Blurb
" kamu ingin putus dariku?? " ucap Saga pelan dan tenang. " jika itu memang sudah menjadi keputusanmu maka aku akan menerima nya, baiklah... mulai sekarang kita putus, aku tidak akan lagi mengusik mu, lakukan apapun yang kamu mau asal itu bisa membuatmu bahagia " ucap Saga lagi masih dalam keadaan tenang namun dibalik itu dia menekan dalam rasa sakit hatinya. Setelah mendengar keputusan Saga Nayla pun menagis kembali sejadinya, tangisan yang menyayat hati, apalagi saat melihat raut wajah Saga yang memerah karena menahan tangis. " maafkan aku.. " Nayla masih menangis dia meraih tangan Saga yang masih membelai pipinya, diciumi nya telapak tangan Saga seolah dia enggan untuk menerima perpisahan ini, namun mesti bagaimana lagi, dia akan menjadi manusia yang benar benar tidak tahu diri jika masih terus bersamanya. Kesalahan yang dibuat oleh ayahnya begitu besar, dia tidak mungkin melupakannya begitu saja, dia sungguh sungguh merasa tidak pantas dengan Saga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anila Nabastala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 35
" gimana dengan wawancara mu hari ini Dira?? Apa semua berjalan lancar?? " Nadira menganguk mengiyakan semua pertanyaan kakaknya, dia tidak bersuara dikarenakan saat ini dia tengah minum.
" lancar kak.. hanya saja bos nya Dira terlihat galak, tapi walau bagaimana pun Dira harus mencobanya, dijaman seperti ini sangat sulit untuk mencari pekerjaan, apalagi dengan posisi yang bagus seperti yang Dira dapat sekarang " jawab Nadira begitu dia selesai dengan minumannya.
" kenapa kamu tidak kuliah saja Dira?? Setelah lulus kuliah kamu bisa bekerja, jangan pikirkan masalah biaya, masih ada ayah dan juga kakak akan bekerja untuk membiayai kuliah kamu " ucap Nayla sambil terus memperhatikan Nadira yang saat ini tengah sibuk dengan ponselnya.
" sudahlah kak aku sudah memutuskan aku akan tetap bekerja dan sedikit demi sedikit uang itu akan aku kumpulkan jika sudah mencukupi maka aku akan kuliah dengan uangku sendiri, cukup sudah ayah dan kakak bekerja keras selama ini, sekarang biarkan giliran Dira bekerja keras untuk menghidupi diri Dira sendiri, sebelum Dira mendapatkan suami yang baik seperti kakak ipar Saga " ucapnya sambil terkekeh dan melihat kearah Nayla, jauh dilubuk hati Nayla dia sebenarnya bangga jika adiknya bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri, dari sejak kecil mereka sering ditinggal ayah bekerja sehingga mengharuskan mereka untuk bisa bersikap dewasa sebelum waktunya.
" ck.. kamu ini .. ya sudah terserah kamu apapun keputusannya selama itu baik kakak pasti akan mendukung nya "
" makasih banyak kakak ku yang cantik "
" eh Dir.. kakak pergi dulu ya.. Boo udah jemput kakak "
" cie... cie.. makin mesra aja nih, kenapa nggak langsung nikah aja sih kak?? Kasian tuh kakak ipar kelihatannya makin buncin banget sama kakak, emang kakak nggak takut ya kalau nanti ada cewek nekat dan merebut kakak ipar, cewek cewek sekarang kan berani, pelakor lebih ganas dari istri sah " ucap Nadira seperti menakuti Nayla.
" dia belum tahu aja kalau kakak nya ini hampir meninggal karena ulah para wanita yang menginginkan calon suami nya " ucap Nayla dalam hatinya.
" ada banyak hal yang harus kakak persiapan sebelum pernikahan itu berlangsung, salah satunya restu dari ayahnya, dan itu adalah hal sedikit sulit buat kakak " ucap Nayla sambil menghela nafas.
