Membunuh istri seorang Mafia???
Begitulah yang terjadi pada Disha si reporter Indonesia saat berada di kapal pesiar. Dia terjebak dalam situasi sulit ketika dia terpergok memegang sebuah pistol dengan jasad wanita di depannya yang merupakan istri tercinta dari seorang mafia bernama Noir Mortelev.
Mafia Rusia yang terkenal akan hati dingin, dan kejam. Mortelev adalah salah satu diantara para Mafia yang berdarah dingin, dan Noir merupakan keturunan dari Mortelev sendiri.
Kejadian di kapal pesiar sungguh membuat Disha hampir mati di tangan Noir saat pria itu ingin membunuhnya setelah mengetahui kematian istrinya, namun dia bersumpah akan membunuhnya secara perlahan lewat siksaan batin dan jeratan pernikahan.
“Akan aku berikan neraka untukmu sebagai balasan kematian istri dan anakku yang belum lahir. You understand!”
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AM'sLL — BAB 26
KESALAHAN MELAWAN MORTELEV
“Akkhh— ” teriakan yang begitu lantang, ketika anak buah Noir tengah memukuli hingga menyiksa para bandit yang sudah berani mengusik bisnisnya hingga salah satu anak buah Taylor yang menyerang Noir dan Falco.
Tentu saja, mereka akan mengalami siksaan yang sangat buruk di gudang bawah tanah milik Noir.
Sementara pria itu sendiri baru saja pergi dengan mobil mewahnya, bersama dua anak buahnya yang berada di satu mobil yang sama. Hingga dua mobil lainnya ikut di depan dan belakang untuk berjaga-jaga bila ada serangan musuh.
“Kemana dia akan pergi?” gumam Disha saat dia mengintip lewat jendela besar yang berada di ujung.
“Disha!" Panggil Yelena tersenyum ke arahnya dengan tatapan heran.
Tentu saja wanita cantik dengan pakaian hitam panjang itu membalas senyuman Yelena.
“Kau sedang apa?” tanya nya hingga membuat Disha mencoba mencari alasan.
“Memastikan apakah hujan turun!” Balasnya tersenyum kikuk, hingga Disha tak sengaja melirik ke buku yang Yelena bawa. Sebuah novel dengan cover gambar warna biru.
“Kau suka membaca buku?” tanya Disha sekedar berbincang.
Yelena tersenyum lebar sekilas menatap ke bukunya. “Ya! Aku yang menulisnya, jadi aku ingin membacanya!” jelas wanita berambut pirang terkuncir satu itu.
“Benarkah! Aku lebih suka menjadi pembaca, satu hari aku bisa membaca satu buku novel tanpa jeda!” ujar Disha yang begitu terlihat akrab dengan Yelena.
Kedua wanita tadi tanpa sadar bahwa mereka menikmati perbincangannya hingga berjalan santai di dalam Mansion. Namun senyuman Disha hilang saat mereka berpapasan dengan Alon yang baru saja pulang.
Tentu saja Disha dan pria itu saling beradu pandang, seolah tengah melihat musuh satu sama lain. Yelena yang menyadari akan tatapan keduanya, tentu saja dia langsung menjadi penengah agar tidak seperti ibunya.
“Ayah tidak bersama Ganev?” tanya Yelena.
Sehingga Disha langsung berpaling mencoba bersikap tenang.
“Tidak. Dia sedang mengerjakan pekerjaan lain.” Balas Alon sehingga Yelena terdiam dan itu membuat Disha menoleh ke wanita yang kini murung.
“Jangan terlalu memikirkannya, dia akan pulang. Terkadang dia sedikit menjengkelkan, istirahatlah.” Ucap Alon melengos usai mengatakannya kepada putrinya yang masih diam.
Disha yang mendengarnya dia hanya menatap sinis. Dia juga sudah mengetahui akan suami Yelena.
“Para pria memang seperti itu. Lebih baik kau istirahat saja, dan... ” Disha mengehentikan ucapannya sehingga membuat Yelena menatapnya penuh penasaran.
Tentu, mengingat sudah beberapa hari ini dia tinggal di Mansion orang asing, kematian kakaknya dan kebenaran yang Noir katakan seakan menghancurkan semangat hidup nya.
“Kau baik-baik saja?” tanya Yelena yang selalu pengertian.
Disha menatapnya dan tersenyum tipis. “Mungkin aku akan mencobanya!” balas Disha membuat Yelena ikut tersenyum.
...***...
Club — Moscow
Suara musik yang begitu candu hingga ruangan gelap dan hanya disinari oleh cahaya warna merah, biru, dan ungu. Seorang penari tiang hingga pelayanan seksi yang sangat menggoda terlihat di ruangan VIP.
Noir melangkah masuk, bersama dua anak buahnya yang ditugaskan menunggu di luar ruangan.
“Mari Tuan, Anda sudah di tunggu.” Ucap seorang bodyguard kepada Noir hingga pria itu mengikutinya.
Sekilas pria tampan dengan kemeja hitam tadi menoleh ke para penari tiang yang nampak seksi dan menggoda, namun tatapan tegas Noir sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan. Dia lebih tertarik bertemu musuh-musuhnya.
Dari arah sofa, Taylor menatap kedatangan Noir yang kini sibuk disambut oleh para mafia lainnya.
Ya! Hanya ada lima orang termasuk Noir di sana, mereka hanya mengadakan pertemuan, melihat pertunjukan hingga membicarakan soal bisnis ilegal. Namun ketiga pria memilih pergi, sengaja meninggalkan Noir bersama Taylor yang kini berpindah duduk.
