Fanya dipertemukan oleh dua laki-laki yang lebih muda darinya,benar-benar membuat hidupnya begitu berliku.Perjalanan asmara yang rumit tak lepas dari ketiganya.Bagaimana kisah selanjutnya?
Meski Lo mutusin buat pisah,satu hal yang harus Lo tau,gue kan tetap nunggu Lo.Sama seperti dulu,gue gak akan dengan mudah melepas Lo gitu aja,Fanya.Sekalipun nanti Lo bersama orang lain,gue akan pastiin pada akhirnya Lo akan tetap kembali bersama gue.Ingat ini Fanya,takdir Lo cuma buat gue,bukan untuk orang lain - Baskara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jaena19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
dua puluh lima
Fanya berusaha sekuat tenaga untuk menahan air matanya.Dia tidak boleh menangis.Baskara sudah bahagia dan itu yang terpenting.Fanya berusaha meyakinkan dirinya sendiri jika hatinya akan baik-baik saja seiring berjalannya waktu.
"Udah datang gak diundang,terus sekarang mau pergi tanpa pamit juga?"
Suara yang dia kenal menghentikannya.Ia tau itu Baskara.Badannya bergetar karena menahan tangis.Fanya tidak berani untuk membalikkan badannya,karena ia tau pertahanannya akan runtuh jika ia melihat Baskara.Pasti air matanya akan jatuh terus menerus jika melihat wajah laki-laki itu.
"Maaf," ucapnya tanpa membalikkan tubuhnya. Fanya berusaha tegar lalu kembali melangkahkan kakinya.
Tapi lagi-lagi langkahnya terhenti ketika tangannya di tahan dari belakang.Ia tetap tidak mau membalikkan badannya.
Karena tak kunjung menghadap ke arahnya, Baskara bergerak dan berdiri di hadapan Fanya.Matanya menatapnya dengan tajam.Fanya berusaha untuk tidak menatap sepasang mata itu.Jadi ia memilih untuk menunduk dan melihat ke lantai rumah.
"Ngapain datang ke sini?" tanya Baskara.
"Maaf,"ucap Fanya.
"Aku gak nyuruh kamu untuk minta maaf.Aku tanya kamu ngapain ke sini?"tanya Baskara lagi.
"Ak-aku.." tidak ada sepatah pun kata yang keluar dari mulutnya.
Tanpa bisa ia tahan,air mata membuat begitu saja dari matanya.Ia mencoba menghapus air mata itu dengan cepat,ia tidak mau Baskara melihatnya menangis.
"Kemarin-kemarin kamu kemana aja?" tanya Baskara dengan suara yang terdengar lembut.
"Maaf,"Fanya mengutuk dirinya sendiri,kenapa malah kata maaf lagi yang keluar dari mulutnya.
"Kamu gak ada kata-kata lain kah selain minta maaf? Bukan itu jawaban dari pertanyaan aku,"ujar Baskara kesal.
Dia melepaskan tautan tangannya. Seketika hatinya terasa hampa.
"Aku gak tau keadaan kamu selama beberapa hari kemarin,Nya. Aku tanya semua orang tapi gak ada yang tau dimana keberadaan kamu.Bahkan aku tanya Kak Sagita aja,dia gak tau kamu dimana.Aku berusaha buat cari di apartemen dan rumah kamu,tapi juga gak ada.Mau kamu apa si,Nya? Bisa gak si jangan buat aku khawatir sama kamu? Aku udah mikir yang macem-macem tau gak!" ucap Baskara dengan suara keras namun terdengar khawatir.
Fanya sedikit tersentak dengar suara Baskara yang seperti itu. Air matanya terus mengalir.Ia dengar Baskara menghembuskan napas berat.
"Kamu yang ninggalin aku.Kamu juga yang mau kita putus.Jadi jangan bersikap seolah-olah kamu yang tersakiti,"ucap Baskara tajam.
