Ananda adalah seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan sejak usianya lima tahun. Setelah lulus SMA ia bertekad untuk mencari pekerjaan serta meninggalkan panti asuhan agar posisinya bisa digantikan oleh anak yatim piatu lain yang bernasib malang sepertinya yang tidak punya orang tua sejak usia masih kecil.
Dengan bermodalkan kemampuannya dalam mengurus pekerjaan rumah, ia akhirnya memberanikan diri untuk melamar pekerjaan sebagai asisten rumah tangga di sebuah rumah mewah milik seorang pengusaha kaya raya.
Dari sinilah kisah cintanya bermula, menjalin pernikahan dengan seorang duda berhati dingin tanpa berlandaskan cinta dan terpaksa menjadi ibu sambung bagi putri semata wayang sang suami. Akankah Ananda bertahan dalam rumitnya kehidupan pernikahannya?
Bagaimana pula kisah Ayu sang adik angkat yang juga sedang sama-sama berjuang meraih cita dan cintanya? Mungkinkah ia juga bisa menggapai sang CEO pujaan hatinya?
Seri Pertama Novel The Andersons Family.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosi Lombe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Ibu
Waktu begitu cepat berlalu, sudah sebulan Ananda bekerja melayani nona ciliknya. Hari-hari dijalani dengan cukup menyenangkan. Stigma yang melekat pada Gaby sebagai "gadis judes dan pembangkang" sama sekali tidak pernah membuatnya kesulitan. Pengalamannya mengasuh adik-adik di panti asuhan dengan berbagai macam karakter sangat membantunya menaklukan hati gadis kecil itu.
"Nona, ada apa dengan wajahmu? kenapa seperti setrikaan lecek begitu?" tanya Ananda saat Gaby pulang dari sekolah.
"Kak, dua hari lagi adalah hari ibu, tadi di sekolah guruku meminta kami membuat sesuatu yang spesial untuk diberikan kepada ibu kami masing-masing!" Gaby menjawab dengan muram.
"Apa nona merindukan ibumu?" tanya Ananda.
Gaby tidak menjawab, hanya ada butiran bening mengalir di sudut mata gadis itu.
"Sini aku peluk, kalau nona sedih, nona bisa menangis sampai puas, jangan ditahan, itu tidak baik!" Ananda mengelus punggung Gaby, membuat gadis itu menangis semakin sesenggukan.
"Kak, kenapa aku tidak punya ibu?" kata Gaby mengiba.
"Tapi nona kan masih punya ayah, lagi pula nona punya segalanya, apa nona lupa ceritaku Tempo hari tentang kehidupanku dan teman-teman di panti asuhan? nona harus banyak bersyukur dengan segala kelebihan yang dimiliki!" Ananda mulai bercerita kembali tentang kondisi anak-anak panti yang tidak memiliki orang tua dan keluarga yang menyayangi mereka dan bagaimana mereka berjuang hidup dengan sesama anak yatim piatu lainnya di panti yang memiliki segala keterbatasan.
"Kak, apa boleh aku datang ke panti asuhan?" Gaby yang selama ini hanya mendengar cerita dari Ananda sangat penasaran.
"Emmmm apa nona yakin?" Ananda tampak ragu.
Aku ingin sekali pergi berkunjung!" Gaby sudah melupakan kesedihannya tentang tugas di hari ibu.
"Kalau begitu aku akan ijin dulu kepada ibu Maya, kalau ibu Maya mengijinkan, aku akan mengajak nona ke panti, kebetulan aku juga ingin mengantarkan sesuatu ke sana" kata Ananda. Ia memang berencana untuk berkunjung ke panti dan menyerahkan gaji pertamanya untuk sang ibu asuh sebagai bentuk rasa syukurnya karena sudah mendapat pekerjaan yang layak.
"Biar aku saja yang bicara sama Tante Maya!" Gaby langsung berlari menuju ruang kerja Maya.
"Berjalan saja nona, tidak perlu tergesa-gesa!" Ananda memperingatkan Gaby supaya tidak berlarian di dalam rumah.
..........
"Nona, ada apa?" tanya Maya saat melihat Gaby masuk ke dalam ruang kerjanya.
"Tante, apa boleh aku berkunjung ke panti asuhan tempat kak Nanda tinggal?" tanya Gaby kepada Maya.
"Kenapa tiba-tiba nona ingin ke sana?" Maya penasaran.
"Aku hanya ingin tau saja, karena kak Nanda sering bercerita tentang mereka, membuat aku jadi ingin berkenalan dengan mereka!" Gaby antusias.
"Kalau begitu saya akan tanya terlebih dahulu kepada Tuan, setelah tuan memberikan ijin, saya pastikan nona bisa berangkat!" Maya tersenyum tulus kepada Gaby.
Sesungguhnya Maya sangat senang dengan sikap Gaby yang mulai menunjukkan rasa pedulinya terhadap orang lain, terutama kepada anak-anak yatim piatu di panti asuhan. Selama ini Gaby terkenal sangat egois dan tak acuh terhadap siapapun. Seandainya ia tidak perlu meminta ijin kepada Mike, pastinya Maya sudah menyetujui permintaan Gaby itu. Karena biar bagaimanapun Gaby tetaplah anak majikannya, meskipun Mike sudah memberikan kekuasaan dan wewenang kepadanya, namun ia tetap tidak berani lancang dalam mengambil keputusan untuk hal-hal tertentu yang menurutnya cukup penting.
"Terima kasih Tante Maya!" Gaby memeluk Maya dengan erat.
"Sama-sama nona!" Maya membalas pelukan Gaby dengan mengelus lembut rambut gadis cilik itu.
padahal itu yg ditunggu2🤪