NovelToon NovelToon
Pesona Ayah Mertua

Pesona Ayah Mertua

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Beda Usia / Romansa
Popularitas:33.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: lena linol

Menikah dengan pria yang tidak di cintainya, dan sering di sakiti oleh suaminya sendiri, membuat hati Farhana mati rasa. Namun semua berubah saat kedatangan Ayah mertuanya yang berstatus Duda dan sangat Hot. Lalu apakah Farhana akan beralih ke lain hati ataukah akan tetap mempertahankan pernikahannya?

Ikuti terus kisahnya, ya!

follow IG @thalindalena
Add Fb Thalinda Lena

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dikiranya suami-istri

Dante William—duda berusia 40 tahun itu sedang berada di teras rumah sembari meminum kopi pada pagi hari itu, sembari mengecek pekerjaannya melalui laptop-nya.

Sudah dua hari ia berada di Jakarta, dan ia sedikit tahu dengan sikap putranya yang semena-mena kepada Hana.

Berdecak kesal saat mengingat sikap putranya yang sangat keterlaluan kepada Hana.

Seharusnya seorang wanita itu di hargai dan juga di jaga, bukan di sakiti!

Jari-jarinya menari lincah di atas papan keyboard dan sesekali dirinya menyesap kopi hitam yang di buatkan oleh Hana. Ia menekuri layar laptop-nya dengan serius, tatapan tajamnya memindai angka-angka yang tertera di layar laptop-nya itu.

Dante mengalihkan pandangannya saat melihat Hana keluar dari rumah sembari menenteng tas belanja. “Mau ke mana?” tanya Dante dengan datar.

Hana menghentikan langkahnya seraya menoleh dan tersenyum tipis saat mendengar pertanyaan Ayah mertuanya. “Mau ke pasar,” jawab Hana.

“Pasar?” Dante bertanya lagi sembari menatap penampilan Hana dari atas sampai ke bawah lagi, lalu kembali ke atas dan berhenti pada wajah Hana yang cantik natural.

“Pakai homedress?” tanya Dante lagi, menatap penampilan Hana yang mengenakan dress batik selutut dan bermotif bunga mawar merah.

“Oh ...” Hana menelisik penampilannya, seraya tertawa pelan. “Ini namanya daster, baju kebanggaan Mak- mak di Indonesia,” jawab Hana.

“Oke, Not bad, and you look beautiful,” puji Dante apa adanya tanpa bermaksud lain.

Hana melipat bibirnya seraya menundukkan wajahnya yang tersipu karena mendapat pujian dari ayah mertuanya.

“Terima kasih, Dad,” jawab Hana masih menundukkan sedikit kepalanya.

Dante menganggukkan kepalanya seraya menutup laptop-nya. “Wait for me, aku ikut,” ucap Dante segera masuk ke dalam rumah untuk meletakkan laptopnya di dalam kamarnya.

Hana menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Berpikir, apakah ayah mertuanya serius, ingin ikut dengannya ke pasar?

Tidak berselang lama Dante kembali lagi dan berganti pakaian casual. Memakai celana panjang berwarna coklat dan kaos polo berwarna hitam yang pres body, tidak lupa ia memakai kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Dante sangat tampan dengan penampilan seperti itu, terlihat lebih muda dari umurnya.

“Apakah ini definisi dari Hot Daddy?” batin Hana, menatap Ayah mertuanya tanpa berkedip.

“Aku akan mengantarkanmu,” ucap Dante. “Aku meminta maaf atas sikap Gery selama ini kepadamu,” lanjut Dante tulus seraya berjalan menuju mobilnya yang memang terparkir di halaman rumah. Lalu mempersilahkan Hana masuk ke dalam mobilnya.

Hana diam tidak menjawab ucapan Dante. Ia memasang sabuk pengaman dan kedua matanya menatap datar ke depan. Rasanya hatinya sudah mati rasa dan tidak ada gairah sama sekali untuk membahas Gery—suaminya.

Ia selama ini diam bukan berarti lemah.

