NovelToon NovelToon
Gadis Pesantren Itu Istriku

Gadis Pesantren Itu Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Orang Suusah

Seorang gadis cantik lulusan pesantren menikah dengan pemuda tampan yang sederhana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Rasa Kecewa

" Gimana kabarmu sayang." tanya mama mertua.

" Yasmin baik mah. " jawab Yasmin tersenyum dari balik cadarnya.

"Vano nggak jahat kan sama kamu. " tanya mamanya memastikan.

" Nggak kok mah. " jawab Yasmin.

Sementara itu, Vano duduk di ruang tengah menunggu papanya pulang, karena ada yang ingin di bicarakan.

" Vano." panggil mamanya dari atas.

" Kenapa lagi sih." gumam Vano yang langsung naik menuju kamarnya.

" Kenapa lagi sih mah. " tanya Vano heran.

" Kamu nggak jahat kan sama memantu mama. " tanya mamanya memastikan sendiri.

"Apaan sih mah, memangnya Vano orang yang seperti itu. " jawab Vano kesal dengan pertanyaan mamanya.

" Mama mau mastiin aja langsung, awas aja ya kamu sampai nyakitin Yasmin. " kata mamanya mempertingatkanya.

"Terserah mama aja deh, oh ya papa kapan pulangnya. " tanya Vano.

" Paling udah di jalan. " jawab mamanya.

Tiba-tiba di bawa terdengar suara mobil.

"Tuh papa kamu pulang. " kata mamanya.

Dengan cepat Vano turun kebawah menemui papanya, di ikuti kedua wanita itu dari belakang.

" Eh Van. " kata papanya yang kaget melihat putranya ada di rumah.

" Vano mau bicara sama papa." jawab Vano.

"Loh, menantu papa juga ada. " kata papanya yang langsung senang melihat Yasmin.

" Assalamu'alaikum pah. " sapa Yasmin menyalaminya.

" Waalaikum'salam, sehat nak. " tanya papa mertuanya.

" Alhamdulillah, Yasmin sehat pah. " jawab Yasmin tersenyum dari balik cadarnya.

Vano yang melihat istrinya itu tersenyum, seketika merasa terpukau ternyata Yasmin bisa tersenyum senang seperti ini, walaupun hanya dari balik cadarnya. Mereka pun duduk di ruang keluarga mengobrol.

" Oh ya Van, katanya ada yang ingin di bicarakan sama papa, memangnya apa. " tanya papanya penasaran.

" Oh iya pah, rencananya Vano mau buka klinik praktek sendiri, gimana menurut papa. "jelas Vano meminta pendapat sang ayah.

" Kamu sudah diskusiin ini dengan istri kamu. " tanya papanya terlebih dulu, sebelum memberikan pendapatnya.

Seketika Vano diam mendengar pertanyaan papanya, sebab ia belum mengatakan apa-apa kepada Yasmin tentang rencananya ini.

" Loh, nggak bisa gitu dong Van, kamu harus bicarakan semua ini dulu dengan Yasmin, baru minta pendapat papa. " jelas papanya.

" Iya pah. " jawab Vano menunduk.

" Ya udah kalian bicarakan dulu di kamar, papa mau mandi sebentar udah gerah. " kata papanya yang masuk kedalam kamar.

Sementara sang mama memperhatikan keduanya, ia merasa seperti ada yang tidak beres dengan anak dan menatunya itu.

" Sebaiknya kalian masuk kekamar aja, bicarakan dulu rencana kamu dengan istrimu, baru kita bicara lagi nanti. " kata mamanya yang memilih untuk tidak bertanya tentang masalah rumah tangga mereka.

Keduanya pun naik masuk kedalam kamar, Yasmin duduk di tempat duduknya tadi, sementara Vano pergi menuju balkon kamarnya berfikir sejenak.

Pria itu mondar mandir di sana, bingung harus bagaimana. Beberapa menit kemudian ia masuk duduk di pinggir ranjang yang tidak jauh dari Yasmin duduk.

" Baiklah, seperti yang sudah kamu dengar tadi, saya pengen buka praktek klinik sendiri, menurutmu gimana. " tanya Vano yang meminta pendapat gadis itu.

" Itu hak anda, tidak perlu meminta pendapat saya. " jawab Yasmin tanpa melihat Vano.

Mendengar jawaban sang istri seperti itu, Vano merasa ada yang menghantam hatinya. Niat ingin mendisukusikan baik baik, Vano malah mendapatkan jawaban yang seperti itu.

" Baiklah jika jawabanmu seperti itu, saya akan menemui papa sekarang. " kata Vano yang langsung keluar kamar, tanpa bertanya lagi.

la merasa sedikit kecewa dengan Yasmin, sesampainya di ruang kerja ayahnya. Vano duduk di sofa dengan raut wajah kecewa.

" Sudah bicaranya." tanya papanya.

" Sudah pah." jawab Vano.

" Terus gimana pendapat istri kamu. " tanya papanya penasaran.

