"mengapa kamu selalu menghindari saya?" Tanya seorang pria tampan dengan tatapan tajam. Seorang gadis cantik terus saja memundurkan langkahnya ketika pria tersebut terus berjalan kearahnya
"Kamu takut kepada saya? Ayara Pricilla Zoya?" Ucap pria tersebut dengan senyum smirknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweet Raa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
"Mika beneran marah ya?" Gumam Ara, karena sejak tadi dirinya berusaha menelpon Mika tetapi sama sekali tidak ada jawaban
"Apa samperin aja kerumahnya" Ara sedikit berfikir sebelum akhirnya dirinya memutuskan untuk pergi kerumah Mika
"Mah"
"Mamah" Ara mencari keberadaan Salma hingga ke halaman belakang, tetapi hasilnya nihil tidak ada tanda tanda keberadaan Salma. Ara memutuskan untuk mengirim pesan dan berlalu pergi menggunakan ojek untuk menuju rumah Mika.
"Bang berhenti dulu di depan ya"
"Iyaa boleh Kak"
"Tunggu sebentar ya Bang" Ara segera turun dan masuk ke salah satu toko dessert kesukaan Mika
"Mba tiramisu cake lava satu ya"
"Boleh Kak, tunggu sebentar"
Ara memilih duduk disalah satu kursi sambil menunggu pesanannya. Tak berselang lama pelayan datang dan langsung mengurus pembayaran
"Semoga Mika mau ketemu Ara" gumam Ara dengan melihat cake ditangannya
****
Ting....
Tong...
Ara memencet bel dan menunggu beberapa saat sebelum akhirnya pintu terbuka
"Ara"
"Sore Tante. Mika dirumah gak Tan?" Tanya Ara sopan
"Ada, ayo masuk sini, tumben banget loh, biasanya juga Mika yang jemput kalo mau kesini"
"Tadi udah telpon Mika, tapi gak diangkat, jadi Ara langsung kesini aja" jelas Ara
"Yaudah Ara tungguin dulu ya sayang, Tante ke kamar Mika dulu, kayaknya ketiduran deh"
"Iyaa Tante" Ara duduk di sofa yang ada diruang tamu. Sedangkan Rina berjalan menuju kamar Mika
Tok!Tok!
"Sayang, ada Ara tuh" ucap Rina dari luar kamar. Tak kunjung ada jawaban, Rina membuka pelan pintu dan tidak melihat keberadaan Mika
"Mika?" Rina terus berkeliling kamar tetapi tak kunjung melihat Mika, hingga akhirnya Rina memutuskan untuk kembali menemui Ara
"Ngapain disini?"
"Ara mau ketemu Mika, kenapa Mika gak angkat telpon Ara?"
"Ya suka suka gue lah, terus sekarang ngapain kesini? Gak ada yang minta lo kesini!"
"Loh kalian ini kenapa?" Rina merasa bingung ketika melihat Ara dan Mika bertengkar, karena tidak biasanya mereka seperti ini
"Kenapa mamah izinin dia masuk?" Tanya Mika
"Kan biasanya juga Ara main kesini, ya mamah izinin lah"
"Tapi sekarang enggak! Mika udah gak mau main sama dia, Mika udah gak mau temenan sama dia!" Ucap Mika penuh penekanan
"Kamu bicara apa? Kenapa kalian bisa gini? Ada masalah apa? Coba bicara baik baik" Tanya Rina yang semakin dibuat bingung ketika melihat anaknya menahan amarah dengan wajah yang sudah memerah
"Pokoknya mulai sekarang kita udah gak ada hubungan apapun, jangan biarin dia kesini lagi, Mika gak mau ketemu sama dia" Mika berlari kearah kamarnya dan menutup pintu kamar begitu keras
"Hufffttt Mika ini benar benar keras kepala" gumam Rina. Ara terus memandangi pintu kamar Mika dengan getir, matanya sudah memerah lehernya terasa mencekat karena menahan tangis yang akan pecah
"Ara sini nak" Rina mengajak Ara duduk dan mencoba menenangkan Ara "Coba cerita sama Tante, sebenarnya ada apa sama kalian? Gak biasanya kalian bertengkar sampai seperti ini. Kalaupun kalian bertengkar, saat disamperin kerumah pasti udah baikan, tapi ini malah semakin panas" Rina mengusap lembut rambut Ara dan mencoba mencari jawaban akan situasi saat ini. Ara dengan perlahan menjelaskan apa yang telah terjadi, dan Rina terus menyimak cerita Ara
"Jadi karena itu?"tanya Rina dan dijawab dengan anggukan oleh Ara
"Ini hanya salah paham sayang, jangan sedih, kalian gak bakal putus pertemanan, Tante bantu kamu buat jelasin ke Mika ya"
"Makasih ya Tante" Ara memeluk tubuh Rina dan disambut hangat oleh Rina
****
Cklek
"Ara pulang"
"Akhirnya pulang juga, kamu kemana sih kok gak bilang mamah" tanya Salma
"Ara kan udah kasih tau Mamah dichat, emang gak masuk pesannya?" Ara melepaskan sepatunya dan mengambil ponselnya melihat pesan yang dikirimnya kepada Salma "Ceklis satu nih, ponsel mamah kemana?"
