Season dua dari novel "AKU KAH ANTAGONISNYA"
tentang perjalanan cinta Beatrice dan Sankara setelah menikah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chykara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22 Archduke Estrillda
"Dengan ini saya raja Hendrix ke lll menyatakan satu, menyetujui permintaan dari Archduke Richard Estrillda untuk turun tahta sebagai pemimpin besar wilayah Archduchy di Utara."
" Dua menyetujui orang yang di pilihan oleh Archduke Estrillda sebagai pengganti nya. Tiga mengangkat Sankara Estrillda sebagai Archduke utara selanjutnya" yang mulia raja membacakan dekrit dengan lantang.
Para bangsawan yang hadir saat itu memberi tepuk tangan yang sangat meriah setelah pembacaan dekrit selesai.
Tepukan tangan itu mengiringi langkah kaki Sankara yang mendorong kursi roda sang kakek menuju tangga di depan tahta berwarna merah tersebut.
Karena kondisi nya kakek tidak bisa memberi hormat pada yang mulia raja sedangkan Sankara menunduk memberi hormat pada pengusaha tertinggi kerajaan tersebut.
Kakek dan Sankara sama sama gagah dengan pakaian kebangsawanan berwarna hitam pekat berbulu dengan jubah panjang yang menyapu lantai saat dia berjalan, kedua nya mengeluarkan aura dingin dan mencekam. Mereka seakan memiliki jubah tak terlihat yang membuat orang takut untuk mendekat, Entah kenapa kakek dan cucu itu bisa memiliki aura yang sangat mirip.
Kakek menggunakan selempang kebangsawanan Estrillda berwarna perak, dan mahkota lambang otoritas otonom yang di miliki wilayah tersebut.
Mahkota tersebut juga berwarna perak mengkilap dengan sebuah batu onyx di bagian depan mahkota.
Nanti nya sebagai simbol perpindahan kekuasaan yang mulia raja akan memindahkan selempang dengan logo keluarga Estrillda dari bahu kakek ke bahu Sankara begitu juga dengan mahkota nya.
Mahkota lambang Estrillda tersebut akan di letakkan di puncak kepala Sankara sebagai pertanda kalau mulai dari saat mahkota tersebut menempel di puncak kepala dia lah pemilik Mahkota dan penguasa tertinggi di Utara.
Tepuk tangan semakin meriah saat Mahkota itu berpindah ke kepala Sankara setelah semua ritual dan tradisi selesai Sankara membacakan janji janji nya, ikrar yang sudah di bacakan oleh ribuan penguasa sejak berabad abad yang lalu.
Setelah itu dia memberi hormat Pada yang mulia raja serta ratu yang duduk di tahta dia mendorong kereta kakek nya untuk kembali.
"Karena pengangkatan Archduke Esttrillda yang baru sudah usai, kepada semua tamu silahkan di nikmati hidangan nya" ucap yang mulia raja.
***
"Selamat datang di rumah, yang mulai Archduke dan archduchess Estrillda, kami ucapkan selamat atas pengangkatan nya" David kepala butler mansion utara menjadi pemimpin para staff yang menyambut kepulangan mereka bertiga.
"Terima kasih david" ucap Sankara
"Hidangan perayaan sudah di siapkan, silahkan menuju ke aula makan" ucap butler sambil memberi para maid kode untuk bersiap.
Mereka bertiga di bawa menuju ruang makan, di sana sudah menunggu hampir seluruh staff mansion Estrillda yang ada di ibu kota.
"Selamat atas pengangkatan nya yang mulia Archduke dan Archduchess" sambut mereka saat pintu ruang makan di buka.
Serentak seluruh staff memberi hormat pada mereka.
Sankara dan Beatrice saling pandang, tersenyum dengan antusiasme staff mereka.
Di atas meja telah terhidang segala jenis hidangan dan beberapa botol wine serta champagne.
"Ayo nikmati pesta nya" ucap Sankara pada seluruh staff.
"Keluarkan lebih banyak minuman, ini waktu nya kita berpesta, tidak ada staff dan bangsawan di sini,di sini hanya kita, mari berpesta" ucap Sankara yang di sambut meriah oleh para maid,butler dan ksatria Estrillda.
***
"Apa kamu bahagia?" tanya Beatrice dengan suara serak pada sang suami. Dia bersandar di dada telanjang sang suami dengan selimut menutupi ketelanjangan mereka.
