Hidup satu atap dengan pria yang berstatus sebagai suami namun sikapnya dingin dan mungkin tidak menganggap kita ada itu rasanya sakit.
Humaira seorang gadis yang setuju di jodohkan dengan pria pilihan orang tuanya. Humaira setuju di jodohkan agar semua orang yakin dan percaya lagi pada dirinya dengan apa yang telah dia lakukan pada istri sang om.
Namun nasib berkata lain, pria yang dia nikahi adalah pria yang sangat membencinya karena tau kelakuan Humaira.
Namun Humaira berusaha untuk menjadi istri baik hingga dirinya jatuh cinta pada sang pria namun sikapnya masih sama seperti pertama mereka menikah.
Apa Humaira sanggup bertahan atau memilih mundur?.
Yu baca ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Renaldi sadar.
"Ma" panggil ku pada mama yang saat ini sedang membereskan baju karena hari ini aku sudah di perbolehkan pulang.
"Ada apa ayah sayang? " jawab mama sambil mendekati ku.
"Ma, aku boleh lanjutkan pernikahan ini? " tanya ku pada mama karena papa dan mama pernah bilang padaku jika aku gak bahagia dengan pernikahan ini maka aku boleh mundur.
Mama tersenyum lalu menjawab pertanyaan ku, "mama sama papa ya terserah kamu jika kamu ingin mencoba memperbaiki pernikahan ini ya silahkan tapi mama harap tidak hanya kamu saja yang berjuang untuk pernikahan ini tapi Renaldi juga".
"Aku tau ma, mungkin kita nunggu bang Renaldi sadar dulu baru kita bicarakan ini semua" balas ku.
"Apa yang membuat kamu ingin melanjutkan pernikahan ini? " tanya mama.
"Aku sayang sama dia ma" jawab ku.
"Mama tau kamu sangat mencintainya tapi jika itu membuat mu sakit maka kamu harus ikhlas melepasnya" nasehat mama.
Aku pun mengangguk dan memeluk mama. Terkadang aku berpikir kenapa aku gak bisa seperti mereka bisa mendapatkan laki-laki yang kita cintai. Tak lama papa datang dan sebelum pulang kami mampir dulu ke ruangan Renaldi untuk melihat kondisinya.
"Maira" panggil mamanya Renaldi.
"Iya ma" jawab ku.
"Mama Minta sama kamu pikirkan lagi tentang pernikahan ini" ucap mama dan aku hanya mengangguk.
Setelah bicara dengan mamanya Renaldi aku pun masuk untuk melihat keadaan Renaldi. Ku tatap wajahnya yang seperti tenang.
"Bang, abang bangun ya!, aku janji gak akan ninggalin abang" ucapku.
Setelah cukup aku pun pulang bersama orang tuaku dan sampainya di rumah aku langsung istirahat.
"Maira" teriak Dira tanteku yang baru pulang dinas dari luar kota. Dia masuk kamar berteriak memanggil ku lalu dia memeluk ku.
"Sorry gue baru bisa datang jenguk lo" ucapnya.
"Lepas ah, sakit tau" ucapku minta di lepas karena Dira terlalu kencang memeluk ku.
Dira pun melepaskan pelukannya lalu berkata "Renaldi kecelakaan? ".
" Iya, dia masih belum sadar"jawab ku.
"Bagus deh" balasnya.
"Enak banget ngomongnya" tegur ku sambil memukulnya.
"Sakit" ucapnya sambil memegang tangannya yang aku pukul.
"Ya lagian lo ngomong enak banget" ucap ku.
"Ya gue kesel aja lihat kelakuan dia sama lo, makanya gue senang" balasnya.
"Ya tapi gue belum siap buat jadi janda" balas ku.
"Lah bukannya lo mau minta cerai kan? " tanya nya.
"Awalnya sih tapi setelah gue tau sesuatu gue jadi mikir dua kali dan ingin buktikan ucapannya" jawab ku.
"Maksud lo? " tanya Dira.
"Lo ingat gak sama cewek yang dulu sering nempel terus sama Renaldi? " tanya ku pada Dira.
"Sefia?, cewek yang semua orang bilang kecantikannya sempurna? "tanya Dira.
"Iya, ternyata dia sepupunya Renaldi" jawab ku.
"Serius lo? " kaget Dira.
"Iya, kemarin gue ketemu dia dan dia cerita jika Renaldi naksir gue sejak gue SMA" beritahu ku membuat Dira kaget.
