Nina Mahesa permpuan Solehah terpaksa menikah dengan laki-laki bernama Aldi Kurniawan.
laki-laki yang tampan kaya namun jauh dari agama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sumi hulwah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Ma ma ma ma...."
Tasya kecil berceloteh
Bayi yang berusia kisaran 6-7 bulan itu sedang lucu-lucunya.
" Maasya Allah, gemesin banget sih kamu!"
Nina mencium bayi itu dengan lembut.
" Aku juga mau di sayang dong? Ucap Aldi
Tiba-tiba.
" Ih, ngagetin aja!" Nina mengelus-elus dadanya.
" Pa pa pa pa..."
Kembali Tasya kecil berceloteh.
Aldi langsung menghampiri Tasya dan menciumi pipinya dengan lembut, karena gemas ia juga menghampiri Nina dan mengunyel-unyel pipi sang istri.
" Sayang kapan nih kita proses bikin dede bayi?
Melihat Tasya, aku jadi kepengin punya anak beneran!"
" Hah"
Nina melongo, mendengar ucapan suaminya yang begitu santai.
" Kenapa sih? Wajarkan aku ngomong begitu? Kali ini Aldi menatap Nina dengan serius.
Deg deg deg.
Nina kembali merasakan degup jantung yang menggila.
" M- mas se-serius, mau melakukan itu?"
Bahkan menjawab pertanyaan Aldi dengan tergagap.
Di dalam hati Aldi bersorak-sorai melihat Nina yang begitu gugup.
Yes berhasil juga ngerjain istri Solehah ku hehe...
" Menurut mu!" Kembali Aldi ke mode serius.
" Mas, aku tidak akan menolak jika kamu mau mengambil hak mu sebagai suami, tapi masalahnya- " ucapan Nina terputus setelah mendengar sebuah pertanyaan yang terlontar dari mertuanya.
" Kalian lagi ngapain?"
Tanya Bu Maya yang tiba-tiba sudah di dalam kamar.
Pasutri itu saling berpandangan.
Mereka tidak menyadari sama sekali kedatangan kedua orangtuanya,karena saking asyiknya mereka bercengkrama.
" Lagi bermesraan lah, kita kan pengantin baru!" ucap Aldi asal.
Seketika pak putra dan Bu Maya saling berpandangan.
" Wow, menyenangkan sekali yah!" Ucap pak putra dengan sinis.
" Kalian mau apa ke sini?" Kali ini Aldi bertanya dengan nada tegas, ia yang tadinya duduk kini beranjak pergi menghampiri keduanya.
" Tenanglah, kami kesini hanya ingin memberi tahu bahwa Hafsah sudah ada di jalan.
Ia sedang menuju ke rumah ini, dan
dia akan tinggal di sini dalam beberapa waktu!"
" Maksud papa apa?
Ngapain perempuan itu tinggal di sini?"
" Hafsah mau mengenal kamu lebih dalam lagi.
Tentunya... Sebagai calon suami!" Dengan entengnya pak putra berucap.
Beliau tidak memikirkan sama sekali perasaan anak dan menantunya saat ini.
" Kalian benar-benar egois!" Teriak aldi
Laki-laki itu membuka pintu dengan kasar dan keluar dari kamar.
Sayup-sayup terdengar adzan asar sambil mengontrol emosi nya Aldi melangkah pergi menuju masjid terdekat.
Ia lupa akan Nina yang masih tertinggal di kamar bersama kedua orang tua nya.
Di dalam kamar.
Tasya sudah kembali tertidur.
Nina masih belum beranjak di atas ranjang.
Ia kebingungan saat di hadapkan dengan kedua mertuanya.
wajahnya terlihat pucat, ia tidak bisa berkutik sama sekali.
" Dengarkanlah baik-baik perempuan kampung!
Kami tidak akan mengusir mu dari rumah ini.