" Yasmin nggak keberatan pah, di ikut saja apa keputusan Vano. " jawab Vano.

" Kamu yakin, nggak sedang berbohong kan sama papa." tanya papanya lagi memastikan.

" Nggak kok pah, kalau perlu papa tanya sama Yasmin sendiri. " jawab Vano.

" Ya udah, papa percaya. " jawab papanya.

Mereka pun mulai mendiskusikan rencana Vano itu, sambil papanya memberikan beberapa masukan di mana ia harus membuka klinik sendiri.

......................

Malam menjelang setelah selesai makan malam bersama, mereka duduk di ruang kerluarga sambil berbincang-bincang.

" Oh ya nak, apa kamu tidak ingin melanjutkan pendidikanmu. " tanya mama mertuanya.

" Untuk itu, Yasmin belum memikirkanya mah. " jawab Yasmin.

Walaupun di hati kecilnya, ada rasa ingin melanjutkan sekolahnya kejenjang yang lebih tinggi.

Perempuan mana yang tidak ingin mendapatkan gelar pendidikan di belakang namanya, namun semua itu ia kubur dalam-dalam.

Semenjak menikah, ia sudah tidak memikirkan itu semua, kehidupanya sekarang sudah cukup membuatnya tepukul, ketika kata perjodohal terucap dari bibir kedua orang tuanya.

" Mama siap biayayi kamu kalau ingin melanjutkan sekolah. " ucap mama mertuanya.

" Yasmin tidak bisa memutuskanya sendiri mah. " jawab Yasmin.

" Van." panggil mamanya.

" Hm. " jawab Vano yang tengah menatap ponselnya.

" Kamu tolong bujuk Yasmin untuk melanjutkan sekolah, biar dia ada teman dan bisa berinteraksi dengan orang baru di sini. " pinta mamanya.

Vano hanya menatap Yasmin, namui ia hanya menunduk.

" Nanti Vano akan bicarakan dulu mah, Vano nggak bisa ambil keputusan sendiri juga. " jawab Vano.

" Ya udah, mama harap Yasmin bisa melanjutkan pendidikanya kejenjang yang lebih tinggi, kalau perlu lebih tinggi dari kamu. " ucap mamanya.

" Iya maahhh. " jawab Vano.

" Kalian istirahat aja, mama udah mengantuk." kata mamanya yang terlihat sudah sering menguap.

" Iya, papa juga mau istirahat. " imbuh sang ayah yang juga capek.

Keduanya masuk kedalam kamar mereka, meninggalkan Yasmin dan Vano di ruang keluarga.

"Kita istirahat juga, saya sudah mengantuk. " kata Vano berjalan lebih dulu meninggalkan Yasmin.

Melihat sang istri tidak beranjak dari duduknya, Vano menghentikan langkahnya ketika sudah berada di atas tangga.

" Ayo. " ajak Vano.

Yasmin pun mengikutinya, sesampainya di kamar.

Vano langsung mengambil salah satu bantal dari atas ranjang menuju sofa untuk tidur di sana.

"Tidurlah." kata Vano merebahkan tubuhnya di atas sofa.

Dengan ragu Yasmin naik keatas ranjang duduk di sana sejenak. Di lihatnya Vano sudah memejamkan matanya, dengan kaki yang ia tekuk, karena ukuran sofa terlalu kecil untuk ukuran tubuhnya.

Perlahan lahan Yasmin mulai merebahkan tubuhnya, karena sudah merasa mengantuk tanpa mematikan lampu utama. Hingga jam menunjukan pukul dua belas malam, Vano bangun dari tidurnya tidak bisa tidur karena merasa tidak nyaman dengan tempat tidurnya, di tambah lagi cahaya kamar yang terlalu terang.

Di lihatnya Yasmin sudah terlelap kedalam mimpinya, perlahan lahan ia berjalan mengambil remot kontrol di atas nakas samping tempat tidur.

Vano mematikan lampu utama dan menghidupkan lampu tidur, kemudian ia keluar kamar menuju salah satu kamar kecil yang berada di ujung lantai dua tidak jauh dari kamarnya.

Kamar yang biasa ia gunakan jika sedang banyak fikiran, di dalamnya terdapat banyak sekali buku yang tersusun rapi, dan juga komputer. Ia mengambil salah satunya dan duduk di kursi bean bag besarnya.

Vano mulai membacanya sembari mencoba untuk tidur, namun seiring ia berusaha untuk tidur, perkataan Yasmin siang tadi selalu mengganggu fikiranya. Karena tidak juga bisa tidur, Vano memutuskan untuk bermain game yang ada di kamar itu.

Sementara di kamar, Yasmin terbangun dari tidurnya karena sudah terbiasa untuk sholat tahajud, namun karena sedang libur sholat, Yasmin memilih untuk duduk sebentar di atas ranjang sambil mencoba untuk tidur kembali. Di lihatnya Vano sudah tidak ada di sofa tempatnya tidur.

1
inaq icha
lanjut ya kk
inaq icha
🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!