"maaf Tuan Muda, karena kesalahpahaman ini. Anda harus menikahi saya." Ucap Carine Anastasya Conwer dengan tatapan sendu.
"Aku tidak butuh maafmu Carine Anastasya, nama palsumu itu tidak bisa mengelabuiku. dan satu lagi, jangan mimpi untuk menjadi istri spesialku. kau bukan tipe, selera, dan wanita yang kucintai. paham!" Tekan Reno Zesnard Phoenix dengan mata menatap tajam.
"Baik Tuan, saya tahu posisi saya." Ujar Carine Anastasya Conwer seraya menundukkan kepala.
Notes: biar tidak bingung, dianjurkan untuk baca novel pertama dengan judul 👉SUAMIKU CEO TAMPAN BERDARAH MAFIA. agar ceritanya nyambung dan teman-teman tidak bertanya-tanya untuk beberapa isi cerita yang mungkin tak dijelaskan secara rincih, termasuk beberapa tokoh cerita yang tak di detail kan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehadiran Catlin...
setelah mengenakan pakaiannya, Carine lantas menuju lantai satu. Tuan Muda sedang menunggunya disana, tepatnya di meja makan. saat tiba, Tuan Muda memandangnya datar tanpa ekspresi sama sekali.
"Kau telat tiga menit!" Ujar Reno mengetuk garpu di atas meja, hingga menciptakan bunyi nyaring yang cukup membuat senam jantung.
"Bukannya Tuan Muda tidak memberiku waktu untuk bersiap-siap?" Tanya Carine hati-hati, bagaimana bisa Tuan Muda seenaknya. kalau begitu tadi katakan berapa menit Ia harus bersiap-siap supaya tidak telat dan membuat Tuan Muda marah, batin Carine.
"tadi Aku katakan apa? cepat kenakan pakaianmu! kau pikun atau tuli? Jangan-jangan semuanya komplit di dirimu yang serba berkekurangan itu." Tutur Reno sinis, sembari menatap Carine penuh ejekan.
'Saya tahu Anda sempurna Tuan Muda, kelebihan Anda adalah mengoleksi wanita ranjang. jadi tidak usah mengkritik orang lain.' Gumam Carine mengelus dada, tidak disangka Carine harus meladeni Tuan Muda dan terikat dengannya dalam ikatan pernikahan mendadak serta terpaksa ini.
"ada apa dengan dadamu? jangan bilang kau punya riwayat penyakit asma." tutur Reno memicingkan matanya. kalau benar seperti itu, tak sudi Reno berdekatan dengan wanita penyakitan seperti Carine.
"Tuan, sepertinya udara disini pelit yah. napas saya hampir habis, padahal saya begitu sehat." jawab Carine menarik kursi, dan duduk di tempatnya.
"Siapa yang menyuruhmu untuk duduk? berdiri dan siapkan sarapanku." Suruh Reno penuh penekanan.
"maaf sebelumnya Tuan Muda, kalau saya lancang berkata seperti ini. tapi saya bukan pelayan Anda yang harus Anda perintahkan sesuka hati." Tutur Carine memberanikan diri, Tuan Muda mengeraskan rahang. baru kali ini ada seseorang yang tidak punya keterkaitan dengannya membantah ucapannya.
"Oh ya Tuan Muda, Anda tidak berniat menceraikan saya? saya yakin Anda tidak sudi kalau saya berlama-lama menyandang status sebagai istri dari seorang Tuan Muda Reno." kali ini Tuan Muda berdiri dan membentak kasar tanganya ke atas meja makan. Ia lalu menarik kasar tangan Carine dan menyeretnya menuju ruang kerja.
Alan mengikuti langkah Tuan Muda, Ia takut Tuannya hilang kendali dan berbuat kasar pada Nona. "Tuan, Anda tidak bo... boleh," Ucapan Alan yang ingin menyadarkan Tuannya dari amarah, malah mendapat tatapan sinis. mau tak mau, Alan diam dan menutup mulut.
Reno masuk dan mendorong tubuh Carine dengan kasar, sampai membuat Carine terjatuh dan terduduk di lantai. "sekali lagi aku mendengar mulutmu berbicara seperti tadi, aku tidak akan segan-segan menghabisimu. dan tidak ada sesiapapun yang bisa menolongmu dariku." Kata Reno mencengkram kuat dagu Carine, "Tuan sakit, lepaskan tangan Anda." Mohon Carine mulai ketakutan.
"berapa kali harus aku katakan hah!? kau hanya istri yang tidak diinginkan. dan aku tidak berselera akan tubuhmu, bahkan dirimu beserta kehadiranmu dalam hidupku ini. jadi jangan mencoba untuk meminta pisah selagi aku masih membutuhkan dirimu. kapan kau di buang itu urusanku!" tegas Reno sembari memukul-mukul ringan pipi Carine dan tersenyum puas kala melihat wajah Carine yang berubah datar.
'Membutuhkan diriku!?' Carine menertawai kata-kata Tuan Muda dalam hatinya.
setelah puas melihat Carine yang mulai menurut, Reno duduk di meja kerjanya dan meminta Alan masuk, Ia menyuruh agar sarapannya di ruang kerja saja. Alan meminta pelayan untuk mengantar sarapan Tuan Muda. Reno mulai sarapannya dengan sepotong sandwich dan susu segar di pagi hari. sedangkan Carine berdiri dan menatap nanar Tuan Muda beserta sikapnya yang semena-mena. bahkan pria itu tidak mengajaknya sarapan bersama.
dari luar pintu, seseorang mengetuk beberapa kali. Alan mengecek siapa yang mengganggu, ternyata seorang wanita yang sangat manipulatif dan dibencinya sedang berdiri di sana. Alan memicingkan mata, bagaimana wanita ini tahu Mansion Tuan Muda. Catlin Frendzon Berlin, kekasih Tuan Muda. yang diperlakukan satu tingkat lebih spesial daripada yang lainnya.
