NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Duda Hot

Terjerat Cinta Duda Hot

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintapertama / Cintamanis
Popularitas:35.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: ummi asya

Warning!!
Bacaan Area dewasa 21+ , bijaklah dalam memilih bacaan...
Kirana adalah seorang mahasiswa akhir, dia membutuhkan biaya untuk mengerjakan skripsinya. Seorang teman memberinya sebuah pekerjaan sebagai guru les privat dari anak seorang konglomerat.
Kirana pikir anak yang akan di les privat adalah anak usia sekolah dasar, tapi ternyata anak usia tiga tahun. Dan lebih kagetnya lagi, ayah dari anak yang dia les privat adalah seorang duda tampan dan seksi.
Bagaimana Kirana menghadapi anak dan ayah itu? Apakah dia akan terjerat oleh pesona sang duda?
Yuk kita pantau terus perjalanan cinta Kirana dan sang duda..😊😊

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

20. Masih Mode Cemburu?

Kirana pulang dengan perasaan kesal pada Bryan, entah kenapa dia merasa kesal. Apakah dia cemburu? Entahlah, sepertinya Kirana sudah memendam rasa suka pada Bryan. Sudah sejak dulu, tapi dia menyadari sekarang.

Missel sedang tidur siang ketika Kirana pulang ke rumah Bryan. Setelah melihat ke kamar Missel, dia pun keluar dari kamar Missel dan turun ke bawah. Menapaki tangga, dia melihat dari pintu depan Bryan dan Laudya masuk, masih menggandeng Bryan tangan Laudya menempel terus pada Bryan.

Wajah Kirana menekuk, dia menghelan nafas panjang. Lalu turun ke bawah dengan cepat, dia ingin segera masuk ke dalam kamar tamu yang biasa dia tempati.

"Kirana." panggil Bryan.

"Kenapa?" tanya Kirana tanpa menoleh pada Bryan.

"Kirana!"

"Apa sih?!"

"Kalau bicara menghadap pada orangnya."

"Ngga sopan banget!" ucap Laudya ketus.

Kirana menatap tajam pada Laudya, dia mendengus kesal. Lalu beralih menatap Bryan.

"Ada apa?"

"Ambilkan dua gelas minuman, bawa ke ruang kerjaku." kata Bryan.

"Kan ada mbak Mimin di dapur, kenapa harus aku?"

"Tapi aku pengen kamu yang buatkan, cepat buatkan sana." ucap Bryan ketus, tapi dalam hatinya tersenyum senang.

Menatap tajam pada Bryan, Kirana pun pergi ke dapur untuk membuat minuman yang di minta Bryan.

Mulutnya menggerutu kesal, dia mengomel tidak jelad membuat Mimin heran kenapa Kirana kesal.

"Mbak Kiran, kenapa wajahnya kesal begitu?" tanya Mimin.

"Tahu tuh majikan kamu, bawa perempuan ke ruang kerjanya." jawab Kirana.

"Siapa? Mbak Laudya?"

"Iya, ngga tahu aku siapa namanya."

"Terus, kenapa mbak Kiran kesal?"

"Ya kesal, kenapa harus aku yang membuat minuman untuk mereka. Kan ada kamu yang bisa buat dan bawa ke ruang kerjanya, kenapa harus aku?"

"Heemm, modus lagi nih tuan Bryan. Hihihi, ...."

"Apa kamu bilang mbak Mimin?"

"Eh, ngga kok mbak. Uh, saya hanya asal bicara. Heheh ...." kata Mimin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Kirana lalu membawa nampan berisi air minum jus jeruk. Dia tidak tahu yang di minta Bryan, tapi Kirana membuat jus jeruk.

Dia melangkah menuju ruang kerja Bryan, berhenti di depan pintu dan menarik nafas panjang.

Tok tok tok

Kirana mengetuk pintu sebelum dia masuk ke dalam ruang kerja Bryan. Lama dia mengetuk pintu, tidak ada jawaban bahkan langkah kaki membukakan pintunya.

"Sedang apa sih mereka?" gerutu Kirana.

