NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Ayah

Jodoh Pilihan Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Romansa / Dunia Masa Depan
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Shofiyah yang memiliki kekasih yang mapan dan baik akhirnya berjodoh dengan lelaki sederhana bernama Ahmad pilihan ayahnya, lika liku pernikahan yang dia alami menjadikan perjalanan rumah tangganya kian kuat dan bisa tetap langgeng hingga tua dan memliki 7 orang anak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kehidupan 2 anak

"Anakku sudah memiliki nama ayah, "Ammar Ma'ruf Ahmad ayah, nama itu diberi oleh neneknya!!". Ucapku melirik mama mertuaku,.

"Bagaimana menurut kakak dan ayah nama diberikan neneknya. Katanya neneknya supaya kembarki kalau dipanggilki Umar dengan adenya".

"Ya ayah setuju nak nama yang bagus". Ucap Ayahku tersenyu. senang.

"Iya aku juga setuju dek!!..

"Alhamdulillah". ucap mertuaku mendengar ucapan ayah dan suamiku.

Akupun memakan makanan yang dibawah oleh ayahku dan suamiku dengan sangat lahap walaupun tanpa sambel dan kecap, Coto Makassar rasa original tanpa apain kecuali garam dan vitsin.. Sambil mendengarkan ayah dan keluarga suamiku berbincang-bincang karena semua keluarga besarnya yang tinggal dikampung ini datang baik dari pihak ibu maupun ayahnya.

Rumah bidan sangat ramai diluar karena mereka ditambah dengan ayahku. Belum lagi kalau tanteku dan kelurgaku datang pasti akan sangat ramai, sayang mereka sudah berada diluar kota bahkan provinsi.

seperti biasa mereka selalu mengirimi aku barang atau dana untuk kami yang melahirkan atau sakit. ya seperti itulah keluarga besarku. Sangat berbeda dengan kelarga suamiku jika itu masalah uang mereka hampir sangat perhitungan dan suka mengungkit apa yang telah diberikan.

hal itu sudah lumrah dilakukan oleh para tante dan om untuk para keponakannya, apalagi aku memang baru saja melahirkan, sama seperti kakak sepupu yang lain kami juga akan mengirimkan hal yang sama jika ada keluarga lain melahirkan atau sedang sakit dan butuh bantuan.

Setelah dari rumah Bidan sorenya aku beserta kedua anakku pun pulang ditemani dengan Mertua dan suamiku serta ayahku. Ayahku kembali menginap sehari dan pulang esoknya bersama dengan adik lelakiku..

Aku bahagia karena beliau selalu ada di setiap langkah kehidupanku. Kedua adikku pun seperti itu beserta Mertua dan suamiku. Berbeda dari kelahiran pertama aku yang biasanya langsung bisa bergerak kali ini sangat susah, mungkin karena persalinan kali ini sangat banyak mendapat jahitan berbeda dengan kelahiran Umar yang Hanya sedikit. .

Selama seminggu ini aku tidak terlalu banyak mengerjakan pekerjaan rumah karena bagian jahitan masih sakit jadi untuk pakaian kami, suamilah yang mencucinya sedangkan untuk memasak dan cuci piring mertuaku lah yang mengerjakan dibantu dengan iparku, kebetulan dia datang setelah 2 hari aku melahirkan, mertuaku mengeluh kepadanya dan entah apa yang mereka bicarakan sampai dia datang tapi selalu menyindir..

Walau mungkin maksudnya tidak seperti itu aku hanya merasa dia melakukannya terpaksa dan memberiku tatapan entah lah aku juga tidak mengerti padahal jika dia melahirkan dan tinggal disini.

Dia juga tak pernah bekerja apapun walau aku hamil sekalipun dan sekarang kesannya aku ini orang yang jahat sekali kepadanya karena membuat orang tuanya dan dirinya mengerjakan pekerjaan rumah padahal hanya kali ini saja.

Yang selama ini mengurus rumah memang siapa jika bukan aku. Orang tuanya mana mau, yang ada mereka hobi membuat rumah berantakan dan kotor..

aku berusaha tidak protes karena menghormati mereka, sekalipun aku protes mereka tidak akan menanggapinya dengan serius.

Ya sebaik apapun itu menantu tetaplah akan kalah dengan anak perempuan kesayangan mereka. belum lagi jika menyangkut uang belanja. beruntunglah akulah yang mengatur segalanya hanya jika mertua meminta saja aku berikan, karena aku sudah menanggung semuanya yang ada didalam rumah.