Tapi, ia merasa percuma untuk berbicara tapi tidak di dengar dan diabaikan.

Apakah selama ini dirinya dianggap istri dari seorang Gery William? Tentu saja tidak! Ia hanya dianggap sebagai seorang pelayan oleh suaminya sendiri.

“Are you oke?” tanya Dante, menyalakan mesin mobilnya, menatap Hana yang duduk di jok yang ada di sampingnya.

“Ya,” jawab Hana pelan.

Dante menganggukkan kepala, lalu melajukan mobilnya menuju pasar yang di tunjukkan oleh Hana.

“Kenapa belanja sendiri? Bukankah di rumah banyak Maid?” tanya Dante memecah kesunyian di mobil tersebut.

Rasa canggung pasti ada antara ayah mertua dan menantu itu. Akan tetapi karena merasa bersalah kepada Hana atas perlakuan putranya. Dante yang notaben-nya datar, dingin dan irit berbicara memaksakan diri untuk bersikap baik dan ramah kepada Hana.

“Sudah menjadi tugasku,” jawab Hana singkat, melirik Dante sekilas yang sedang fokus menyetir mobil.

“Pertigaan belok kanan.” Hana memberikan arah jalan kepada Ayah mertuanya itu.

“Gery sangat keterlaluan. Aku akan membicarakan ini kepadanya. Tidak seharusnya dia bersikap seperti ini,” keluh Dante. Ia merasa gagal menjadi seorang ayah, tapi ini juga kesalahannya sendiri karena selama ini dirinya tidak pernah ada untuk Gery dan mendidik putranya itu. Gery tumbuh besar tanpa pengawasan orang tua, hanya ada kepala pelayan yang merawat Gery dari bayi sampai saat ini.

“Aku berterima kasih atas perhatian Daddy, tapi aku rasa tidak perlu melakukannya karena dia tidak akan peduli kepadaku,” lirih Hana.

Terdengar helaan nafas berat keluar dari bibir Dante, dan Hana tahu jika ayah mertuanya itu kesal dengan jawabannya.

Dante memarkirkan mobilnya yang sudah di sediakan pengelola pasar modern tersebut.

Hana bergegas keluar dari mobil, dan di ikuti oleh Dante dari belakang.

“Apakah kamu setiap hari belanja sendiri ke sini?” tanya Dante yang berjalan di samping Hana, memasuki pasar modern tersebut.

“Satu minggu dua kali,” jawab Hana seraya berjalan menuju penjual sayuran.

“No, aku tidak suka wortel,” ucap Dante saat melihat Hana ingin membeli wortel.

“Ini bagus untuk kesehatan kedua mata kamu, Dad,” jawab Hana seraya mengulas senyum.

Dante melepaskan kaca mata hitamnya, manik birunya menatap Hana dengan tajam. “Apakah mataku kurang sehat?” tanya Dante, menyelipkan kaca matanya di baju bagian dada.

Kedua mata Hana mengerjap berulang kali saat melihat manik biru yang selalu membuat dadanya berdetak tidak karuan sejak pertama kali melihatnya.

“Em ... baiklah, kita abaikan wortel ini,” ucap Hana pada akhirnya.

“Total lima puluh ribu, Neng,” ucap pedagang sayur sembari menyerahkan kantong plastik yang terisi berbagai macam sayuran.

Hana memberikan selembar uang lima puluh ribu kepada pedagang sayur tersebut, dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.

“Biar aku yang bawa,” ucap Dante mengambil tas belanja Hana.

“Suaminya bule ya, Neng? Kalian romantis sekali.” Pedangang sayur tersebut memuji ayah mertua dan menantu itu.

“Eh ... bukan, Pak. Ini ayah mertua saya,” jawab Hana dengan cepat, takut jika Dante salah paham mendengar ucapan pedagang sayur tersebut.

“Waduh!” pedagang sayur tersebut menggaruk kepalanya yang tidak gatal, mendengar jawaban Hana.

*

*

*

“Apakah aku masih terlihat muda?” tanya Dante ketika mereka selesai berbelanja. Karena banyak orang yang menganggap jika dirinya dan Hana adalah pasangan suami istri.

