Tentang Dia

Tentang Dia

Bab_001 Masa Lalu

"Saya terima nikah dan kawinnya Akayana Deriani Binti Ahmad Fuadi diatas diri saya dengan mahar yang telah disebutkan, Tunai!"

Suara lantang itu masih terngiang jelas dalam ingatan bahagia ku, hari yang paling bahagia dalam seumur hidup ku. Hari dimana aku menyandang status sebagai istri dari lelaki yang begitu aku cintai dengan sepenuh hati, setelah berjuang meluluhkan hati kedua orang tuanya agar memberi restu untuk kami akhirnya impian yang selama ini kami rajut berakhir bahagia, dia kini sah menjadi suami ku, imam ku, pembimbing ku, cahaya penerang ku.

Aku kira setelah hari itu maka yang akan tertulis hanya kisah bahagia, cerita penuh cinta antara dua insan yang saling mencintai. Namun ternyata semua harapan ku tidak berjalan sebagai mana yang telah ku rajut jauh-jauh hari dulu, ternyata rumah tanggah tidak semudah hayalan ku. Ku kira asal bersamanya maka semua akan baik-baik saja namun ternyata karena dengannya semua jadi hancur berantakan, segala bahagia runtuh tanpa sebab yang jelas, semua rasa cinta dan sayang terkalahkan dengan ego dan emosi yang tak terbendung, semua hancur tak terselamatkan, status yang begitu aku banggakan berakhir sudah, aku bukan lagi istrinya. Dua tahun bukanlah waktu yang mudah namun aku telah bertahan agar bahagia datang namun ternyata aku salah,  sekuat apapun tangguh ku pada akhirnya luluh dalam keputusannya.

Anand Devfran, hari ini bukan lagi milik ku, rumah tangga kami telah usai bersama surat cerai yang kini telah ku genggam erat dalam dekapan tangisan yang tak bisa ku kendalikan lagi.

~~

"Berhentilah menangis! Semua telah selesai, jangan lagi membodohi dan menyakiti dirimu sendiri, berhenti menjadi bodoh!" Tegas Jinan dengan suara lantang.

Sejak dari dua jam yang lalu Jinan hanya diam membatu menyaksikan sang sahabat yang terus-menerus menangisi rumah tangganya. Perlahan Jinan melangkah mendekati sang sahabat yang sejak tadi duduk di sofa yang berhadapan dengan dirinya. Dengan lembut tangan Jinan perlahan mengusap jilbab itam yang membalut rapi kepala Deria, dengan penuh kasih sayang ia muli mengusap pelan air mata yang terus saja membasahi wajah perempuan yang begitu ia sayangi.

"Bagaimana aku akan melanjutkan hidup ini? Cahaya ku telah hilang! Aku harus bagaimana? Jinan, aku harus apa?" Tangis Deria semakin menjadi-jadi, matanya yang mulai membengkak serta kedua tangannya yang gemetar hebat.

Dengan lembut kedua tangan Jinan menggenggam erat kedua tangan Deria ke dalam genggaman hangatnya.

"Berhenti menjadi lemah, kamu itu wanita kuat! Sebelum dia datang kamu bahkan hidup dengan begitu hebat. Bahkan sejak mama dan papa mu tiada kamu sudah cukup tangguh dan mandiri, bukankah dulu kamu masih SMP? Lantas apa yang kamu takutkan kini? Kamu hanya kehilangan laki-laki yang bahkan tidak lagi mencintai mu jadi berhenti menjadi lemah. Lagi pula kamu masih punya rumah ternyaman mu, yaitu aku. Aku akan selalu ada disamping mu, aku sahabat mu, Ria." Jelas Jinan dan langsung memeluk erat tubuh rapuh sang sahabat.

"Hmmmm, aku akan baik-baik saja. Iya kan?" Deria seolah memastikan dirinya sendiri.

"Eummmm, kamu akan bahagia setelah ini. Tetap semangat, kamu hebat!" Tegas Jinan lalu menepuk-nepuk lembut pundah lemah Deria.

Keduanya saling menguatkan satu sama lain. Jinan dan Deria sudah bersahabat sejak keduanya SD karena memang kedua orang tua mereka juga sahabatan sejak kecil. Setelah kedua orang tua Deria meninggal, orang tua Jinan lah yang menjaga dan merawat Deria dengan penuh kasih sayang, sama sebagaimana mereka menjaga Jinan. Tidak heran jika orang-orang mengira bahwa keduanya adalah saudara kandung.

