada ada aja kamu ini, ngomong ngomong itu pacar kamu ay?" Mungkin mbok Luh melihat Ska saat aku membuka pintu tadi.
"Oh bukan mbok dia temanku dari Bandung, habis antar Aya tadi" kujelaskan hubungan kami kepada mbok Luh agar tidak ada salah paham dengan hubunganku dan laki laki di dalam kamarku ini.
"Ahh pacar juga gak apa-apa lah ay, gak usah malu-malu sama mbokmu ini" mbok Luh sambil tersenyum kepadaku.
"Ya sudah mbok ke kamar dulu ya makasih ya ay, ehh kemarin malam ada cowok yang nyariin kamu ay, kalau gak salah namanya". Mbok Luh sambil berfikir
"Saka, ya namanya saka, mbok bilang kalau kamu lagi pulang ke Bandung, dia titip pesan kamu suruh hubungi dia kalau sudah sampai di sini, sekali lagi makasih ya ay oleh olehnya, have fun ya, ngomong ngomong selera kamu ok juga" mbok Luh sambil berjalan ke kamarnya.
" Sama sama mbok tapi beneran dia bukan pacar Aya"
Mbok Luh hanya tersenyum penuh arti kepadaku tak menghiraukan ucapanku.