Kesalahan Satu Malam

Sedangkan di tempat lain, saat ini Mommy Steven menghamili suaminya yang berada di ruang kerja.

"Dad! Bagaimana Daddy memberikan keputusan dengan menyuruh Steven untuk menikahi wanita itu? Bagaimana jika wanita itu bukan wanita baik-baik yang hanya memanfaatkan Steven? Pokok nya Mommy tidak setuju jika Steven harus menikah dengan wanita yang bahkan tidak tau dari mana asal usulnya," kata Mommy Steven protes dengan keputusan suaminya yang meminta Steven untuk menikahi Hanum.

"Mom, lalu keputusan apa yang harus Daddy ambil? Mommy sudah tau sendiri bukan bahwa wanita itu saat ini sedang mengandung anak dari Steven, jika Steven tidak menikahi wanita itu lalu mau di apakan wanita itu, Mom?" kata Daddy dengan wajah kesalnya.

"Kita rawat anak nya saja," jawab Mommy dengan nada sinis nya.

"Mom? Bagaimana bisa Mommy memiliki pemikiran seperti itu? Mommy juga seorang perempuan bagaimana jika itu terjadi kepada Mommy? Pokok nya keputusan Daddy sudah tidak bisa di ganggu lagi, Steven akan tetap menikah dengan wanita itu dan malam ini juga kita akan menemui wanita itu untuk melamarnya," kata Daddy lalu pergi meninggalkan Mommy seorang diri di ruang kerjanya.

Dan benar saja apa yang dikatakan oleh Daddy, saat ini Daddy sudah berada di tempat dimana Hanum tinggal. Daddy dan juga Mommy ingin melamar Hanum untuk Steven.

"Siapa yang ingin bertemu dengan ku, Ayu?" tanya Hanum dengan menatap penasaran kepada Ayu.

"Hanum, di luar ada ke dua orang tua dari Steven. Mereka berdua ingin bertemu dengan kamu," jawab Ayu menatap tidak percaya kepada Hanum.

"Apa? Ke dua orang tua dari lelaki itu? Ayu, katakan padanya bahwa aku sedang keluar, aku tidak mau bertemu dengan mereka," kata Hanum memohon kepada Ayu agar membantunya.

"Tapi Hanum aku sudah mengatakan bahwa kamu ada di sini, sebaiknya sekarang kamu temui mereka berdua,"

"Tapi Ayu-"

"Sudah tidak apa-apa, ada aku di sini. Aku akan melindungi dan membantu kamu," ucap Ayu berusaha meyakinkan Hanum bahwa dirinya akan baik-baik saja.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Ayu, Akhirnya Hanum pun menyetujui untuk menemui mereka berdua.

Hanum berjalan keluar bersama dengan Ayu dan betapa terkejutnya Hanum saat dia melihat ke dua orang tua Steven yang terlihat masih muda bahkan mereka berdua sangat cantik juga tampan.

"Ayu, mereka beneran ke dua orang tua dari lelaki itu?" tanya Hanum dengan berbisik kepada Ayu.

"Iya Hanum, mereka sendiri yang mengatakan bahwa mereka berdua adalah ke dua orang tua dari Steven. Awalnya aku tidak percaya tapi mereka memberikan sebuah foto saat Steven masih kecil dan mereka berdua memang ke dua orang tua dari Steven," jawab Ayu sambil menjelaskan tentang ke dua orang tua Steven.

Hanum semakin di buat gugup saat melihat ke dua orang tua Steven yang terlihat sangat kaya.

"Apakah kamu yang bernama Hanum?" tanya Daddy kepada Hanum.

"Iya Tuan, nama saya adalah Hanum,'' jawab Hanum menunduk malu.

"Hanum, kami semua sudah tau tentang kehamilan kamu dan kedatangan kami berdua ke sini adalah untuk melamar kamu. Bagaimana Hanum, apakah kamu mau menerima lamaran dari Steven, anak kami?" kata Daddy langsung mengatakan maksud dari kedatangan nya ke sini.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Daddy, Hanum benar-benar sangat terkejut karena dia tidak menyangka bahwa mereka datang ke sini karena ingin melamarnya.

