Araa frendzone Berlin mau tak mau harus menukar posisi mengantikan kakak tirinya Catlin frendzone Berlin untuk menikah dengan CEO sekaligus mafia berdarah dingin🥶.
Aston zesnard Phoenix lelaki berusia 30 tahun yang kini duduk di bangku kebesarannya menawarkan pernikahan kepada Lelaki tua yang perusahaannya di ambang kebangkrutan.
Bima frendzone Berlin tidak memiliki cara lain menyelamatkan perusahaannya kecuali dengan menerima penawaran lelaki di hadapannya ini.
Haruskah dia menyerahkan satu putrinya??
Lalu siapa putri yang akan menjadi istri aston??
Bagaimana ceritanya? Yuk ikuti novel mom lin sekarang dan nikmati alurnya jangan lupa like komen dan vote💋💋💋
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
biarkan Aston memperkenalkannya padaku dan momynya
setelah kepergian Aston, Araa berlari menaiki tangga menuju kamarnya. dia mencari ponsel yang diletakkannya di atas meja tadi, setelah ditemukan. Araa menelfon dona melalui sambungan itu.
"Hallo Don, kamu sudah ke kampus belum?" Tanya Araa saat teleponya tersambung.
"belum nih Raa, baru aja mau otw. kamu gimana, izin lagi?. tugas udah numpuk banget nih, kamu jangan banyakin izinnya dong Raa. entar ketinggalan materi loh, mana dihubungi dari kemarin ngak dibales, sekalinya bales dikit doang kek seleb aja tau" gerutu Dona di sebrang sana.
"kek kampus kok hari ini, aku mau ke rumah Ayah dulu Dona. motorku masih disana, udah jangan cerewet lagi kek ibu-ibu Aja tau" jawab Araa sambil tersenyum, Dona memang seperti ini kalau sudah berbicara dengannya.
"iya deh, kalo gitu aku tungguin depan gerbang rumahmu ya. biar kita berangkat bareng aja gimana?" tanya Dona.
"boleh Don, kalau gitu aku langsung kesana. kamu tungguin ya, bayy" ucap Araa langsung mematikan telfonnya.
Araa meraih tasnya. dia menuju cermin dan melihat penampilannya sekali lagi, dirasa masih rapih. Araa langsung keluar dari kamar membawa langkahnya kebawa, hingga keluar dari pintu utama mansion mewah itu.
ojol yang dipesan Araa sudah menunggu di luar pintu gerbang, Araa melangkah keluar. sang ojol bingung menatap bangunan didepannya. kemudian melihat Araa yang kini tersenyum ramah kepadanya.
'orang kaya gabut kali ya ' batin ojol tersebut geleng-geleng kepala.
******
Di hunian mewah bak istana, tak lain adalah kediaman utama Zesnard Phoenix Grup. tempat tinggal papa dan momy Aston.
lelaki paruh baya yang usianya sudah tidak mudah lagi kini tengah duduk di ruang kerjanya sambil menyesap sebatang rokok.
"katakan informasi yang kamu dapatkan " ucap Agam pada sekertarisnya.
"Baik" balas Axel kemudian mengatakan informasi yang dia dapat tentang kegiatan Aston satu minggu kebelakang.
"Haruskah saya bawa menantu anda kesini Tuan?" tanya Axel pada Agam.
"tidak perlu lakukan hal itu Axel. biarkan Aston memperkenalkannya padaku dan momynya. untuk sementara waktu, pastikan istriku tidak tahu informasi ini" balas Agam.
dia tidak ingin Kanaya sang istri merasa kecewa ulah kecerobohan putra pertamanya. cukup Reno saja yang membuat ulah, selama ini Kanaya sering menangis dan mengeluh padanya tentang kelakuan putra keduanya itu.
Axel mengiyakan titah Agam. dia adalah sekertaris sekaligus Asisten terpercaya Agam, dua pria paru baya yang usianya sudah tidak lagi muda. namun masih setia bersama hingga kini walau Agam sudah pensiun atau turun dari jabatannya dan di gantikan oleh Aston sang anak. sebagai pemimpin utama Phoenix Grup.
di sebrang sana.
Araa sudah sampai didepan rumahnya, Dona terlihat sedang duduk di atas motornya menunggu Araa sahabatnya itu.
"Akhirnya sampai juga kamu Araa, panas banget lagi. kulitku serasa mau terbakar" keluh Dona sambil mengelap dahi dan lehernya yang dibasahi keringat.
matahari menyentuh pagi, dengan sinarnya yang indah dan terang menerangi bumi hingga melenyapkan gelapnya malam.
melihatnya terbit dari timur, mengenai kulit mereka yang sedang beraktivitas.
"Matahari pagi Don, biar sehat ih" ucap Araa sambil mencubit gemas pipi Dona.
"sakitttt Raa!! kamu tu yah" teriak Dona.
"hihihi, ikut masuk ngak" tanya Araa pada Dona.
"ogah Ah. malas gua ketemu nyokap loh, sama anaknya itu" tolak Dona.
Dona memang paling tidak suka dua wanita yang sering kali menyakiti sahabatnya, kalau saja Araa tidak menahannya. sudah dipastikan setiap kali berpapasan dia akan menghajar dua wanita itu untuk membalas dendam Araa atau kekesalannya sendiri.
Araa masuk setelah gerbangnya dibuka oleh Satpam yang sedang berjaga, hingga di pintu utama dia melangkah ke dalam. betapa syukurnya tidak ada Catlin dan Meri begitupun Ayahnya, Araa menaiki tangga dia berpapasan dengan Bi Ema.
"eh Nona muda" Bi Ema langsung memeluk nona mudanya itu meluapkan kerinduannya.
Araa membiarkan dan merasakan hangatnya pelukan Bi Ema, dia sangat nyaman dipeluk begini olehnya. ada sensasi yang dirindukannya juga, padahal belum lama mereka berpisah dari kediaman ini.
"E-eh maaf Nona muda bibi kelepasan. Nona muda sehatkan?" ucap Bi Ema.
"iya sehat, bibi jugakan?" Araa balik bertanya.
"Alhamdulillah sehat juga, Nona muda ada yang bisa bibi bantu?" tanya Bi Ema.
"tidak ada Bi, Araa cuman mau ngambil kunci motor di kamar. sebentar aja kok, Dona lagi nunggu didepan soalnya" balas Araa.
"oh yaudah Non silahkan, kamarnya baru bibi bersihin tadi" ucap Bi Ema mempersilahkan Araa untuk ke kamarnya.
"Makasih Bi, Araa ke atas dulu ya. Bibi yang semangat kerjanya" balasnya menyunggingkan senyum lalu meninggalkan Bi Ema yang masih menatap nona mudanya itu.
'nyonya, Nona muda baik-baik saja ' batinnya menatap Araa tanpa sadar meneteskan air mata.
bersambung...............