NovelToon NovelToon
Exchange The Dead Bahasa Indonesia

Exchange The Dead Bahasa Indonesia

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Sistem
Popularitas:367
Nilai: 5
Nama Author: Dewa Leluhur

Muak seluruh semesta saling membunuh dalam pertikaian yang baru, aku kehilangan adikku dan menjadi raja iblis pertama kematian adikku menciptakan luka dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewa Leluhur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jumping to another World

Mereka memasuki portal menuju Rabigerion - dimensi yang diselimuti kabut kemerahan dan udara yang terasa berat oleh energi magis. Kristal-kristal raksasa menjulang tinggi, memantulkan cahaya dalam spektrum warna yang memukau.

"Rabigerion," Lera memandang sekeliling dengan waspada. "Dimensi di mana The Creator menyegel kekuatan-kekuatan kuno yang terlalu berbahaya untuk dibiarkan bebas."

Noah merasakan Vianemur bergetar lebih kuat dari sebelumnya. Kristal yang dia dapatkan dari Liferhaine juga mulai bercahaya, seolah beresonansi dengan energi di sekitar mereka.

"Hati-hati," Lehfilma memperingatkan melalui Vianemur. "Di dimensi ini, batasan antara kendali dan kehancuran sangat tipis. Satu kesalahan bisa membebaskan kekuatan yang seharusnya tetap tersegel."

Mereka menyusuri jalan setapak yang terbuat dari kristal obsidian hitam. Di kanan kiri mereka, dalam kristal-kristal raksasa, Noah bisa melihat bayangan-bayangan bergerak - makhluk-makhluk dan energi yang terkurung di dalamnya.

"Mengapa The Creator menyegel mereka?" tanya Noah.

"Karena bahkan The Creator tahu ada hal-hal yang terlalu berbahaya untuk dibiarkan bebas," Lera menjawab. "Kekuatan-kekuatan yang bisa menghancurkan keseimbangan sistem itu sendiri."

Tiba-tiba, mereka mendengar suara retakan. Salah satu kristal raksasa mulai menunjukkan garis-garis pecah, cahaya merah menyala memancar dari dalamnya.

"Tidak mungkin," Lehfilma terdengar cemas. "Segel ini seharusnya tidak bisa pecah!"

"Kecuali..." Lera menatap Noah. "Kecuali ada yang memiliki kekuatan setara dengan The Creator di dekatnya."

Noah menyadari arti kata-kata itu. Vianemur, dan mungkin juga pecahan Venuszirad yang dia bawa, telah mempengaruhi segel tersebut.

Kristal itu akhirnya pecah sepenuhnya. Dari dalamnya, muncul sosok yang terbuat dari api hitam dan petir merah - Diverxeno, salah satu kekuatan kuno yang paling ditakuti.

"Bebas..." suara mahkluk yang telah sekian lama dalam tempurung bergema seperti guntur. "Setelah sekian lama, akhirnya bebas!"

Noah mengangkat Vianemur, tapi kali ini dia ragu. Pengalaman di Liferhaine mengajarinya bahwa kekerasan tidak selalu menjadi jawaban. Tapi bagaimana menghadapi kekuatan yang memang diciptakan untuk menghancurkan?

"Noah," Lehfilma berbicara. "Ingat apa yang kau pelajari. Bahkan dalam kehancuran, ada kehidupan. Bahkan dalam kegelapan, ada cahaya."

Diverxeno melancarkan serangan pertamanya - gelombang api hitam yang membakar segala yang disentuhnya. Noah menggunakan Vianemur untuk menciptakan perisai, sementara otaknya berpacu mencari solusi.

Dia memandang kristal pecahan Venuszirad dari Liferhaine, kemudian menatap Diverxeno. Mungkin kali ini, ujiannya bukan tentang mengalahkan atau menyegel kembali - tapi tentang memahami.

Noah mengambil langkah pertama menghadapi tantangan barunya di Rabigerion, mengetahui bahwa setiap pilihan yang dia buat akan menentukan tidak hanya nasibnya, tapi juga keseimbangan sistem itu sendiri.

"Tunggu!" Noah berteriak, mengejutkan semua yang hadir termasuk Diverxeno. "Aku ingin berbicara denganmu."

Api hitam di sekitar Diverxeno berkobar lebih tinggi. "Berbicara? Dengan makhluk yang telah memenjarakanku selama ribuan tahun?"

"Bukan aku yang memenjarakanmu," Noah menjawab tenang, menurunkan Vianemur perlahan. "Dan aku ingin tahu ceritamu."