Persahabatan yang tidak pernah ada rasa iri, bersaing dan menjatuhkan satu sama lain. Keduanya saling mendukung dan menjadi penyemangat bagi yang lainnnya. Setelah lulus kulian, Jinan mulai bekerja di perusahaan milik keluarganya sedangkan Deria memilih untuk menjadi dokter lalu bekerja di sebuah rumah sakit besar yang ada di kota tempat tinggal mereka selama ini, hingga membuat ia bertemu dengan Anand Devfran yang juga merupakan dokter terbaik di rumah sakit tersebut dan kini telah sah menjadi mantan suaminya.

"Selanjutnya bagaimana? Mau tinggal bersama ku? Atau pulang ke rumah papa dan mama?" Tanya Jinan setelah keadaan Deria mulai membaik.

"Aku tidak ingin menyusahkan papa dan mama, aku sudah cukup sering menjadi beban mereka berdua dan sekarang aku tidak ingin lagi mereputkan mereka berdua. Aku sudah cari rumah sejak beberapa hari yang lalu, aku akan tinggal disana." Jelas Deria.

"Apa kamu sudah bicara sama mama? Mama pasti tidak akan setuju kalau kamu tinggal sendirian." Jelas Jinan.

"Aku akan bicara baik-baik sama mama dan papa, lagi pula tempat tinggal ku yang sekarang dekat dengan rumah sakit jadi lebih memudahkan bagi aku untuk berangkat kerja." Jelas Deria mencoba meyakinkan sang sahabat.

"Kenapa tidak tinggal bersama ku? Eummm? Apa kamu tidak lagi mencintai ku?" Keluh Jinan.

"Ciiih! Apa kamu lupa kalau jarak rumah mu dengan rumah sakit butuh 1 jam perjalanan? Kamu ingin membuatku kewalahan setiap pagi malam? Lagi pula setiap hari libur aku juga bakal pulang ke sini." Deria mencoba menjelaskan segala hal yang menjadi pertimbangannya saat membeli rumah baru.

"Janji bakal sering pulang ke sini?" Tekan Jinan.

"Hmmmm janji!" Ujar Deria yang mencoba memamerkan senyuman indahnya.

"Barang-barang mu?" Tanya Jinan gantung, dia seolah enggan memperjelas pertanyaannya tersebut.

"Aku akan mengambilnya besok!" 

"Ayo pergi bersama!"

"Jinan, aku bisa sendiri. Apa kamu mengkhawatirkan aku? Tenang aja, aku bisa menghadapi semua ini." Jelas Deria mencoba untuk terlihat tegar dan kuat, ia tidak ingin membuat Jinan khawatir pada dirinya.

"Apa kamu yakin? Kamu bakal baik-baik saja jika berhadapan dengan cowok labil itu?"

"Jinan, dia mantan suami aku. Mantan, tidak ada lagi hubungan antara kami berdua, aku akan baik-baik saja. Lagi pula perceraian ini pun terjadi dengan jalan tanpa pertengkaran yang hebat, aku pasti akan baik-baik saja." 

"Hmmmm, baiklah kalau memang begitu. Tapi untuk malam ini menginaplah disini." 

"Tapi...!" Keluh Deria yang langsung mengurungkan niatnya untuk protes saat mata elang milik Jinan seolah sedang mengintimidasi dirinya.

"Mau aku laporin mama atau papa?" Ancam Jinan dengan tatapan mematikan khas milik seorang Jinan Akira sang ketua gank pas SMA dulu.

"Baiklah buk komandan, aku akan nginap disini, jadi tolong jangan buat papa dan mama khawatir."

"Siap! Perintah dilaksanakan dengan baik." Tegas Jinan yang seketika mengubah tatapan tajamnya menjadi senyuman manis yang langsung mengubah dirinya menjadi cewek feminim nan lembut.

"Kamu ini...." Cetus Deria lalu kembali bersandar dibahu kokoh sang sahabat yang selama ini selalu menjadi sandaran ternyaman bagi dirinya.