" kakak tenang saja lambat laut ayahnya kakak ipar pasti akan merestui hubungan kalian, apalagi setelah tahu kalau calon menantunya ini adalah gadis yang baik dan juga cantik " ucap Nayla sambil tersenyum manis.
" bisa aja kamu.. ya udah kakak keluar sekarang ya " ucap Nayla sambil meraih tas nya.
" iya hati hati " ucap Nadira pada kakaknya, dan Nayla pun bergegas berjalan menuju pintu, namun ketika dia membuka pintu dia kaget saat mendapati Saga tengah berdiri balik pintu tersebut dengan raut wajah yang masam.
" astaga boo kamu bikin kaget saja " ucap Nayla sambil mengelus dadanya.
" kamu kenapa lama sekali sih, aku dari tadi nunggu kamu di mobil " ucapnya dengan ketus.
" heumm... susah emang kalau udah buncin telat dikit aja langsung disusulin " ucap Nadira sambil memainkan ponselnya.
" kakak mu ini wanita istimewa, jangan sampai telat dikit lalu ada orang yang menikung, jika ada yang berani itu tanda nya dia cari ma*ti " ucap nya lagi dengan raut wajah serius.
" huss... bicara sembarangan " ucap Nayla sambil menggeplak pelan bibir Saga, saat Nayla akan melepaskan tangannya, Saga malah menahan dan mencium telapak tangan Nayla dan tersenyum.
" ck... udah ih sana pergi malah mesra mesraan disini, kasian nih jiwa jomblo adikmu meronta ronta " ucap Nadira dengan sewot, sementara Nayla dan Saga terkekeh melihatnya.
.
.
.
****
" gimana kuliah kamu sekarang, apa ada kesulitan " ucap Rendi pada Rina.
" mana mungkin aku kesulitan aku kan orangnya pintar " ucap Rina dengan sombongnya.
" iya deh orang pintar, sekarang kita mau makan dimana nih?? Aku sih terserah kamu aja " ucap Rendi tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan, karena saat ini dia sedang menyetir.
" emm... sebenarnya saat ini aku lagi malas kemana mana, aku ingin pulang kerumah saja, perut aku lagi nggak enak " ucap Rina dengan lesu.
" kamu baik baik aja kan, kamu mau ke dokter?? " Rendi sedikit cemas saat melihat wajah Rina yang sedikit pucat.
" nggak usah, nanti didepan sana ada supermarket, kamu turun terus beliin aku sesuatu ya.. mau ya.. " ucap Rina dengan sedikit memohon.
" boleh, emang kamu mau beli apa?? " ujarnya lagi dengan lembut.
" em... tolong beliin pembalut, kayaknya aku datang bulan dan aku lupa nggak bawa persediaan " ujar Rina sambil meringis tak enak.
" baiklah nanti aku belikan " ucap Rendi tanpa ragu, akhirnya mereka tiba di supermarket, Rendi turun dari mobilnya lalu masuk ke dalam supermarket, dan langsung membawa keranjang belanjaan dan membeli segala kebutuhan untuk wanita jika sedang pms. Saat dia sedang berada di etalase pembalut dia sedikit bingung karena ada begitu banyak jenis dan juga mereka, saat dia sedang konsentrasi melihat lihat, tiba tiba pundaknya ada yang menepuk, dia langsung menoleh dan sedikit terkejut ketika mengetahui yang menepuk nya dalah sang kakak perempuannya.
" kamu lagi ngapain disini?? " ucap sang kakak dengan tertawa, pasalnya sang kakak menganggap mungkin adiknya salah masuk etalase.
" eh kak.. kok kakak ada disini sih, kakak pergi dengan siapa, kakak ipar mana?? "
" yee.. orang nanya malah balik ditanya, mana pertanyaan banyak lagi " ucap Rianty kakak dari Rendi dengan mencebik.
" he.. he.. he.. " Rendi hanya terkekeh saja.
