NovelToon NovelToon
Tentang Dia

Tentang Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintapertama
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Lissaju Liantie

Rumah tangga yang telah aku bangun selama dua tahun dengan penuh perjuangan, mulai dari restu dan segala aspek lainnya dan pada akhirnya runtuh dalam sekejap mata. Aku yang salah atau mungkin dia yang terlalu labil dalam menyelesaikan prahara ini? berjuang kembali? bagaimana mungkin hubungan yang telah putus terbina ulang dalam penuh kasih. Berpaling? aku tidak mampu, segalanya telah habis di dia. Lalu aku harus bagaimana? menerima yang datang dengan penuh ketulusan atau kembali dalam rasa yang setengah mati ini? aku hancur dalam cintanya, segala hal tentang dia membuat aku hancur berantakan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lissaju Liantie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab_004 Dokter Dariel

"Ini dokter baru kita Dok, dokter Dariel Ervans spesialis ortopedi yang bakal menjadi teman seruangan dokter Anand." Jelas Nita memperkenalkan sang dokter baru.

"Deria spesialis saraf!" Ujar Deria memperkenalkan diri dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.

"Sepertinya ada pasien datang, aku permisi dok! oh ya, dokter Ria tolong antarkan dokter baru kita ke ruangannya." Pinta Nita memohon dengan wajah memelas dan segera berlari menuju pintu utama rumah sakit untuk menyambut ambulance yang baru saja datang dengan suara yang menggema di seluruh penjuru rumah sakit.

"Maafkan kebiasaan Nita yang selalu ngasal nyuruh begitu dok!" Pinta Rudi yang merasa tidak tenang dengan permintaan yang Nita ajukan pada Deria, terlebih mereka semua tau hubungan antara Deria dan Anand saat ini.

"Ya dia emang selalu begitu kan! ya mau gimana lagi diakan mood booster kita semua di rumah sakit ini...!" Jelas Deria yang memang hafal betul tingkah kelakuannya Anita Sarianti.

Penjelasan Deria cukup membuat Dariel dan Rudi tertawa puas. Deria segera mengajak Dariel menuju ruangan kerjanya. Keduanya menelusuri setiap lorong dengan keadaan diam membisu tidak ada yang mulai angkat bicara meski hanya sekedar basi-basi belaka, Dariel hanya terus mengikuti langkah Deria yang sejak awal memang berada dua langkah di hadapannya. langkah keduanya terhenti saat pintu ruangan Anand terbuka lebar dan muncul lah sang pemilik ruangan dari balik pintu dengan keadaan yang terlihat jelas begitu berantakan, jas kedokteran yang hanya terpasang pada lengan kiri sedangkan bagian tangan kanan terbiarkan begitu saja, kartu tanda pengenal yang terpasang pada lengan kanan, rambut acak-acakan, mata memerah serta tangan yang sibuk memasukkan pena kedalam kantong jas kedokterannya.

"Hahhhhh!" Desah Deria dengan napas yang terdengar jelas begitu berat sesaat setelah menatap kearah Anand yang belum juga menyadari kehadirannya dan Dariel di depan pintu ruangan tersebut.

"Say....heummmm, siapa?" Tanya Anand saat mengetahui bahwa yang saat ini ada dihadapannya tidak hanya Deria tapi juga seorang dokter dengan penampilan yang berbanding terbalik dengan dirinya saat ini.

"Dokter Dariel, dokter baru disini, direkrut langsung oleh pak direktur." Jelas Deria  dengan mata yang masih sibuk menatap penampilan Anand yang cukup membuatnya sakit mata.

"Ahhhh! okay, barusan udah dikabari kok sama makhluk halus itu! ortopedi kan? silahkan masuk, kuasai aja ruangannya, dan eummmm kamu keren!" Jelas Anand yang langsung melangkah meninggalkan mereka begitu saja.

"Oh ya...!" Anand kembali berbalik menatap Dariel lalu kembali melanjutkan ucapannya "Jangan coba-coba untuk menjadi saingan aku, toh sebelum bersaing aku juga sudah kalah telak dari kamu, penampilan dan juga keahlian, bye...!"

"Dia..." Dariel menggantungkan ucapannya dengan meminta kejelasan pada Deria.

"Hmmmm agak gila, jadi kamu harus siap mental dengan semua kelakuan angsatnya itu, aku pamit!" Jelas Deria lalu berusaha segera menyusul Anand.

"Haaaaah, jadi alasan dia terus memohon agar aku datang kesini? sial..." Gumam Dariel kesal dan segera masuk ke dalam ruangan barunya.

"Berhenti!" Pinta Deria yang berada tepat tiga langkah dibelakang Anand.

"Iya aku tau, aku ngerti dan aku paham! aku tidak akan mengusiknya, kamu puas?" Jelas Anand dengan wajah kesal setelah berbalik menghadap Deria.

"Apa aku mengatakan sesuatu? aku bahkan belum mengeluarkan satu kata pun." Jelas Deria lalu mencoba mengikis jarak antara keduanya.