“Jangan di ambil hati, Dad. Begitulah nitizen +62,” jawab Hana, membuat Dante mengerutkan keningnya karena tidak begitu paham dengan ucapan Hana.

Selesai berbelanja mereka berdua kembali pulang ke rumah. Di mobil tersebut kembali hening karena baik Hana maupun Dante saling diam dan sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Sampai di rumah, Dante memerintahkan salah satu pelayan untuk membawa masuk belanjaan mereka yang ada di bagasi mobil. Sedangkan Hana sudah masuk ke dalam kamar untuk membersihka diri.

“Bibi, aku ingin bertanya kepadamu,” ucap Dante kepada Kepala pelayan yang berada di dapur.

Kepala pelayan tersebut mendekat dan menganggukkan kepala.

“Kenapa Hana di biarkan belanja ke pasar sendiri? Bukankah di sini banyak Maid?!” tanya Dante dengan nada mengintimidasi.

“Sir, ini adalah perintah dari Tuan Gery, kami tidak berani membantahnya,” jawab Kepala pelayan tersebut menundukkan kepala.

“CK!” Dante berdecak kesal mendengar jawaban tersebut.

***

Apakah Daddy Dante mulai perhatian kepada Hana? Ataukan hanya karena rasa bersalah saja?

Jangan lupa dukung karya Mak ya. Like, komentar, vote, beri gift dan juga bintang lima. Banyak maunya ya 🤣🤣🤣🙈

1
Supry Atun
bingung mau komen apa.bagus ceritanya.
yossy harefa
bagussssss
Fabian Adelard
Luar biasa
Engkar Karsih
ududyxueuufyrryifiufiurf/Proud//Chuckle//Proud//Awkward//Puke//Proud//Proud//Grin//Grin//Awkward//Grin//Awkward//Grin//Scream//Scream//Grin//Drool//Puke//Proud//Puke//Proud//Proud//Sweat//Proud//Puke//Grin//Puke//Grin//Grin//Grin//Grin//Grin//Grin//Puke//Puke//Grin//Puke//Puke//Grin//Grin//Puke//Grin//Puke//Puke//Grin//Grin//Puke//Grin//Puke//Puke//Grin//Grin//Puke//Grin//Puke//Grin//Puke//Grin//Puke//Grin//Grin//Grin//Puke//Grin//Puke//Grin//Puke//Grin//Grin//Grin//Grin//Puke//Grin//Puke//Grin//Puke//Grin//Puke//Grin//Puke//Grin//Grin//Puke/
Safiq Rahman
Waaaah si deet menyeramkan
takuuuut
Asih Ningsih
knpa gak langsung di lanjutin aja sih thor biar aku gak nyari2 lg.
Asih Ningsih
😂😂😂 meskipun dom datar ama org lain tpi klu udh ama istri mungkin jauh lebih menyayanginya n akan luluh pada wanita yg di cintainya kelak.
~Ni Inda~
Udah di claim ya Dom 😂😂
Kasih stempel hak milik sekalian 🤣🤣
Asih Ningsih
amiin alloh humma amiiin🤲🤲🤲
Asih Ningsih
oooh lilykuuuu dom menggerutu hati2 entar cepat tua lo doom.
Toto Sugiarto
lucu
Asih Ningsih
😂😂😂😂😂
Asih Ningsih
😂😂😂😂😂😂 ya alloh ampek sakit perutku nahan tawa dooom.
Asih Ningsih
iya masa iya doom ama lily thor
Asih Ningsih
sabar han dom lg bahagia krn calon istrinya udh keluar.
Asih Ningsih
doom sellu ketat menjaganya.
Asih Ningsih
iya pinjam anaknya siapa thoor
Asih Ningsih
iya jodohnya doom udh lahir ni bkl jdi rebutan putrinya.
Asih Ningsih
😂😂😂😂 iya cucumu sekaligus calon binik ku kakek nenek.
Asih Ningsih
asyik jodohku udh lahir di dunia.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!