" tuh kakak ipar lagi pilih pilih, dek.. kapan kamu pulang, sudah hampir tiga bulan kamu nggak kerumah, ayah sakit pulang lah dek " ajak Rianty pada adiknya.
" nanti aku akan pulang, kalau udah waktunya pulang, biarkan pak tua itu merenungi semua perbuatannya yang terus memaksa anaknya buat menikah dan juga menjadi seorang pemimpin perusahaan "
" tapi kan ayah nggak salah juga, kamu kan emang udah cukup umur buat nikah, dan juga menjadi pemimpin perusahaan, tapi kamu malah memilih menjadi polisi kecil yang gaji nya tak seberapa "
" kak.. kakak kan tahu menjadi penegak hukum adalah cita citaku sejak kecil, aku paling tidak bisa melihat ketidak adilan didepan mata "
" iya.. iya .. kakak paham, tapi setidaknya sesekali kamu pulanglah dek, jenguk ayah kasihan dia "
" iya nanti aku kapan kapan aku pulang kerumah tapi nggak sekarang, oh ya kak aku mau tanya.. emm... kalau ... kalau pembalut wanita yang bagus yang mana ya.. " ucap Rendi dengan sedikit ragu.
" ha.. ha.. ha.. pasti gadis yang menyuruhmu untuk membeli pembalut adakah gadis istimewa, sampai sampai kamu beliin dia pembalut juga, ternyata kamu ini perhatian juga ya " ucap Rianty diselingi godaan untuk adiknya.
" ishh... kakak jangan salah paham, ini semua tuh buat temen " ucap Rendy pura pura, ya... saat ini status mereka hanya teman tapi tidak tahu untuk kedepannya.
" temen apa temen.. " goda Rianty
" ck.. ishh.. udah kak ah.. mau bantuin nggak?? Kalau enggak ya udah " kesal Rendi pada sang kakak
" ishh.. gitu aja marah ya udah sini kakak bantu buat pilihan, nih kamu kasih ini aja, itu untuk siang dan ini untuk malam " ucap Rianty sambil menyodorkan dua bungkus pembalut.
" loh emang nya beda pembalut siang dan pembalut malam " ucap Rendi dengan bingung.
" tentu saja beda, udah ah nggak usah dibahas ini urusan perempuan, pokoknya kamu kasih dua itu aja dulu, kalau nggak sesuai kamu tanya lagi yang detail, pembalut siang sama malam biasanya pake apa? Dan juga kamu belikan dia makanan ringan buat ngemil biasanya orang lagi datang bulan suka sensian dan gampang lapar, dan juga kalau kamu emang serius dengan gadis itu, bawa dia kerumah dan kenalkan pada ayah, dia pasti akan senang dan nggak akan banyak nuntut lagi sama kamu " ucap Rianty panjang lebar.
" iya kak.. aku akan berusaha untuk mendapatkan gadis itu walaupun sulit, saingan nya berat, tuan muda calon pewaris perusahaan batu bara PT Satria Corps, dia juga seorang pengusaha restoran mewah yang terletak dibeberpa kota, sedangkan aku.. aku hanya seorang polisi rendahan yang gaji jya tak seberapa "
" mungkin jika dijajaran kepolisian kamu hanya anak baru, tapi didunia bisnis kamu udah jadi suhu nya, emang gadis itu nggak tahu siapa kamu sebenarnya " Rendi menggelengkan kepalanya.
" nggak.. dia hanya tahu kalau aku seorang polisi dengan gaji pas pasan, tapi walau begitu dia tetap mau berteman ku, itulah yang membuat aku yakin padanya " ucap Rendi dengan mata berbinar.
" seperti nya menarik, lain kali kamu kenalin sama kakak ya.. "
" iya itu pasti .. udah dulu kak, kasian dia nunggu di mobil lama " ucap Rendi mengakhiri.
" ya udah salam buat dia "
aminn