Sekali lagi dia mengetuk pintu dengan keras, berharap Bryan mendengar dan membuka pintunya. Tapi ternyata tidak juga di buka, akhirnya Kirana mencoba menarik handel pintu dan mendoronngnya pelan. Di bukanya dengan lebar, tak melihat Bryan di meja kerjanya.

Kirana melangkah masuk dengan pelan, dia terus melangkah sampai di meja kerja Bryan. Dia menoleh ke arah lemari besar berisi buku-buku Bryan, di sana Laudya terus saja menempel pada Bryan dan dia mencium pipi dan hampir mengecup bibir Bryan.

Brak!

Nampan berisi minuman di letakkan di meja oleh Kirana dengan keras, membuat Bryan dan Laudya menoleh. Dan Kirana pun berbalik hendak pergi, tapi Bryan memanggilnya.

"Kirana, mau kemana kamu?"

"Mau keluar." jawab Kirana ketus, membuat Bryan tersenyum.

Tapi Laudya malah kesal, dia merasa Kirana mengganggunya saja.

"Tunggu, jangan keluar dulu. Duduklah dulu di sini." kata Bryan menghampiri Kirana yang belum berbalik.

"Buat apa? Nanti saya mengganggu kalian saja." kata Kirana.

"Duduklah dulu."

"Tidak usah, saya keluar aja."

"Ya udah sana keluar, kamu memang mengganggu kami!" kata Laudya ketus.

Kirana berbalik dan menatap tajam pada Laudya yang kembali menggandeng tangan Bryan.

"Memang saya mau pergi nona, buat apa saya di sini? Jadi nyamuk!"

Kirana pun melangkah, dia tidak peduli panggilan Bryan padanya.

"Kirana stop!" teriak Bryan sedikit kesal pada Kirana.

Dan Kirana pun berhenti, dia menatap tajam pada Bryan yang mendekat padanya dengan wajah datarnya.

"Mau apa?" tanya Kirana ketus.

Senyum Bryan mengembang, dia berhenti dan seperti mendapatkan kemenangan menatap Kirana.

"Terima kasih ya minumannya." ucap Bryan dengan wajah datarnya.

Tangan Kirana mengepal, jadi menyuruhnya berhenti hanya mau mengucapkan terima kasih karena di bawakan minuman? Mata Kirana menatap tajam pada Bryan, dia benar-benar kesal pada Bryan.

Lalu dia berbalik dan keluar dari ruangan kerja Bryan, menutup pintu dengan keras. Bryan pun tertawa kecil dengan tingkah Kirana.

"Ternyata dia memang cemburu. Baiklah, aku pengen tahu sejauh mana kamu menyukaiku." gumam Bryan masih dengan senyum mengembang di bibirnya.

_

Di dalam kamar, Kirana urung-uringan. Dia benar-benar kesal, kenapa Bryan sengaja sekali.

"Orang kok gitu, tadi di kafe gandengan terus. Nempel terus, di rumah begitu. Emang lem apa sih yang mereka pakai sampai nempel terus?" gumam Kirana dengan kesalnya.

Dia berbaring dan menghela nafas panjang, entah apa yang dia pikirkan tentang Bryan dan Laudya di ruang kerja itu.

"Memangnya mereka pacaran? Tapi kenapa waktu itu Missel menolak perempuan itu ya?"

Masih memikirkan Bryan dan Laudya, Kirana tidak mendengar kalau pintu kamarnya di ketuk dari luar. Bukan di ketuk, tepatnya di gedor dari luar oleh Missel sambil berteriak memanggil Kirana.

"Tante, buka pintunya!" teriak Missel masih menggedor pintu kamar Kirana.

Kirana pun menoleh ke arah pintu, memastikan memang dia di panggil oleh Missel. Lalu dia bangkit dari pembaringannya dan melangkah ke arah pintu dan membukanya.

"Ada apa Missel?" tanya Kirana.

Missel maauk ke dalam kamar Kirana, dia hanya memperhatikan Missel sambil membawa boneka kelincinya dalam pelukannya. Missel duduk di tepi ranjang Kirana, Kirana pun ikut duduk di sampingnya.

"Tante, aku mau tidur sama tante bolehkan?" tanya Missel.

"Boleh, tapi memangnya kenapa di kamar Missel?" tanya Kirana.

"Aku pengen tidur sama tante Kiran." jawab Missel.

