NovelToon NovelToon
Jejak Langkah Yang Sempat Hilang

Jejak Langkah Yang Sempat Hilang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Widyel Edles

Naidim, Widy dan Grady adalah teman dekat sejak berada di bangku SMP dan SMA. Mereka memiliki banyak kesamaan dan selalu ada satu sama lain. Namun, saat memilih jurusan kuliah, mereka mengambil jalan yang berbeda. Widy memilih jurusan teknik, sedangkan Naidim lebih tertarik pada bidang pendidikan keolahragaan. Perbedaan minat dan lingkungan membuat hubungan mereka renggang. Widy yang selama ini diam-diam menyukai Naidim merasa sangat kehilangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widyel Edles, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langkah Kecil di Rumah Tuhan

Jumat pagi, sinar matahari hangat menyinari Gereja Santo Paulus. Besok adalah hari yang istimewa karena akan ada misa kudus yang dilaksanakan oleh sekolah di gereja tersebut. Suasana gereja terasa begitu khusyuk dan damai. Namun, sebelum umat beriman berkumpul untuk beribadah, ada tugas penting yang harus diselesaikan terlebih dahulu, yaitu membersihkan gereja.

Jumat pagi yang cerah itu, semangat para siswa dan guru dari Sekolah Bakti Nusantara begitu berkobar. Mereka berdatangan ke gereja dengan membawa peralatan kebersihan masing-masing. Ada yang membawa sapu, kain pel, ember, dan spons. Ada pula yang membawa kemoceng dan lap debu.

"Ayo kita sama-sama membersihkan gereja, teman-teman!" seru ketua OSIS sambil tersenyum ramah.

Dengan riang, mereka membagi tugas. Ada kelompok yang bertugas membersihkan lantai, ada yang membersihkan jendela, ada pula yang membersihkan bangku-bangku. Semuanya bekerja sama dengan kompak dan penuh semangat.

Sambil membersihkan, mereka bernyanyi bersama-sama. Lagu-lagu rohani yang mereka nyanyikan membuat suasana semakin meriah dan menyenangkan.

Widy, salah satu anak muda yang rajin, mendapat tugas untuk mengepel teras gereja. Ia sangat antusias, namun sedikit bingung karena belum pernah mengepel dengan benar. Ia mencoba sekuat tenaga, namun hasilnya kurang memuaskan. Lantai teras masih terlihat bercak-bercak kotoran.

Melihat kesulitan Widy, Naidim, seorang yang lebih berpengalaman, menghampirinya.

"Biar aku bantu, Wid," tawar Naidim ramah.

"Mengepel itu gampang kok, asal tahu caranya."

Dengan sabar, Naidim menunjukkan cara yang benar untuk mengepel. Ia mengajarkan Widy bagaimana cara membasahkan kain pel, bagaimana cara mendorong pel dengan kuat namun tetap lembut, dan bagaimana cara membersihkan sudut-sudut yang sulit dijangkau.

"Pertama, basahi kain pel dengan air bersih, tapi jangan terlalu basah ya," jelas Naidim.

"Lalu, peras kain pel sampai tidak menetes. Setelah itu, dorong pel ke depan dengan kuat, sambil sedikit ditekan. Untuk sudut-sudutnya, kamu bisa menggunakan ujung kain pel."

Widy memperhatikan dengan seksama. Ia mencoba mengikuti langkah-langkah yang diajarkan Naidim. Awalnya masih agak canggung, namun lama-kelamaan ia mulai terbiasa. Naidim terus memberikan semangat dan koreksi, sehingga Widy semakin mahir.

"Sudah mulai lancar, kan?" tanya Naidim

"Iya, Dim. Terima kasih banyak sudah mau mengajariku," jawab Widy dengan senang.

Setelah beberapa saat, akhirnya teras gereja pun bersih berkilau. Widy merasa sangat puas dengan hasil kerjanya. Ia menyadari bahwa dengan sedikit kesabaran dan bantuan orang lain, semua pekerjaan bisa diselesaikan dengan baik.

Saat misa dimulai, Widy duduk di bangku paling depan. Ia merasa sangat bersyukur bisa ikut serta dalam mempersiapkan misa kudus. Ia juga merasa senang karena telah belajar sesuatu yang baru.

Saat bel tanda dimulainya misa kudus berdentang, Widy segera mencari bangku paling depan. Ia sudah tidak sabar untuk menikmati ibadah kali ini. Namun, saat ia sampai di bangku yang biasa ia duduki, ia melihat Naidim sudah duduk di sana.

"dim! Kok kamu di sini? Bukannya jadi pemusik ya?" tanya Widy heran.

"kali ini adek kelas yang jadi pemusik, biar mereka terlatih juga" jawab Naidim

Widy melirik ke sekelilingnya. Bangku-bangku lain sudah mulai terisi. Ia jadi sedikit bingung.

"Terus aku duduk di mana, ya?" gumamnya.

"Kamu bisa duduk di sebelahku aja, kok," tawar Naidim.

"Kan masih ada tempat kosong."