“Senang akhirnya bisa bertemu dengan mu lagi Tuan Noir!" Sapa pria pemilik lesung pipi itu duduk sembari membawa segelas beer di tangan kirinya.
“Rencana baru?" Tebak Noir dengan santai sambil menatap ke para penari di depannya.
Taylor menyeringai, karena tebakan itu benar. Dia tahu bahwa Noir sudah mengetahui sola penyerangan yang dia lakukan kemarin malam.
“Kau tahu. Mengembangkan bisnis ilegal sangat mudah, tapi saingannya yang sangat sulit!” ujar Taylor meneguk minumannya hingga Noir menyeringai kecil.
“Aku hanya memberikan pelajaran kecil saja kepadamu atas penolakan mu beberapa bulan lalu. Itu sangat menyakitiku." Jelas pria itu yang masih menunjukkan senyumannya hingga lesung pipinya.
Noir masih diam, lalu melirik ke Taylor yang masih menoleh menatapnya. “Vodka?!” tawar Taylor menunjukkan gelas berisi vodka tepat di hadapan Noir.
“Kemarilah!" Pinta Taylor tegas hingga seorang wanita cantik dengan pakaian seksi warna merah datang menghampirinya dengan senyuman menggoda.
Ya! Dia Sammy, si wanita penggoda yang sangat mematikan karena tak ada seorang pria pun yang dapat berpaling darinya ketika sudah terjerat olehnya.
“Ayo, berikan dia minuman!” pinta Taylor hingga Sammy dengan senang hati mulai menuangkan Vodka ke gelas, lalu duduk di samping Noir dan memberikan gelas tersebut di depan pria yang kini sangat dia impikan untuk didekati.
“Mr. Mortelev! Saya yakin Anda akan menyukainya!" Ucap Sammy menyeringai kecil.
“Dia Sammy, wanita paling cantik dan seksi di club' ini! Jika kau mau, aku bisa memberikan waktu untuk kalian berdua menikmatinya!" Sindir pria itu sama sekali tidak dipedulikan oleh Noir yang mulai meneguk Vodka nya.
Oh sungguh! Sammy yang melihatnya, dia benar-benar menyukai aura serta apapun itu yang ada di Noir Mortelev.
“Let's play? (Ayo main)?” tanya Sammy mendekatkan wajahnya hingga bibirnya ke telinga Noir.
Pria itu menoleh. “Berapa lama kau bisa bertahan?" Tanya Noir membuat wanita itu tak percaya akan pertanyaan nya yang membuatnya benar-benar senang.
Tak cuman Sammy saja yang senang, Taylor pun ikut menyeringai licik mendengar pertanyaan Noir yang seakan terpengaruh akan sentuhan dan wajah cantik Sammy dengan mata silver nya itu.
“Selama yang kau inginkan Tuan Mortelev!” balas Sammy menyeringai kecil hingga mengendus rahang tegas Noir tak sabaran.
Tentu saja Noir sangat menyukai nya. Wanita yang pandai bermain di atas ranjang dengan waktu lama, pria mana yang tidak tergiur.
Noir meneguk minumannya hingga habis, lalu meletakkan gelas tersebut di atas meja. “Aku pikir... Rasa sakit mu masih kurang Tuan Lei. Kau tahu aku tidak suka berbelit apalagi dijebak dan dipancing dengan menggunakan seorang wanita.” Ujar Noir menatap Taylor dengan datar dan tajam.
Pria berkemeja putih tadi langsung terdiam, bahkan senyumannya hilang saat Noir sudah membongkar rencananya yang murahan itu.
Bahkan Sammy sendiri ikut terkejut.
Noir bangkit dari duduknya. “Salah satu anak buahmu berada di tanganku, kapanpun dia akan mengatakan semua tentang bisnismu. Tidak lama lagi bisnis mu akan hancur, jadi bersiaplah.” Ucap Noir dengan nada santai.
Mendengar itu, Taylor menahan amarahnya dan masih duduk hingga meremas gelasnya.
“Tapi aku benar-benar ingin bersamamu, setidaknya untuk satu malam saja!" Ucap Sammy yang dengan beraninya menahan tangan Noir.
Pria itu menoleh, menatap datar namun tegas. “Are you still a virgin? (Apa kamu masih perawan)?” tanya Noir terus terang sehingga Sammy yang memang seorang pelacur, dia tak bisa menjawabnya karena tentu saja jawabannya sudah sangat jelas.
Setidaknya pertanyaan itu sudah cukup untuk membuat wanita tadi terdiam.
Noir melangkah tiga langkah ke depan sampai dia melupakan sesuatu.
Taylor menatap heran ketika Noir menghampiri ke arah mejanya. “Adios!” ucap Noir sedikit berbisik serak saat dia menatap tajam ke Taylor yang berkerut alis.
Hingga selang beberapa detik.
“HAAAAAA!!!" teriak histeris para wanita yang ada di dalam ruangan VIP tadi hingga berlarian keluar usai melihat pemandangan yang mengerikan.
yohana selingkuh sm ganev..
klu sampai noir tahu bgmn reaksi nya coba 😀😁🫢🤭
Disha mulai berani sm noir krn merasa sdh tahu kebenaran nya..siapa yg membunuh teodora..
apakah teodora selingkuh jg?
dan apa tujuan noir melibatkan Disha?
author jwb donk 😍😂😀🫢🤭