Fanya terisak.Tangannya berusaha untuk menghapus air matanya yang terus bercucuran.Baskara menatapnya dengan raut wajah yang tidak bisa ia baca.
"Aku tanya sekali lagi.Ngapain kamu datang ke sini?" tanya Baskara dengan suara lemah.
"A-aku..Aku mau minta maaf sama kamu.Aku gak bersungguh-sungguh dengan apa yang aku katakan saat itu," ucapnya terbata.
"Kamu bilang hubungan kita adalah sebuah kesalahan.Kamu tau seberapa sakitnya aku ketika mendengar kata-kata itu dari mulut kamu?" tanya Baskara dengan suara lemah tapi penuh penekanan.
"Aku tahu,itulah kenapa aku berkata tidak bermaksud seperti itu.Sebenarnya itu juga sangat menyakiti aku.Maka dari itu aku minta maaf sama kamu dan aku mau bilang kalau..kalau aku pikir kita pantas untuk bahagia, bersama-sama.But,aku liat kamu udah bahagia tanpa aku. Dan ya juga bahagia saat lihat kamu bahagia,"cap Fanya dengan senyum terpaksa.
Mata Baskara yang tadi melembut seketika memancarkan kemarahan lagi.
"Jangan sok tau kamu,Fanya.Tau dari mana kamu kalau aku bahagia?" desis Baskara .
"Aku liat kamu tersenyum,Bas. Kamu pasti bahagia akan sekarang?" ucap Fanya.
Baskara mendengus sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Oke, sepertinya ia harus segera pulang sebelum Baskara meledak lagi.
"Kamu itu laki-laki baik, Baskara.Kamu laki-laki paling pengertian hang pernah aku kenal.aku minta maaf karena udah buat kamu kecewa,udah buat kamu sakit hati.Aku bukan yang terbaik untuk kamu, Bas. Maaf ya aku datang ke sini walaupun gak diundang.Maaf aku juga gak bisa lama-lama di sini,aku pulang dulu ya. Oh iya,selamat ulang tahun,"ucap Fanya sambil menahan tangisannya.Ia berjalan melewati Baskara dan menjauh dari laki-laki itu.
"Lalu menurut kamu siapa yang terbaik untuk aku?" teriak Baskara.
"I don't know ! Raisa mungkin," pekik Fanya sambil mengepalkan tangannya.
Fanya bisa mendengar Baskara mengumpat.Dengan badan bergetar,ia memasukkan diri untuk berjalan keluar dari rumah itu. Tiba-tiba sepasang tangan memeluknya dari belakang. Jatung Fanya tiba-tiba berdebar dengan kencang.
"Kamu itu perempuan paling jahat yang pernah aku temui, Fanya,"bisik Baskara di telinganya.Tubuh Fanya bergidik merasakan hangatnya napas Baskara di telinganya.
"Seenaknya kamu bilang kalau aku sudah bahagia.Seenaknya juga kamu bilang kamu Raisa adalah wanita terbaik untuk aku.Kamu tau apa,aku yang tau siapa yang terbaik buat diri aku sendiri,siapa yang pantas dan siapa yang bisa buat aku bahagia.Itu adalah kamu Fanya! It's always you! Dari kecil sampai sekarang,cuma kamu yang berhasil buat aku bahagia.Jadi jangan pernah bilang kalau perempuan lain lebih pantas buat aku,"ujar Baskara dengan suara bergetar.
Baskara melepas pelukannya,ia membalikkan tubuhnya sehingga berhadapan langsung dengannya.Kedua tangan Baskara menangkup pipinya dan memaksa matanya untuk menatap matanya.
"Do you love me?"tanya Baskara sambil menatapnya.
"Aku...aku.."
"Jawab,Fanya!"
"Ya,aku cinta kamu Baskara,"ucap Fanya terdengar seperti bisikan,namun Baskara masih bisa mendengar apa yang diucapkan oleh Fanya.
