Kuys... Mampir di karya aku yang ke 10!!!
Gimana jadinya, kalo cewek Bar-Bar binti pecicilan. Ketemu sama cowok cool abis, tapi bad boy.
Anugerah Larasati Van Houten, anak perempuan satu-satunya dari keluarga terkaya no.1. Tapi gesreknya bikin sang mama darah tinggi, namun memiliki kepintaran di atas rata-rata. Dan sang ayah, menyembunyikan identitas anggota keluarga nya.
Dan Bintang Wicaksono, anak lelaki korban broken home. Yang mendirikan geng motornya sendiri, bersama sahabat-sahabatnya.
"Ck.. Gue gak suka cewek rese modelan lo, risih gue deket-deket ma lo. Jauh-jauh sana!!"ucap Bintang
'Cape gue ngejar-ngejar lo, ngejar sesuatu yang ga pasti. Berbulan-bulan gue ngejar, tapi tetep aja cewek lain pemenangnya. Gue bisa nyingkirin cewe-cewe yang ngejar lo, tapi gue nyerah kalo lo yang udah ngejar cewe. Gue mundur Bin, semoga lo bahagia sama pilihan lo.' ucap Laras dalam hati
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seujung Kuku Kegarangan Laras
"Yang, kenapa itu si Laras?" tanya Bayu
"Nggak tau, kebanyakan makan cilor kali kemaren. Liat aja itu, muka udah kaya gorengan." jawab Ellora dengan polosnya
PUK
"Aishh... nah itu, penghapus ilang-ilangan mulu. Lu mah suka lempar-lempar orang sembarangan, lama-lama tas lu juga di lempar lagi." ucap Ellora seraya mengusap keningnya yang terkena lemparan penghapus Laras
"El, Bay... perasaan gue ga enak, kenapa ya?" tanya Laras, tak peduli dengan apa yang di ucapkan Ellora
"Ko tiba-tiba, mang lu punya musuh?" tanya Alex
"Ck, jangan di tanya. Si Laras mah ga ngerasa punya musuh, tapi yang musuhin banyak." jawab Bayu
"Pokonya lu balik kudu bareng gue, jangan sendirian ya." ucap Laras
"Kenapa harus gue sih Ras?" tanya Ellora
"Karena di antara kita, lu yang paling gampang di jadiin target buat ngejatuhin gue." jawab Laras
"Lu mah, gue jadi deg-degan ini." ucap Ellora
"Kan gue bisa anter dia balik Ras, kaya biasanya." ucap Bayu
"Tapi untuk kali ini, gue ga percaya kalo lu yang nganter Bay. Gue tau lu, bukannya ngelindungin. Yang ada, malah ikutan jadi korban." ucap Laras
"Apa selalu kejadian, setiap kali kamu merasakan firasat tidak enak Ras?" tanya Alex
"Selalu, dan filing nya tidak pernah meleset." jawab Bayu
Bel masuk berbunyi, mereka pun memulai proses belajar mengajar. Setelah 3 hari di liburkan, ada beberapa guru yang ganti baru. Dan tentunya guru-guru baru, merupakan hasil seleksi dari Arjuna sang pemilik sekolah. Dia tidak mau kecolongan lagi, sudah cukup kejadian kemarin. Menjadi yang terakhir, jangan sampai terulang lagi.
"Perkenalkan saya Alysa, guru baru yang akan mengajar kalian pelajaran Bahasa Indonesia. Semoga kita bisa bekerjasama, selama kelas 11 ini. Baiklah, kita langsung saja melanjutkan pelajaran yang sudah di pelajari sebelumnya. Buka halaman..." para murid langsung membuka buku pelajaran, mereka belajar dengan sangat tertib.
Setelah 90 menit, pelajaran selesai.
"Ada yang di tanyakan?" tanya bu Alysa
"Saya bu, ibu udah punya pacar belum bu?" tanya Malik, yang duduk di belakang
"Buaya beraksiiii" sorak teman sekelasnya, Alysa tersenyum
"Alhamdulillah, ibu sudah bertunangan." jawabnya, teman sekelasnya langsung menertawakan Malik
"Gagal Maniiiing"
"Bu... kalo semisal lagi makan, terus jatoh. Sayang ga bu?" tanya Leo
"Sayang" jawab Alysa dengan wajah polosnya
"Apa sayang? Nanti malem kita jalan yuk" sontak saja, teman sekelas tertawa dan menyoraki Leo. Alysa hanya bisa menggelengkan kepalanya, sepertinya ia akan betah mengajar di kelas ini. SERU!!!
"Sudah, sudah... kalo gitu tugas kalian. Ibu meminta kalian membuat makalah mengenai pendidikan di negara kita, buat kelompok. Kalian bisa membuat kelompok kalian masing-masing, tiap kelompok berisi 4 atau 5 orang. Karena di kelas ini ada 30 murid, ibu rasa di bagi 6 kelompok dan tiap kelompok 5 orang." ucap Bu Alysa
"BUU... KENAPA NGGAK KITA BERDUA AJA, BIKIN BUKU NIKAH." teriak Doni yang duduk sebangku dengan Malik, kembali sorakan meramaikan kelas.