"Makanya rencana gue sekarang gue pengen tau apa dia akan berubah dan berusaha mendapatkan cinta gue atau sama sama" lanjut ku.
"Tapi lo siap dengan konsekuensinya jika Renaldi masih gak berubah? " tanya Dira.
"Gue udah siap dan gue akan langsung mundur" jawab gue dan Dira tersenyum.
Sudah dua hari setelah aku pulang dari rumah sakit dan ku habiskan hanya untuk istirahat total agar cepat pulih. Hari ini aku minta mama untuk mengantarku ke kuburan anak ku yang aku bernama Rayan.
"Udah siap sayang? " tanya mama dan aku pun keluar dan mama kaget dengan penampilan ku yang memakai jilbab.
"Cantik sayang" puji mama dengan senyum manisnya.
"Aku mau coba pakai kerudung ma" beritahu ku.
"Alhamdulilah akhirnya anak mama dapat hidayah"ucap mama dan aku hanya tersenyum.
kami pun berangkat dengan jalan dengan di antar sopir karena aku belum berani bawa lagi mobil. Tak butuh waktu lama kami pun sampai dan aku langsung keluar dan masuk ke area pemakaman.
"Ini sayang" tunjuk mama pada kuburan kecil yang masih basah.
Aku pun berjongkok dan berdoa tak lupa menyiramkan air yang aku bawa.
"Sayang maafkan mama ya gak bisa jagain kamu baik-baik" gumam ku dan mama mengusap punggungku saat melihat aku meneteskan air mata.
Setelah selesai kami pulang namun saat di jalan ponsel mama berdering dan itu panggilan masuk dari mama Renaldi memberitahu jika Renaldi sudah sadar.
"Kita ke sana ma" ucapku dan mama langsung mengangguk dan kami langsung pergi ke sana.
Tibanya di rumah sakit aku langsung turun dan melangkah menuju ruangannya Renaldi. Namun tibanya di depan ruangannya Renaldi aku berhenti dan menatap pintu di depan ku.
"Ada apa sayang? " tanya mama yang melihat aku terdiam.
"Aku kok takut ya untuk masuk ma" jawab ku.
"Apa yang kamu takutkan? " tanya mama pada ku.
"Aku takut seperti Naira, takut Renaldi lupa sama ku seperti om Faiz" jawab ku.
"Gak usah takut sayang, mama yakin Renaldi gak seperti itu" balas mama merangkul ku.
Akhirnya aku pun membuka pintu dan saat masuk aku melihat Renaldi sedang di bantu mamanya buat memakai baju karena sepertinya dia baru saja melepas alat yang ada di tubuhnya. Aku terdiam menatap Renaldi begitu pun dia yang diam menatap ku.
"Ayo sini sayang!, bantu mama " ucap mamanya Renaldi dan aku pun mendekatinya lalu membantu memakai baju karena mama bilang Renaldi gak mau di bantu suster.
Setelah selesai mama memberikan makanan Renaldi padaku agar aku menyuapinya. Aku pun menerimanya walau dengan perasaan takut jika Renaldi menolak untuk aku suapi.
"Mama sama mama mu ke luar dulu buat cari makan" ucap mama langsung pergi begitu saja membuat aku bingung.
"Maaf" ucap Renaldi tiba-tiba membuat aku terkejut dan langsung menatapnya.
"Maaf aku udah nuduh kamu macam-macam sebelum kamu menjelaskan semuanya" lanjutnya dan aku baru tau kemana arah pembicaraannya.
"Aku juga terimakasih karena kamu rela menanggung kesalahan ku dengan tidak menceritakan kepada keluarga kita" ucapnya lagi dan aku pun menyimpan makanannya karena Renaldi mengajak ku bicara.
"Itu sudah tugasku sebagai istri untuk menutupi kekurangan suaminya" balas ku.
"Vidio itu di ambil saat kejadian malam itu, dia saat aku paksa kamu untuk melayani aku" penjelasannya membuat aku terkejut karena aku pikir itu vidio murni dia melakukan itu.
"Aku di jebak namun aku masih sadar dan aku pulang lalu aku lampiaskan sama kamu agar aku... " ucapannya terhenti dan aku hanya menatapnya.
"Maaf, buktikan jika kamu benar-benar masih virgin" lanjutnya.
Aku hanya tersenyum karena ternyata benar jika selama ini Renaldi menganggap ku wanita murahan.