"Sebenarnya pengangkatan ku memiliki dua sisi, bahagia di satu sisi dan sedih di sisi lain nya" ucap Sankara sambil menulis berbagai bentuk pola pola di punggung Beatrice.
"Kenapa?" tanya Beatrice dengan tidak mengerti.
"Bahagia karena aku bisa meringankan beban kakek dan memberimu status yang tinggi dan sedih dengan status baru kita sebagai pemimpin wilayah utara kesibukan kita akan meningkat, kita akan sepuluh kali lebih sibuk hingga waktu kebersamaan kita akan sangat berkurang" ucap Sankara
"Kira bisa curi curi waktu sayang ku, kebersamaan itu bisa kita buat di sela sela kesibukan kita," ucap Beatrice
"Apa yang akan kamu lakukan esok hari?" tanya Sankara
"Aku akan mengunjungi kakak Melissa di istana putri Mahkota" ucap Beatrice
"Jam berapa?" tanya Sankara
"Kakak mengundang ku untuk makan siang bersama, jadi mungkin aku akan berangkat sebelum jam sebelas pagi" ucap Beatrice
"Apa kamu tidak ke pusat perbelanjaan dulu membeli buah tangan untuk yang mulia putri mahkota?" tanya Sankara.
Beatrice menggeleng.
"Apa kamu ingat dengan rencana ku untuk membuat produk rajutan khas utara bersama para wanita?" tanya Beatrice
Sankara mengangguk.
"Aku memberikan kakak dua buah selendang rajutan bulu domba yang sangat indah, kakak adalah yang mulia putri mahkota, calon ratu kerajaan ini, apapun yang dia gunakan akan menjadi pusat perhatian di pergaulan sosial, ini akan menjadi promosi untuk produk baru kita" ucap Beatrice
"Dasar wanita otak bisnis, kamu bahkan berfikir bagaimana mempromosikan produk kita padahal bisnis ini baru akan di mulai" ucap Sankara
"Tentu saja, kakak pun pasti menyukai kedua selendang itu, karena rajutan nya sangat indah dan saat di pakai terasa sangat lembut. Jika para nyonya yang suka bersaing itu bertanya, kakak bisa berkata kalau itu tersedia di serikat perdagangan Estrillda, di ibukota" ucap Beatrice.
"Benar benar cerdas, menghasilkan uang, para wanita utara mempunyai penghasilan, dan bulu domba yang biasa nya terbuang sia sia menjadi bermanfaat, aku tidak salah memilih wanita untuk jadi nyonya besar Estrillda" puji Sankara sambil mencium puncak kepala sang istri.
"Lalu kamu apa yang akan kamu lakukan esok hari?" tanya Beatrice sambil sedikit mengangkat wajah nya untuk menatap sang suami.
"Aku juga akan ke istana, Allarick juga mengundang ku makan siang bersama, karena kebetulan kakak kamu Juan juga ada di ibukota karena ada pekerjaan kamu bertiga akan makan siang bersama, sudah lama sejak terakhir kali nya kami bertiga berkumpul. Tapi aku akan berangkat ke istana pagi pagi karena sebelum makan siang bersama mereka berdua aku akan rapat bersama yang mulia raja dan yang mulia putra mahkota." ucap Sankara.
Bibir Beatrice langsung cemberut mendengar sang suami menyebutkan nama Allarick sahabat sang suami saat di akademi, bersama sang kakak Juan juga.
Allarick hoffman adalah pangeran ketiga kerajaan,anak dari permaisuri kedua, mantan tunangan Beatrice saat kecil dan berakhir karena kekasih sang pangeran yang berasal dari bangsawan kelas rendah berulang kali menggangu nya bahkan pernah hampir mencelakai nya.
"Kamu masih temenan aja sama pangeran itu" ucap Beatrice dengan cemberut.
Sankara tertawa terbahak melihat reaksi sang Istri.
"Jangan cemberut, aku hanya makan siang dan ada kakak kamu juga," ucap Sankara.
Mendengar itu wajah cemberut Beatrice menghilang berganti dengan senyum.
"Oh iya, aku sudah mengundang kakak untuk makan malam di sini malam ini, kamu jangan lupa ingatkan kakak ya, takut takut dia lupa, katakan pada nya kalau dia sampai lupa aku akan sangat marah" ucap Beatrice
"Baik sayang ku" ucap Sankara.
***