"Tuan, apakah harus secepat ini? Saya bahkan masih belum siap," kata Hanum dengan ekspresi wajah terkejut nya.

"Kamu masih ingin menunggu sampai kapan? Kau tidak tau bahwa saat ini kamu sedang hamil, apakah kamu mau menunggu anak itu sampai lahir?" kata Mommy Steven sedikit marah mendengar jawaban dari Hanum.

"Mom, jangan berteriak seperti itu. Mungkin apa yang dikatakan oleh Hanum itu benar bahwa dia masih terkejut dengan situasi saat ini," kata Daddy berusaha menenangkan Mommy yang terlihat kesal.

"Sudahlah Dad, jangan terlalu basa-basi. Katakan pada wanita itu jika dia mau menikah dengan Steven maka secepatnya pernikahan nya akan di langsungkan tapi jika dia tidak mau maka jangan pernah mencari Steven lagi," ucap Mommy Steven lalu dia pun berjalan keluar dari rumah kontrakan Ayu.

Hanum hanya bisa melihat kepergian Mommy Steven, terlihat sangat jelas bahwa Mommy Steven tidak suka padanya.

"Maafkan istri saya ya, Hanum. Mungkin dia juga merasa terkejut dengan situasi saat ini tapi kedatangan saya ke sini memang benar-benar ingin melamar kamu untuk Steven dan jika kamu setuju maka secepatnya pernikahan ini akan di langsungkan,"

"Hanum, sebaiknya kamu katakan iya pada keluarga Steven karena bagaimana pun juga saat ini kamu sedang mengandung anak Steven. Sampai kapan kamu akan menghindari masalah ini, sekarang kau harus mengambil keputusan jangan berfikir terlalu lama," kata Ayu berbisik kepada Hanum agar dia menerima lamaran dari keluarga Steven.

Hanum kembali berfikir dan memang apa yang dikatakan oleh Ayu itu benar. Saat ini Hanum tengah mengandung anaknya dan sudah seharusnya Hanum menikah dengan Steven meskipun tidak ada cinta di antara mereka berdua tapi setidaknya anak mereka berdua memiliki status yang jelas.

"Baiklah Tuan, saya menerima lamaran dan saya juga setuju untuk menikah," jawab Hanum meyakinkan diri nya sendiri bahwa keputusan nya ini adalah yang terbaik bagi dirinya dan juga anak yang tengah dia kandung.

Mendengar jawaban dari Hanum, Daddy Steven pun tampak tersenyum bahagia.

"Baiklah, kalau begitu saya akan mengatur pernikahan kalian secepatnya,"

"Tapi Tuan saya memiliki satu permintaan,"

"Apa itu? Katakan saja,"

"Saya hanya ingin pernikahan yang sederhana yang hanya di hadiri oleh keluarga terdekat saja. Maafkan atas kelancangan saya Tuan karena permintaan saya ini mungkin merepotkan Tuan,"

"Tidak apa, baiklah jika itu keinginan kamu. Saya akan menyetujuinya." kata Daddy Steven lalu saat itu juga Daddy Steven pun berpamitan untuk pulang.

Hari demi hari berlalu begitu cepat, kini sudah tiba hari dimana pernikahan antara Hanum dan juga Steven berlangsung. Hanum juga sudah memberitahukan kepada Ibu dan juga Rika bahwa dia akan menikah. Hanum juga mengatakan bahwa dia akan menikah di kota, keluarga Hanum yang mendengar kabar bahwa Hanum akan menikah pun benar-benar merasa sangat terkejut karena selama ini Hanum tidak pernah dekat dengan lelaki mana pun dan tentu saja keluarga Hanum hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk pernikahan Hanum.

"Bagaimana para saksi, sah?"

"Sah!" jawab semua orang yang berada di acara pernikahan sederhana antara Hanum dan juga Steven.

Sesuai dengan permintaan Hanum, pernikahan tersebut hanya di hadiri oleh orang terdekat dari keluarga Steven dan Hanum hanya di temani oleh Ayu.