"Oh iya lupa, ponsel mamah mati, baru dicas pas tadi pulang"
"Berarti bukan salah Ara ya"
"Iyaa sayang gapapa" Salma mengusap lembut rambut Ara dan segera menyuruhnya untuk mandi dan makan malam bersama
Jam menunjukkan pukul 9 malam, Ara duduk di balkon kamar dengan pikiran yang entah kemana, sudah beberapa kali Ara menghela nafasnya kasar, dirinya sama sekali tidak bisa fokus dengan buku yang ada dihadapannya
Drrrtttt!
Kring!
Kring!
Ara mengambil ponselnya dan melihat siapa orang yang sejak tadi mengirimkan pesan hingga menelpon beberapa kal. "Zio, tumben banget" Ara menggeser tombol hijau dan menempelkan ponsel di telinganya
"Lo udah tidur atau gimana sih Ra?" Tanya Zio di seberang telepon
"Belum tidur, lagi belajar nih, kenapa?"
"Lo gak belajar Ayara Pricilla Zoya, jangan bohong, dari 20 menit yang lalu gue liatin lo!"
"Hah liatin gimana?" Tanya Ara bingung
"Liat kebawah" titah Zio. Ara segera bangkit dan mendekat kearah pembatas balkon, melihat Zio yang bersandar disamping mobilnya dengan menatap kearahnya
"Zio ngapain malem malem?" Tanya Ara
"Coba baca chat gue"
Ara segera membuka pesan yang dikirim oleh Zio. "Loh malem gini? Gimana bisa? Tu guru les nyebelin banget sih, kenapa harus malem malem? Ara gimana bilang sama mamah?" Tanya Ara bingung
"Ya mana gue tau, dia sibuk kalo pagi sampe sore, makanya harus malem gini, udah cepet siap siap gih, biar gue yang minta izin sama Nyokap lo"
"Yaudah tungguin 10 menit" Ara segera mematikan ponselnya dan bergegas masuk untuk bersiap
Beberapa menit kemudian, Ara keluar dari kamarnya dan bergegas turun. "Pelan pelan jangan lari" ucap Salma dari arah ruang tamu
"Zio udah minta izin buat belajar bareng, pulangnya harus sama Zio juga, kalo ada apa apa telpon mamah, pake jaketnya jangan dipegang aja" Salma membantu memakaikan jaket kepada Ara
"Mamah izinin? Tumben banget, biasanya gak boleh keluar malem kecuali sama Mika" ucap Ara bingung
"Mamah percaya sama Zio, hati hati bawa mobilnya ya nak Zio" Salma menatap kearah Zio yang tersenyum ramah kearahnya. "Iyaa Tante tenang aja, Zio bakal nganterin Ara dengan selamat seperti sekarang" ucap Zio sopan
"Yaudah kalau gitu kalian cepat berangkat, keburu kemaleman"
"Kita pergi dulu ya Mah" Ara mencium kedua pipi Salma dan segera berjalan keluar
"Berangkat dulu ya Tante"
"Iyaa nak, hati hati" Salma melihat Ara dan Zio hingga pintu tertutup kembali
"Kamu ngechat itu guru lesnya?" Tanya Ara
"Bukan gue, tapi Azka"
"Kenapa mendadak sekali?" Ara membuka pintu mobil dan duduk disamping kursi kemudi
"Azka nanyain jam 5 waktu kita pulang. Tapi baru dibales jam 8, jadi tadi gue buru buru ngechat lo, karena gak ada balasan, jadi gue langsung kesini deh" jelas Zio dengan mendekat kearah Ara
"Ngapain?" Ara menyilangkan kedua tangannya didepan dada dan mencoba menjauhkan dirinya dari Zio. "Z-Zio mau ngapain?" Tanya Ara kedua kalinya, tetapi Zio tak kunjung menjawab malah semakin mendekatkan dirinya kepada Ara hingga deru nafas Zio terasa di wajah Ara
Ara diam mematung dengan memejamkan matanya, jantungnya berdebar kencang dan pikirannya menjalar kemana mana