Nicolas Raymond atau kerap disapa sebagai Niko, pria tampan yang sangat di incar oleh banyak kalangan gadis remaja.
Pria ini tertarik dengan seorang gadis pendiam yang berprestasi di sekolah nya. Yah, gadis itu bernama Helena Lavender...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Viola hamil
Drrtt Drrtt
Ponsel Niko berdering tanda ada panggilan masuk ke ponsel nya. Namun, bukannya mengangkat telpon itu, ia malah memeluk Helen
Mereka kini sedang berada di kasur, kasur apartemen Niko. Ia menyuruh Helen untuk tinggal di apartemen nya saja sementara waktu hingga ibu dan ayah nya pulang.
"Angkat gih, nanti ada yang penting," Suruh Helen.
"Nanti aja," ucap Niko malas-malasan.
"Kalau kamu gak mau angkat, aku gak bakalan tinggal di apartemen kamu lagi!" Ancam Helen serius, yang membuat Niko segera mengangkat panggilan tersebut dengan kesal.
"Siapa sih?!" Tanya Niko kesal, tanpa membaca siapa yang menelpon nya.
____
"Maaf dad," maaf Niko setelah mengetahui bahwa yang menelpon nya adalah sang ayah.
____
"Buat apa dad?"
____
"Oke dad,"
Niko memutuskan sambungan telepon dan menatap Helen yang sedari tadi menatap nya penasaran apa yang Niko perbincangkan dengan Alfred.
"Kenapa?" Tanya Helen bingung, saat Niko terus-menerus menatap nya.
"Aku pergi dulu ya?"
"Kemana?"
"Ke rumah Daddy," jawab Niko.
"Buat apa?"
"Aku juga gak tau, tapi Daddy bilang nya ada yang mau di omongin,"
"Oke deh," Helen mengizinkan.
Helen mengira Niko akan segera pergi dari apartemen, tapi ia tetap berdiri di tempatnya tadi mengangkat telpon.
"Kenapa?" Tanya Helen akhirnya.
"Cium," rengek Niko manja.
Helen menepuk jidatnya.
"Astaga, kirain apa,"
"Ya udah sini,"
Niko mendekat dan melumat bibir Helen lembut. Ini menjadi kebiasaan baru Niko bila ingin meninggalkan Helen ke suatu tempat.
"Aku pergi dulu," pamit Niko.
"Iya, hati-hati, jangan ngebut," ucap Helen memperingati Niko
"yaa,"
Niko keluar dan menutup pintu, meninggalkan Helen seorang diri.
▪️▪️▪️
Kini Niko telah sampai di kediaman ayah nya, dan tanpa mengulur waktu lagi ia segera melangkahkan kakinya memasuki rumah.
"Niko, kemari!" Perintah Alfred tak terbantahkan.
"Iya Dad," Niko melangkah menghampiri ayah nya dan duduk di sofa yang berhadapan dengan Alfred
"Daddy mau bicara apa?" Tanya Niko penasaran.
"Langsung saja kita ke intinya," Alfred menarik napas panjang sebelum mengatakan sesuatu.
"Viola hamil," ucapan Alfred membuatnya sedikit terkejut dan bingung
"Emang kenapa dad?" Tanya Niko kebingungan.
Brakkk
Niko terkejut saat Alfred menggebrak meja. Ia semakin di buat kebingungan.
"Bisa-bisanya kamu bilang gitu seolah kamu gak punya masalah dan ngerasa bersalah," ucap Alfred penuh penekanan.
"Lah, memang nya apa urusan nya sama aku dad?"
"Kamu udah ngehamilin Viola dan kamu dengan gampang nya ngomong gitu?!"
Sedari tadi ia mencoba menahan emosi nya, namun saat mendengar ucapan Niko yang seolah tak peduli membuat darah nya mendidih.
"Sejak kapan aku nge hamilin Viola dad?" Tanya Niko tak terima mendapat tuduhan dari ayahnya.
"Gak usah pura-pura gak tahu kamu! Jelas-jelas Viola nelpon ke Daddy dan bilang kalau kamu ngehamilin dia!" Bentak Alfred.
"Aku gak percaya dad, karena aku gak bakalan ngelakuin itu," ucap Niko berusaha tetap tenang.
"Kamu udah bikin Daddy malu Niko, mau ditaruh di mana muka Daddy?" Ucap Alfred putus asa menutupi wajahnya dengan tangan nya.
"Maaf Dad, tapi Niko berani sumpah kalau Niko gak pernah ngehamilin Viola,"
Tak ada jawaban dari Alfred
"Dad? Bagaimana bila Daddy suruh Viola kemari untuk membicarakan ini?" Niko berusaha menahan amarah nya mengingat Viola adalah orang yang hampir membuat hubungan nya dengan Helen hancur.
"Baik," Alfred segera mencari kontak Viola dan menghubungi nya, yang segera di angkat oleh orang nya.
____
"Viola, apakah kamu bisa kemari?"
____
"Ya sudah, Daddy tunggu," Alfred memutuskan sambungan telepon dan menatap Niko.
"Daddy harap kamu bertanggung jawab Niko," ucap Alfred, yang tidak ditanggapi oleh Niko.
Keduanya larut dalam pikiran masing-masing hingga bunyi mobil di halaman membuat keduanya tersadar.