"Hemm, ya udah ngga apa-apa. Yuk tidur, udah malam juga, besok kan sekolah."

"Iya, tapi nanti tante jemput Missel kan di sekolah?"

"Iya."

Missel lalu naik ke ranjang Kirana, dia berbering sambing memeluk boneka kelincinya. Mulutnya sudah menguap beberapa kali. Kirana lalu tidur di samping Missel dan memeluknya, menepuk bagian pantatnya agar cepat tidur. Seperti ibu yang menidurkan anaknya sendiri, hingga tak sadar Kirana juga ikut tertidur sambil memeluk Missel.

Sedangkan Bryan masih di ruang kerjanya, dia masih sibuk dengan pekerjaan di kantor yang dia bawa. Karena tadi siang Laudya datang dan mengajaknya makan di kafe, tak sengaja dia melihat Kirana dengan Danisa.

Senyum Bryan mengembang, dia menyandarkan kepalanya di belakang kursi kerjanya.

"Ternyata dia menyukaiku ya? Dan dia cemburu sama Laudya? Ha? Kirana, manis juga kalau sedang marah." gumam Bryan.

Senyumnya terus mengembang ketikan mengingat Kirana juga masih kesal padanya tadi siang dengan Laudya di ruang kerjanya ini.

"Hem, aku sebenarnya malas dengan Laidya. Dia terlalu agresif, dan terlalu murahan. Sedangkan Kirana? Dia malu-malu, sedang apa ya dia?"

Masih memikirkan Kirana, Bryan dengan cepat bangkit dari duduknya dan keluar dari ruang kerjanya. Ingin ke kamar Kirana dan bicara basa basi dengannya.

Sampai di depan kamar Kirana, dia melihat pintunya sedikit terbuka. Dia mengerutkan dahinya heran.

"Dia ceroboh sekali, kenapa tidak di tutup rapat?"

Bryan pun mendorong daun pintu lebih lebar lalu masuk ke dalam. Di ranjang dia melihat Kirana sedang memeluk anaknya, Bryan semakin mendekat ke ranjang. Melihat lebih dekat Kirana dan Missel saling berpelukan.

"Emm, manis sekali pemandangan itu. Dia benar-benar menjadi sosok maminya Missel. Dia pantas menjadi maminya Missel. Baiklah, aku akan memintanya menjadi mami Missel." gumam Bryan.

Dia pun berjongkok, mencium kening Missel dan juga kening Kirana dengan pelan.

"Selamat tidur sayang-sayangku. Cup."

Setelah mengecup kening keduanya, Bryan pun keluar dari kamar Kirana dan menutup pintunya rapat.

Ponselnya berdering.

"Halo?"

Promo novel punya teman sesama othor kaka, boleh mampir ke sini ya..😍

_

_

_

***************

1
Lisna Hutoti
Luar biasa
#ayu.kurniaa_
.
Sopiah Azzahra
Lumayan
tiaraalwiofficial
mau dong punya mertua idaman
tiaraalwiofficial
di mna2 istri sah yg menang
tiaraalwiofficial
mrtokul gk tau diri
tiaraalwiofficial
empng bisa y CEO nyangkl lucu sich😋
Atie Tea
bukankah sblomnya udh berteman lama tp pas mu dtng knp masih repot cari alamat, bukannya tinggal telpon Naya lngsung dan minta sharelok /Smirk/
tiaraalwiofficial
gk tau mau komen pa TP suka novel y
Fajar Ayu Kurniawati
.
Yuni Herwani
baik banget Bryan apa ada orang sebaik itu dijaman ini
dian suryani
Lumayan
Yuni Herwani
Luar biasa
Titin Sumarni
hebat ey
anthy
Luar biasa
Sri Puryani
yg ptg sah dl aja daniel semggu lg ijab kobul resepsi hbs skripsi jg gpp
Sri Puryani
untung misel gpp
Arida Susida
Luar biasa
Lies Atikah
emang bryan berani ⁵ sama laudya bryan kaya nya lembek gak tegas gak laki jadi kurang gereget thor
Lies Atikah
ah si brayn nya aja gak tegas tapi gak tahu deh kali s i brayn nya juga suka sama ne2k lampir genit
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!