"minggir! aku ingin menemui Reno." Tutur Catlin dengan telunjuknya, agar Alan menghindar dan tak menghalangi jalan masuk.
"darimana Anda tahu Mansion Tuan Muda Nona." tanya Alan curiga, tak pernah sekalipun Tuan Muda membawa Catlin ke Mansion. ketika mereka hendak ketemuan, maka hotel tempat salah satunya.
"Bukan urusanmu sekertaris Alan!" tutur Catlin ganas, mereka memang bagaikan musuh bebuyutan. Alan selalu menyudutkan Catlin karena tidak menyukai Tuan Muda yang menjalin hubungan dengan wanita satu ini. dan Catlin pun membenci Alan, karena sekertaris semaunya ini selalu menggagalkan pertemuannya dengan Reno. bagaikan nyamuk pengganggu di antara mereka.
"Minggir!" sentak Catlin mendorong tubuh kekar Alan, membuat pria itu bergeser.
"sayang!!" teriak Catlin berlari dan menghambur di pangkuan Reno dengan mesra. Catlin mengecup pipi Reno dengan gaya menggoda. "sedang sarapan?" Ucap Catlin manja dan menarik potongan terakhir sandwich yang ada di tangan Reno, lalu memasukannya ke dalam mulut.
Reno mengangguk, "darimana kau tahu Mansionku?" Tanya Reno datar. "aku mencari tahu dimana sayangku tinggal, jadi aku kemari. aku merindukanmu." Jawab Catlin dengan bibir manyun.
"pulanglah!" Tutur Reno sembari menatap wajah Catlin. "Tidak! aku mau menemanimu sayang." Jawab Catlin menggeleng kepala, masa iya. sudah datang sepagi ini dan berdandan cantik di pagi-pagi buta. malah disuruh pulang.
'Aku tidak akan membiarkanmu lepas Reno! kalau aku tidak bisa mendapatkan Aston. maka kau harus jadi milikku, kau harus menjadikanku salah satu Nyonya Phoenix.' Batin Catlin penuh tekad, kali ini Catlin akan berusaha dengan bujuk rayu yang Ia punya. agar Reno jatuh ke dalam perangkapnya, dan Ia bisa menjadi Nyonya Phoenix yang sah, bukan sekedar kekasih dan wanita ranjang Reno.
"Butuh servisku?" Tanya Catlin mengecup bibir Reno. "kau siap?" kata Reno memicingkan mata, lalu melirik Carine sekilas.
Carine menundukkan kepala, Ia sama sekali tidak mau menatap kemesraan Tuan Muda dengan wanitanya. dengan kakak tirinya Nona Araa, Carine membenci wanita itu. karena Catlin adalah salah satu orang yang membuat Nona Araa menderita. Nona Araa yang menggemaskan itu.
"Tentu saja," jawab Catlin sambil tertawa gemas.
"Sesuai permintaanmu." Kini Reno menggendong tubuh Catlin Ala Bridal, dan hendak melangkah meninggalkan ruang kerjanya.
"Sayang siapa dia?" Tanya Catlin menyadari kehadiran wanita lain di dalam ruangan itu, terlebih penampilan Carine yang menggunakan jas rapih. pasti wanita itu salah satu yang bekerja dibawah Reno, Catlin berusaha berpikir positif.
"hanya seseorang yang tidak penting!" ucap Reno melirik Carine yang terus menundukkan kepala. membuatnya tambah emosi, setidaknya Reno ingin Carine merasakan sesuatu yang lain. dengan adanya Catlin di ruangan ini.
"oke sayang," Angguk Catlin bergelayut manja, menantikan pertempuran panas di atas ranjang. bersama Reno.
Carine menatap nanar punggung Tuan Muda dan Catlin, hatinya terasa hambar menyaksikannya pemandangan itu. tidak cemburu hanya malu dengan statusnya, selain istri tak diinginkan kira-kira sebutan apalagi yah? mungkin disembunyikan.
"Anda tidak kenapa-napa Nona?" tanya Alan memerhatikan raut wajah Carine, memastikan wanita itu baik-baik saja.
Carine melangkah keluar dari ruangan itu setelah menjawab ucapan sekertaris Alan. "aku baik-baik saja." begitu jawaban Carine.
Carine menuju meja makan untuk sarapan, perutnya perlu di isi terlebih dahulu. saat hendak meraih piring, ponsel Carine berbunyi, tanda seseorang sedang menelponnya.
"Max?" Carine membaca nama di panggilan telepon, untuk apa Max menelponnya. kan Ia sudah tidak bekerja dengan Tuan Aston. itu tandanya mereka sudah tidak Terikat sebagai teman kerja. Carine tidak mengangkat telepon Max dan malah membiarkannya.
chat dari Max masuk, "kenapa tidak mengangkat panggilan dariku Nona Arogant?" chat Max dengan emoji berfikir.
...bersambung.... ...
lanjut lagi kak