Petir merah menyambar di sekitar mereka, tapi Noah tetap berdiri tegak sihir lemah seperti itu tidak mungkin bisa melukai Noah. Kristal Liferhaine di tangannya bercahaya lembut, seolah memberikan kekuatan.

"Noah, apa yang kau lakukan?" Lera berbisik cemas.

"Mencoba memahami," Noah menjawab. "The Creator pasti punya alasan untuk setiap tindakannya."

Diverxeno tertawa getir. "Kau ingin tahu ceritaku? Baiklah." Api hitamnya membentuk imaji - gambaran masa lalu yang kelam. "Aku diciptakan sebagai penyeimbang. Ketika kehidupan tumbuh terlalu pesat, akulah yang membersihkan. Ketika ciptaan menjadi terlalu kuat, aku yang melemahkan."

"Tapi kemudian kau kehilangan kendali," Lehfilma menambahkan melalui Vianemur.

"Kehilangan kendali?" Diverxeno mendesis. "Tidak. Aku justru melakukan tugasku dengan sempurna. Terlalu sempurna hingga The Creator takut kekuatanku akan menghancurkan sistem yang ia ciptakan."

Noah mengangguk paham. "Kau seperti para Devourer di Liferhaine. Diciptakan untuk tujuan tertentu, tapi kemudian..."

"Kemudian apa?" tantang Diverxeno. "Menjadi terlalu efektif? Terlalu kuat? The Creator menciptakan kami untuk menghancurkan, lalu mengurung kami karena kami terlalu baik dalam melakukannya!"

"Mungkin bukan itu masalahnya," Noah melangkah maju. "Mungkin masalahnya adalah keseimbangan. Para Devourer belajar bahwa kehancuran bukan tujuan akhir, tapi bagian dari siklus yang lebih besar. The Creator mengurung ratusan tahun mungkin karena tidak ingin kau ditemukan oleh dewa - yang selalu menginginkan kekuatan."

Diverxeno terdiam sejenak. Api hitamnya berkobar lebih tenang. "Kau berbicara seperti seseorang yang pernah kehilangan kendali atas kekuatannya sendiri."

"Ya," Noah mengakui. "Dan aku belajar bahwa kekuatan sejati bukan tentang seberapa banyak yang bisa kau hancurkan, tapi tentang bagaimana kau bisa menciptakan keseimbangan."

Dia mengangkat kristal Liferhaine, membiarkan cahayanya menerangi kegelapan Diverxeno. "Lihat? Bahkan dalam cahaya paling terang ada bayangan, dan dalam kegelapan paling pekat ada secercah harapan."

Perlahan, sesuatu mulai berubah. Api hitam Diverxeno mulai bercampur dengan warna keemasan. Petir merahnya melembut menjadi kekuningan.

"Apa yang terjadi padaku?" Diverxeno bertanya, suaranya tidak lagi menggelegar.

"Kau menemukan keseimbangan," Noah tersenyum. "Seperti para Devourer, kau tidak perlu dikurung atau dihancurkan. Kau hanya perlu memahami tujuan sejatimu."

Dari tubuh Diverxeno yang berubah, serpihan energi kedua mulai terbentuk - kristal berwarna ungu gelap yang berpendar dengan kekuatan yang terkendali.

"Pecahan Kendali," Lehfilma menjelaskan. "Aspek kedua dari Venuszirad."

Noah menerima kristal itu, merasakannya beresonansi dengan kristal Liferhaine. "Ke mana selanjutnya?"

"Dunia Ebensijven ," Lera menjawab. "Tempat di mana waktu mengalir berbeda."

Diverxeno, yang kini lebih tenang dan seimbang, membungkuk pada Noah. "Terima kasih telah menunjukkan jalan yang berbeda. Mungkin ini yang The Creator inginkan sejak awal - bukan pengekangan, tapi pemahaman."

Noah mengangguk. Dua pecahan telah ditemukan, dan pemahaman barunya tentang kekuatan semakin dalam. Dengan Lera di sisinya dan Vianemur sebagai pemandu, dia melangkah menuju portal berikutnya.

Portal dimensi membawa mereka ke Ebensijven - sebuah dunia yang tampak seperti lukisan abstrak. Langit berpendar dalam warna-warni aurora, sementara daratan di bawah mereka seolah bergerak dalam pola-pola geometris yang terus berubah.