Kamu juga tetap masih menjadi istri anak saya. Tapi, hanya di atas kertas bahkan bisa di bilang menjadi istri bayangan.
Dan istri Aldi sesungguhnya nanti adalah Hafsah.
Jadi, siap tidak siap mulai hari ini kamu harus siapkan mental untuk menghadapi pernikahan suamimu dengan wanita lain suatu saat nanti."
Nina terdiam, ia tidak mengeluarkan suaranya tenggorokannya seperti tercekat
Ia hanya mendengarkan ucapan mertuanya kata demi kata.
" Satu lagi, dengan adanya masalah ini kami ingin melihat sejauh mana usaha kalian dalam mempertahankan rumah tangga ini."
Pak putra dan Bu Maya pergi setelah sebelumnya mengambil Tasya yang masih tertidur.
Tubuh Nina merosot ia terduduk di lantai dengan derai air mata.
Ya Allah apa yang harus hamba lakukan.
Haruskah rumah tangga yang belum genap dua bulan ini hancur begitu saja dengan kehadiran orang ketiga?
Sakit hati ini Ya Allah begitu mendengar ucapan mereka.
Aku kira hanya cerita-cerita di novel-novel aja masalah seperti ini, tapi nyatanya aku mengalaminya sendiri.
Kuatkan hati hamba-Mu ini Ya Allah.
Nina menghirup nafas dalam-dalam. kemudian ia keluar kan berlahan.
Ia berusaha untuk tegar dalam menghadapi masalah yang datang.
Setelah di rasa tenang Nina mencuci mukanya ia keluar dari dalam kamar dan mencari sosok suaminya yang sedang marah.
Ia berjalan menyusuri setiap sudut ruangan dengan seksama berharap ia menemui orang yang sedang di carinya di salah satu ruangan itu.
Namun hasilnya nihil.
Saat pandangannya mengitari ruang tamu ia malah menemukan sosok perempuan berhijab yang sedang duduk di temani oleh laki-laki paruh baya.
Di sana juga terlihat pak putra dan Bu Maya yang sedang asyik berbincang-bincang.
" Nina!"
Panggil Bu Maya yang tidak sengaja melihatnya lewat.
" I-ia Bu"
Nina menjawab panggilan ibu mertua nya dengan gugup.
" Kenalkan, ini yang namanya Hafsah!"
Dengan sengaja Bu Maya memperkenalkan Nina dengan Hafsah.
Nina mengulurkan tangannya menjabat tangan perempuan berhijab syar'i itu.
" Saya Nina"
" Aku Hafsah"
Kedua perempuan itu saling melempar senyum.
Maasya Allah benar-benar cantik perempuan ini, wajah nya putih, bersih, postur tubuhnya juga ideal benar-benar cocok kalau di sandingkan dengan mas Aldi.
Nina masih menatap perempuan itu dengan kagum.
" Hai, sudah shalat asar belum?" Ucap Aldi yang sudah berada di samping Nina.
" Kebiasaan deh, ngagetin!" Nina menjawab dengan kesal.
" Lagian siapa suruh sih bengong terus dari tadi!" Aldi menjawil hidung Nina dengan lembut.
" Jangan gitu dong!"
Seperti biasa Nina mengusap-usap hidungnya.
" Dari tadi kemana, aku cari-cari loh!
Oh ia mas ini ada mba Hafsah sama orang tua nya!" Ucap Nina dengan lembut
Aldi mengedarkan pandangannya ke tamu itu sebentar kemudian pandangannya kembali ke sang istri
Ia tidak ada minat sama sekali untuk menyapa tamu itu.
" Aku habis dari masjid sayang!"
"Ooo"
" Yuk aku temani shalat!"
Dengan sengaja Aldi merangkul sang istri untuk mengajaknya pergi dari ruangan itu.
Namun baru mau melangkah teriakan pak putra tedengar.
" Aldi hormati tamu papa!!!"
Bersambung
Like dan komentar nya di tunggu....