Jawaban Deria membuat Anand seketika menundukkan wajahnya, ia bahkan hanya mematung saat tangan Deria perlahan menyentuh bahu kanannya.

"Umur kamu sekarang 28, bukan 2,8 tahun! bersikaplah dewasa, jangan terus bergantung pada orang lain, hiduplah dengan baik, jangan membuat aku kesal!" Tegas Deria lalu menarik kesal tanda pengenal yang tersangkut dibahu kanan Anand.

Anand mencoba menatap wajah Deria, namun sama sekali tidak berani untuk mengajukan protes, ia bahkan hanya nurut saat Deria mencoba memakaikan jas tersebut pada lengan kanannya, lalu kartu tanda pengenal yang langsung Deria pasangkan pada leher Anand, tangan kanan Deria sedikit merapikan posisi kerah jas yang terpasang agak miring.

"Ria..." Ujar Anand dengan suara pelan dan lirih.

"Jika ingin menyiksa ku, maka hiduplah dengan baik." Tegas Deria lalu melangkah meninggalkan Anand yang masih menatap kepergian Deria dengan penuh kebingungan.

"Bagaimana bisa aku hidup dengan baik jika cahaya ku telah hilang dan padam. Apa yang harus aku lakukan Ria? aku harus apa?" Keluh Anand dengan dada yang terasa begitu sesak dan keadaan yang begitu berantakan.

Anand kembali melanjutkan langkahnya menuju ke ruang operasi yang memang adalah tempat tujuan utamanya sejak tadi, karena sebentar lagi dia ada jadwal operasi.

~~

"Aku capek..." Keluh Anand setelah keluar dari ruang operasi dengan tangan yang langsung menarik masker lalu melemparkannya ke dalam tong sampah.

dengan langkah tertatih Anand terus melangkah menuju ruangan Deria, dengan cepat tangannya membuka pintu ruangan tersebut lalu lekas masuk mencari sosok wanita yang begitu ia cintai dengan sepenuh hati.

"Hari ini aku lelah banget, jadwal operasi ku pada banget!" Keluh Anand yang langsung menarik kursi kerja Deria untuk menghadap kearahnya.

Dengan cepat Anand memposisikan tubuhnya agar sejajar dengan posisi Deria yang sedang duduk dikursinya. Perlahan Anand melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping milik Deria lalu Anand mulai merebahkan kepalanya di pangkuan sang gadis pujaan hati. Dengan lembut tangan Deria mengusap pelan rambut mullet berwarna kecoklatan milik sang dokter spesialis ortopedi yang begitu terkenal sejagad rumah sakit seluruh kota.

"Tapi semua itu bakal terbalas saat kamu melihat senyuman para pasien mu kan?"

"Hmmmmm, rasanya benar-benar bahagia saat keluar dari ruang operasi setelah operasi sukses apalagi saat tau kalau pasien aku sudah boleh pulang, waaaah puas banget!" Jelas Anand lalu mendongakkan kepalanya untuk menatap Deria.

"Kerja hebat! Aku bangga banget sama kamu!"

"Benarkah? Apa aku sekeren itu?"

"Hmmmm, meski awur-awuran tapi ketampanan mu tak pernah terkalahkan! Walau kadang tantrum tapi kebaikan mu tak pernah hilang!"

"Waaaaah! Seketika aku langsung semangat kembali saat mendengar pujian mu, hmmmmm meski agak-agak ambigu tapi aku mengganggapnya sebagai pujian! Terima kasih sayang." Ucap Anand yang langsung mengecup lembut pipi kanan Deria.

"Sebaiknya kamu memang nggak harus rapi, berantakan aja gini tiap hari!" Ujar Deria yang terus memperhatikan penampilan Anand lalu tangannya dengan usil mulai mengacak-acak rambut mullet Anand.

"Okay, selamanya aku akan berpenampilan seperti ini!" Cetus Anand dengan senyuman manjanya.

"Dasar kamu ini..." Ujar Deria lalu mendekap wajah Anand dengan kedua tangannya.

"I love you, sayang..." Lanjut Deria lalu mengecup lembut kenang Anand.

Tangan Anand yang hendak menyentuh gagang pintu tertahan dengan sendirinya, matanya mulai berkaca-kaca saat pelan-pelan kenangan indah memudar dari ingatannya, kaki yang terasa lemah seketika membuat tubuh kekarnya sempoyongan dan hampir saja terjatuh ke lantai jika saja Dariel tidak menolongnya.

"Kamu okay?" Tanya Dariel memastikan.

"Ciiiih!" Cetus Anand dan berusaha kuat lalu kabur dari sana.

"Siapa?" Tanya Deria yang ikut keluar dari ruangannya bersama Dariel yang memang sejak awal muncul dari dalam ruang kerja Deria.

"Dokter Anand..." Jawaban Dariel sukses membuat Deria kaget seketika.

~~

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!