~~

Episodes
1 Bab_001 Masa Lalu
2 Bab_002 Anand Devfran
3 Bab_003 Rasa Itu
4 Bab_004 Dokter Dariel
5 Bab_005 Mantan
6 Bab_006 Masa SMA
7 Bab_007 Jatuh cinta
8 Bab_008 Sepertinya aku jatuh cinta padanya.
9 Bab_009 Aku merindukan mu.
10 Bab_010 Mencoba tangguh
11 Bab_011 Khawatir
12 Bab_012 Melawan Takdir
13 Bab_013 Balas Dendam
14 Bab_014 Aku paham
15 Bab_015 Talia
16 Bab_016 Perkelahian
17 Bab_017 Teman Lama
18 Bab_018 Obat sakit kepala
19 Bab_019 Seperti Area Kuburan Saat Malam
20 Bab_020 Air Mata Hawa
21 Bab_021 Kencan romantis
22 Bab_022 Calvin
23 Bab_023 Tangisan
24 Bab_024 Terima kasih
25 Bab_025 Amukan Jinan
26 Bab_026 Kami Khawatir
27 Bab_027 Cemburu
28 Bab_028 Alih profesi
29 Bab_029 Dokter Deria
30 Bab_030 Gejala
31 Bab_031 Selamat! semoga bahagia selalu
32 Bab_032 Bukti
33 Bab_033 Hamil
34 Bab_034 Seminggu
35 Bab_035 Mesra
36 Bab_036 Jawab!
37 Bab_037 Kamu Jahat
38 Bab_038 Menunggu
39 Bab_039 Selingkuhan
40 Bab_040 Pertengkaran
41 Bab_041 Pria Idaman
42 Bab_042 Kecurigaan
43 Bab_043 Mantan Istri
44 Bab_044 Kebohongan
45 Bab_045 Masa Lalu Kelam
46 Bab_046 Lebam Merah
47 Bab_047 Keluarga Talia
48 Bab_048 ShinGua ku
49 Bab_049 Kegilaan Zhain
50 Bab_050 Kebenaran di masa lalu
51 Bab_051 Air mata Anand
52 Bab_052 menatap Hanin
53 Bab_053 Curhat
54 Bab_054 Ingatan Zhain
55 Bab_055 Mimpi buruk itu datang Kembali
56 Bab_056 Ketakutan
57 Bab_057 Pelacak
58 Bab_058 Peringatan Satur
59 Bab_059 Benar-benar rujuk kembali
60 Bab_060 Lelaki Ku
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab_001 Masa Lalu
2
Bab_002 Anand Devfran
3
Bab_003 Rasa Itu
4
Bab_004 Dokter Dariel
5
Bab_005 Mantan
6
Bab_006 Masa SMA
7
Bab_007 Jatuh cinta
8
Bab_008 Sepertinya aku jatuh cinta padanya.
9
Bab_009 Aku merindukan mu.
10
Bab_010 Mencoba tangguh
11
Bab_011 Khawatir
12
Bab_012 Melawan Takdir
13
Bab_013 Balas Dendam
14
Bab_014 Aku paham
15
Bab_015 Talia
16
Bab_016 Perkelahian
17
Bab_017 Teman Lama
18
Bab_018 Obat sakit kepala
19
Bab_019 Seperti Area Kuburan Saat Malam
20
Bab_020 Air Mata Hawa
21
Bab_021 Kencan romantis
22
Bab_022 Calvin
23
Bab_023 Tangisan
24
Bab_024 Terima kasih
25
Bab_025 Amukan Jinan
26
Bab_026 Kami Khawatir
27
Bab_027 Cemburu
28
Bab_028 Alih profesi
29
Bab_029 Dokter Deria
30
Bab_030 Gejala
31
Bab_031 Selamat! semoga bahagia selalu
32
Bab_032 Bukti
33
Bab_033 Hamil
34
Bab_034 Seminggu
35
Bab_035 Mesra
36
Bab_036 Jawab!
37
Bab_037 Kamu Jahat
38
Bab_038 Menunggu
39
Bab_039 Selingkuhan
40
Bab_040 Pertengkaran
41
Bab_041 Pria Idaman
42
Bab_042 Kecurigaan
43
Bab_043 Mantan Istri
44
Bab_044 Kebohongan
45
Bab_045 Masa Lalu Kelam
46
Bab_046 Lebam Merah
47
Bab_047 Keluarga Talia
48
Bab_048 ShinGua ku
49
Bab_049 Kegilaan Zhain
50
Bab_050 Kebenaran di masa lalu
51
Bab_051 Air mata Anand
52
Bab_052 menatap Hanin
53
Bab_053 Curhat
54
Bab_054 Ingatan Zhain
55
Bab_055 Mimpi buruk itu datang Kembali
56
Bab_056 Ketakutan
57
Bab_057 Pelacak
58
Bab_058 Peringatan Satur
59
Bab_059 Benar-benar rujuk kembali
60
Bab_060 Lelaki Ku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!