Dengan perlahan, Baskara mendekatkan wajahnya ke wajah Fanya. Ia bisa melihat bulu mata Fanya yang panjang menutupi mata indahnya, seolah menunggu detik-detik berikutnya. Seketika, Baskara merasakan bibir Fanya yang menggoda itu, begitu lembut dan manis. Sang waktu seolah berhenti saat bibir mereka menyatu, dalam ciuman yang penuh kasih dan cinta. Baskara mengecup dengan penuh perasaan sebelum melepasnya perlahan.Kening Baskara menyatu dengan keningnya.
"I Miss you,"bisik Baskara.
"I Miss you too,"bisik Fanya.
Baskara memeluk tubuh Fanya dengan erat,seolah melampiaskan rindu yang selama ini ia rasakan.
"Maafin aku ya,Bas.Maaf buat semua yang udah aku lakuin dan ucapin ke kamu,"ucap Fanya dalam pelukan Baskara.
"Gak apa-apa,udah lupain aja",ucap Baskara.
Fanya mengangkat kepalanya untuk menatap Baskara.
"Serius,aku harusnya gak lakuin itu ke kamu.Kamu udah banyak berkorban banyak buat hubungan kita tapi aku malah..."Fanya tidak bisa berkata-kata lagi.
"Kamu emang nyakitin aku.Aku juga sempat marah sama kamu.Tapi ketika aku melihat kamu lagi,semua amarah yang aku rasakan hilang begitu aja.Aku gak sanggup kalau kamu pergi lagi.Kita lupain aja semua yang udah berlalu,yang terpenting buat aku sekarang kamu sudah ada disini bersama aku,"ucap Baskara.
"Gimana sama Raisa?" lirih Fanya,ia tidak berani melihat wajah Baskara.
"Dia cuma temen aku,Nya."
"Tapi aku liat beberapa Minggu ini kamu Deket sama dia.Kamu juga sering jalan sama dia.Bahkan tadi aja dia temenin kamu potong kue dan you kissed her cheek,"ujar Fanya lirih.
Baskara menghela napasnya.
"Liat aku",kata Baskara.Perlahan ia menatap mata Baskara.
"Aku gak pernah punya perasaan apapun sama Raisa kecuali teman.Waktu kita putus kemarin, temen-temen aku yang selalu menghibur dan nemenin aku.Aku juga gak pernah jalan berdua sama Raisa,"ucap Baskara.
"Tapi aku pernah liat kamu nonton berdua di mall beberapa hari yang lalu,"sanggahnya.
"Hah?kapan? Aku gak pernah nonton berdua sama Raisa,demi apapun! Aku selalu sama yang lain kok,"ucap Baskara dengan wajah bingung.
"Ya udah deh,gak usah di bahas lagi,"ucap Fanya sembari menyandarkan kepalanya pada dada bidang Baskara.
Baskara melepas pelukan Fanya,lalu ia menggendong gadis itu ala bridal style.
"Eh?mau ngapain kamu?" pekik Fanya saat sudah berada di gendongan laki-laki itu.
Baskara tidak menjawab ia terus melanjutkan langkahnya, laki-laki itu membawa Fanya ke kamarnya.
Setelah sampai,ia menurunkan Fanya di tempat tidurnya dan membantu gadis itu merebahkan diri.
"Kamu istirahat dulu ya,aku tahu pasti kamu kelelahan,"ujar Baskara.
"Kamu mau kemana?"tanya Fanya ketika Baskara kembali beranjak.
"Aku kembali ke taman, selesaiin acaranya dulu setelah itu aku kembali ke sini."
Fanya mengangguk, lagipula ia juga merasa sangat lelah.
"Yaudah kamu tidur ya,nanti kalau kakak tanya aku akan kasih tau dia kalau kamu tidur di kamar aku,"Baskara kembali menghampirinya dan mengecup singkat setelah itu Baskara benar-benar keluar dari kamar.
Fanya tersenyum tipis, lega melihat hubungannya dengan Baskara kembali harmonis.