Widy pun mengangguk senang. Ia lalu duduk di sebelah Naidim.Mereka pun duduk berdampingan, menikmati khidmatnya ibadah.

itu, Grady, sahabat baik mereka yang beragama Katolik, sedang sibuk membantu para petugas misa. Sebagai umat Katolik yang aktif, Grady sering terlibat dalam kegiatan gereja. Ia merasa bangga bisa melayani Tuhan dengan cara seperti ini

Setelah misa selesai Widy dan Naidim berjalan ke luar dan mencari keberadaan Naidim.Mata mereka sibuk menelisik kerumunan umat yang mulai beranjak dari tempat duduk. Widy tersenyum kecil, mengingat betapa rajinnya Grady membantu kegiatan gereja.

"dim, kamu lihat Grady nggak?" tanya Widy sambil terus melangkah.

"Aku coba cari, ya," jawab Naidim sambil ikut mencari ke arah pintu keluar.

Beberapa saat kemudian, mereka melihat sosok familiar sedang berbicara dengan seorang pastor tua. Widy yakin itu Grady. Dengan langkah cepat, mereka menghampiri sahabat mereka itu.

"Grady!" seru Widy sambil melambaikan tangan.

Grady menoleh dan wajahnya langsung berseri-seri saat melihat Widy dan Naidim.

"Hai, kalian! Sudah selesai misanya?" sapa Grady ramah.

"Iya, nih. Kami tadi nyariin kamu," kata Naidim.

"Aku lagi ngobrol sama Pastor Ben. Beliau lagi cerita tentang kegiatan remaja di gereja," jawab Grady.

"Oh, gitu. Seru, ya?" timpal Widy.

Mereka bertiga kemudian melanjutkan perbincangan sambil berjalan keluar dari kompleks gereja. Mereka membahas berbagai hal, mulai dari kegiatan gereja, tugas sekolah, hingga rencana liburan akhir semester. Suasana menjadi semakin hangat dan akrab.

Minggu berikutnya, Widy, Naidim, dan Grady berkumpul kembali setelah misa. Kali ini, mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di taman belakang gereja.

"Jadi, Grad," mulai Widy,

"kamu bisa jelasin enggak, kenapa orang Katolik suka pakai salib? Aku liat liat kamu juga tiap hari pakai kalung salib"

Grady tersenyum. "Itu pertanyaan yang bagus, Wid. Salib itu simbol penting bagi kita, orang Katolik. Salib mengingatkan kita pada pengorbanan Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita dari dosa. Itu tanda kasih Allah yang begitu besar kepada umat manusia."

Naidim mengangguk penasaran.

"Terus, kenapa harus misa setiap minggu?"

"Misa itu seperti pertemuan kita dengan Tuhan," jawab Grady.

"Di sana kita berdoa bersama, mendengarkan firman Tuhan, dan menerima komuni. Itu cara kita untuk semakin dekat dengan Allah dan mendapatkan kekuatan untuk menjalani hidup."

Widy menyambung, "Aku pernah dengar tentang komuni. Apa sih komuni itu?"

"Komuni itu seperti makanan rohani kita," jawab Grady, sambil tersenyum. "Kalau tubuh kita butuh makanan untuk tumbuh dan kuat, begitu juga dengan roh kita. Komuni itu adalah cara Tuhan memberi kita makanan rohani untuk membuat kita semakin dekat dengan-Nya."

"Tapi, makanan rohani? Kok bisa?" tanya Naidim, masih penasaran.

"Bayangkan saja," kata Widy, "saat kita makan makanan biasa, kita jadi punya tenaga untuk bermain atau belajar. Nah, saat kita menerima komuni, kita seperti mendapat tenaga rohani untuk menghadapi masalah dan melakukan hal-hal baik. Kita jadi lebih kuat dan lebih baik."

Grady mengangguk setuju.

"Selain itu, komuni juga mengingatkan kita akan cinta kasih Tuhan yang begitu besar. Saat kita menerima roti dan anggur yang sudah diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus, kita seperti sedang memeluk Tuhan.

"Wah, jadi komuni itu penting banget ya?" kata Naidim.

"Iya, sangat penting," sahut Widy.

"Komuni itu seperti tanda persahabatan kita dengan Tuhan. Semakin sering kita ikut misa dan menerima komuni, semakin kuat juga persahabatan kita dengan-Nya."

"Aku jadi pengen ikut misa lagi," ucap Naidim dengan semangat.

"Ayo kita ajak teman-teman yang lain juga!" ajak Grady.

Mereka pun bertiga tersenyum, sudah tidak sabar untuk kembali ke gereja dan merasakan kehadiran Tuhan yang penuh kasih.

1
Nona Laura
bagus, kira kira terinsipirasi dari mana ya🫢???
Ira Sitinjak
Semangat thor
Pak Herda Sitinjak
👍
Ira Sitinjak
Keren thor
Diana (ig Diana_didi1324)
hallo thor salam kenal ya
jika berkenan mampir juga dikarya baruku trimakasih😊
valeria la gachatuber
Keren thor, semoga bisa lanjut sampai ke akhir cerita!
Bé tít
Nggak bosan-bosan deh baca karyamu thor, semoga semakin sukses! ❤️
bintang: terimakasih ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!