Aku menceritakan pada suamiku perihal itu dia hanya memberi tanggapan seadanya. Bukan tidak peduli hanya saja katanya aku terlalu sensitif dan berpikiran tidak baek sekarang kepada keluarganya. Aku terlalu mengambil hati sikap yang menurutnya biasa saja.

Dia tidak lihat saja bagaimana tatapan adiknya itu. Aku tak tau bagaimana menanggapi ataukah memang aku lah yang selalu berprasangka buruk pada orang tapi nyatanya sikapnya begitu.. Aku kembali beristighfar mungkin suamiku benar aku hanya terlalu perasa.

Setelah sepekan lebih akhirnya aku bisa kembali beraktivitas seperti biasa menjalankan kewajiban full membersihkan rumah dan mengurus dua mujahid ku bersamaan..

Sangat lelah rasanya karena harus mengerjakan semuanya seorang diri. Suamiku yang memiliki hari libur pasti akan kebanyakan menjaga anaknya saja membiarkan aku mengerjakan segala sesuatunya.

Memang tidak masalah karena dia pulang pagi hari sekitar jam 9 pagi karena dia mendapat shift malam dan pasti tidak tidur semalaman dan besoknya dia mendapat libur tapi dia gunakan untuk tidur bahkan setelah sholat dzuhur pun dia akan kembali tertidur karena mengantuk.

Dia tidur sekitar jam 10 atau jam 11 makanya dia masih mengantuk, dia hanya bangun menjalankan kewajibannya sebagai muslim setelah itu kembali tidur sampai sholat ashar.

Aku selalu berusaha memaklumi keadaanya karena aku tau pekerjaannya tidak lah mudah apalagi jika dia dibagian yang membutuhkan tenaga berdiri sepanjang hari dan berjalan berkeliling kesemua mall (patroli) istilah dari kegiatannya. Bayangkan Mall yang luasnya ber hektar2 dikelilingi..

Aku tak pernah protes dia jarang membantuku asalkan dia menjaga anaknya sudah cukup. Entahlah aku sangat heran dengan kedua anakku walaupun karakter mereka berbeda tetap saja mereka sangat susah dekat nenek dan kakeknya.

Mereka memang bercengkarama dengan mereka hanya saja sebatas ada kami saja, tapi jika ingin pergi dan mau dititip pada neneknya mereka pasti akan menjerit terutama sisulung sedangkan jika aku menitipkan pada ayahku, kedua anak itu sangat enteng, mereka hanya menangis ketika mau sesuatu saja.

Hampir setiap hari sejak kelahiran Ammar ayahku selalu melakukan panggilan VC, beliau baru memiliki HP android dan memiliki WA.. Dan itu dia gunakan untuk menelpon melihat kedua cucunya.

Sehari hampir 3 kali, aku juga heran kadang-kadang sama ayahku tumben sekali dia selalu menelpon mengatakan sangat merindukan kedua cucunya..

dia seperti itu karena baru memiliki handphone yang bisa VC. kami memang selalu menganjurkan beliau membelinya tapi tak pernah beliau tanggapi. barulah adikku yang membeli handphone itu kemudian memberikannya.

Hari-hari kulalui dengan semangat hingga ketika Si Ammar berusia 2 bulan sang Ayah tercinta ku berpulang kepada Sang Pemilik Kehidupan.

2 hari sebelum beliau pergi, dia beserta kedua adikku, adik iparku dan anaknya datang berkumpul dirumah suamiku.. Mertuaku dan keluarga sedang berada di sawah karena waktu panen. Aku sedang dirumah dengan suamiku karena kebetulan dia masuk malam..

Aku terheran dengan sikap ayahku yang biasanya berwajah cerah begitu bersih sekarang tengah pucat dan seperti tidak bergairah. Makannya pun tak lahap seperti biasanya jika dihidangkan makanan favoritnya ikan bakar dengan sambel terasi dan sayur daun Ubi (sayur tuttu).

Dia makan secukupnya hanya ikan saja yang mereka semua habiskan berbeda dengan pasukan yang mengantarnya, makan dengan lahap sampai berkali-kali menambah porsi makan. Setelah makan mereka pun duduk di kursi tamu sedangkan aku beserta adik perempuan ku membersihkan bekas makan kami semua. Sedangkan pasukan sudah berada pada pangkuan para pria.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!