"Ibu kasih waktu 1 minggu, minggu depan tiap kelompok presentasikan di depan." ucap Alysa seraya menahan tawa
"Jangankan satu minggu bu, besok juga kita bisa langsung ke KUA." kembali Doni bersuara
"Waah.. Don, udah ketemu sama SATPOL PP belum Don kemaren?" tanya Laras
"Belum, mang ngapain gue ketemu mereka?" jawab Doni dan kembali bertanya
"Pantesan gombalnya ketinggalan di sini dua." jawab Laras
"Wanjiirr... itu mah gembel woy." tawa kembali pecah
"Ampun dah" gumam Alysa
"Kalo gitu saya undur diri, jangan lupa minggu depan tugas di kumpulkan. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikum salam." jawab murid sekelas
.
"Mau jajan kemana?" tanya Ellora
"Kantinlah, gue pengen banget makan kwetiau" jawab Laras
"Ngapa lo? Ngidam?" tanya Bayu
PLETAK
"BAC*T LO, BAY" Laras mengangkat kepalan tangannya di depan wajah Bayu
GLEK
"Belum ada yang bobol, TOYIB" celetuk Laras
"WASU" teriak Bayu, mengusap kepala nya yang di pukul botol kosong. Alex dan Ellora hanya menertawakan Bayu kesakitan, mereka pun berjalan keluar kelas.
Saat melewati lapang, ada yang sengaja menendang bola ke arah Ellora. Laras yang menyadarinya, langsung menarik Ellora agar berpindah posisi dan Laras segera mengangkat kaki tinggi. Untuk menghalau bola dan melakukan sedikit gerakan untuk mengembalikan bola tersebut pada si empunya.
BUAGH
"AARRRGGHHT" teriak pria yang menendang bola tersebut, Laras menurunkan kakinya. Untung dia selalu memakai legging di atas lutut, tatapan Laras berubah tajam. Ellora yang di tarik Laras, tentu saja terkejut.
Dan tentunya hal tersebut, menjadi tontonan semua murid yang ada di luar. Mereka kembali terkesima dengan apa yang dilakukan oleh Laras. Namun, mereka juga takut melihat tatapan Laras yang berubah dingin.
'Cari gara-gara'
'Kayanya dia ga tau siapa Laras'
'Tolil syekali dia'
Perlahan Laras melangkahkan kakinya mendekati pria tadi, kedua temannya terlihat ketakutan karena melihat tatapan Laras.
GLEK
Laras pun berjongkok, mendekatkan dirinya dengan pria yang kini tengah setengah berbaring seraya memegang hidungnya yang mengeluarkan darah.
"Punya nyali lu, nyari gara-gara ma gue? Berapa banyak nyawa lo?" tanya Laras dengan wajah datarnya, pria itu menggelengkan kepalanya cepat.
"Jangan lu kira gue ga tau, kalo tadi lu sengaja arahin bola itu ke temen gue. Kalo berani satu lawan satu, lu ma gue." ucap Laras lagi
"Ng nggak... gu gue ga berani, ta tadi gue beneran ga sengaja." ucap pria itu, gila aja. Tendangannya aja sekeras itu, sama aja dengan cari mati kalo dia mengiyakan ajakan Laras. Laras tersenyum smirk, dan menepuk pipi pria itu cukup keras
"Bilang sama yang nyuruh lo, lebih baik dia cepet pergi jauh. Sebelum gue yang dapetin dia duluan, dan dia bakal habis di tangan gue." ucap Laras pelan, pria itu terkejut dan mengangguk
Laras pun bangun dan kembali berjalan ke arah teman-temannya, Alex kembali terdiam dengan yang ia saksikan. Ia memang telah mendengar keganasan Laras, namun ini yang pertama kali ia lihat. Oh.. bukan, ini yang kedua kalinya. Yang pertama saat kasus 3 hari yang lalu dan parahnya, ini barulah sebagian kecil kemarahan Laras. Tapi auranya, brrrr... dingin cuy.
"Ayo" ajak Laras dengan wajah tengilnya, kembali ke setelan awal. Ellora mengangguk, ia pun merangkul lengan Laras dan berjalan menuju kantin. Alex dan Bayu hanya bisa bertatapan dan mengangkat kedua bahu mereka.
Bintang yang baru melihatnya, benar-benar terkagum-kagum. Ia tak percaya, bahwa gadisnya bukanlah gadis sembarangan. Gerakannya bukanlah amatiran, ia sangat yakin. Bila ia tarung dengan Laras, belum tentu ia bisa memenangkan pertarungan tersebut.
"Lu liat? Cewek yang lu bilang rese, dia bukan cewek sembarangan. Sayang banget lo udah nyia-nyiain cewek paket komplit, modelan Laras." ucap Ammar
Bintang menatap Ammar dan membenarkan ucapan sahabatnya itu
...****************...
...Happy Reading all💞💞💞💞...
hahaha, selamat penasaran yaah