"Ebensijven," Lera memandang takjub. "Tempat di mana realitas dan ilusi bercampur menjadi satu."

Noah merasakan sensasi aneh saat melangkah di tanah yang bergerak. Vianemur dan kedua kristal yang dia bawa bergetar dengan ritme yang berbeda-beda, menciptakan harmoni yang ganjil.

"Di sini, persepsi adalah segalanya," Lehfilma menjelaskan. "Apa yang kau lihat mungkin nyata, mungkin juga tidak. Tergantung bagaimana kau memahaminya."

Mereka berjalan menyusuri jalan setapak yang terus berubah bentuk. Di kejauhan, mereka melihat sebuah menara kristal yang menjulang tinggi - puncaknya seolah menembus langit dan menghilang dalam pusaran aurora.

"Menara Ilusi," Lera berkata. "Tempat di mana The Creator menyimpan segala kemungkinan yang tidak terwujud."

Tiba-tiba, udara di sekitar mereka bergetar. Sosok-sosok transparan mulai muncul - bayangan-bayangan dari berbagai realitas alternatif.

"Ini..." Noah terkesiap saat melihat dirinya sendiri dalam berbagai versi. Ada Noah yang memilih jalan berbeda, Noah yang gagal, Noah yang menjadi penguasa tirani, bahkan Noah yang tidak pernah menemukan Vianemur.

"Realitas paralel," Lera menjelaskan. "Di Ebensijven, semua kemungkinan ada secara bersamaan."

Salah satu bayangan melangkah maju - versi Noah yang tampak lebih gelap dan berbahaya. "Kau pikir kau sudah belajar dari kesalahanmu?" bayangan itu bertanya dengan nada mengejek. "Kau pikir kau sudah berubah?"

Noah menggenggam Vianemur erat. "Aku tahu aku sudah berubah."

"Benarkah?" bayangan itu tertawa. "Lalu mengapa kau masih mencari kekuatan? Mengapa masih mengejar Venuszirad?"

"Karena..." Noah terdiam sejenak, mencari jawaban yang tepat.

"Noah," Lehfilma berbicara melalui Vianemur. "Di sini, kebenaran dan kebohongan sama nyatanya. Yang membedakan adalah pilihanmu untuk percaya pada yang mana."

Noah menatap kedua kristal yang telah dia kumpulkan - Penyembuhan dari Liferhaine dan Kendali dari Rabigerion. Keduanya bersinar terang, mengingatkannya pada pelajaran yang telah dia dapat.

"Aku mencari Venuszirad," Noah akhirnya menjawab, "bukan untuk mendapatkan kembali kekuatan, tapi untuk memahami makna sejati dari kekuatan itu sendiri."

Bayangan-bayangan di sekitar mereka mulai bereaksi terhadap kata-katanya. Beberapa memudar, sementara yang lain menjadi lebih jelas.

"Dan menurutmu apa makna sejati dari kekuatan?" tantang versi gelapnya.

"Keseimbangan," Noah menjawab mantap. "Bukan tentang menghancurkan atau menciptakan, tapi tentang memahami kapan harus melakukan masing-masing. Seperti Diverxeno yang akhirnya menemukan tujuan sejatinya, seperti para Devourer yang belajar menjadi bagian dari siklus kehidupan."

Saat dia berbicara, kristal-kristal di tangannya mulai beresonansi dengan lebih kuat. Cahaya mereka menerangi bayangan-bayangan, membuat yang gelap memudar dan yang terang semakin bersinar.

"Dan di sinilah ujian sejatimu dimulai," sebuah suara baru terdengar. Dari puncak Menara Ilusi, sesosok figur turun perlahan - Ebenveth, penjaga realitas-realitas yang tidak terwujud.

"Untuk mendapatkan pecahan ketiga," Ebenveth melanjutkan, "kau harus menghadapi semua kemungkinan dirimu. Hanya dengan memahami siapa dirimu di semua realitas, kau bisa menemukan siapa dirimu yang sebenarnya."

Noah mengangguk, siap menghadapi ujian berikutnya. Kali ini, pertarungannya bukan melawan musuh luar, tapi melawan berbagai versi dari dirinya sendiri - sebuah perjalanan untuk menemukan kebenaran sejati di antara ribuan kemungkinan.

1
Fastandfurious
Gemesin banget nih karakternya, bikin baper!
Leluhur: tidak ada karakter menggemaskan kaka
total 1 replies
yeqi_378
Gila PPnya cakep bangeeet, cepetan thor update lagi please!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!