Cerita ini menguak kisah tentang seseorang yang mempunyai masa lalu kelam di dalam hidupnya, sebut saja namanya Namira seorang gadis yang memiliki hubungan spesial bersama pria beristri, sebut saja nama pria itu Samudera, seorang pria yang mempunyai masalah berat dengan istrinya hingga membuatnya bermain api dengan seorang gadis yang bekerja sebagai waiters di salah satu restaurant.
“Mas, aku hamil,” ucap Namira, sedang pria itu hanya terdiam, dia tidak tahu harus bahagia atau berduka mendengar kabar ini.
“Mas, kenapa diam,” ucap Namira sekali lagi.
“Iya Mir, aku turut senang dengan kehamilanmu jaga baik-baik ya anak kita,” sahut Sam, yang aslinya di dalam pikirannya dihantui rasa bersalah yang teramat dalam terhadap istrinya.
Saksikan kelanjutan kisahnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Hari demi hari sudah terlewati namun janji sang kekasih tidak ada yang di tepati, hal ini yang membuat Namira geram, karena memang sudah satu bulan lebih Sam seolah menghindari dirinya.
"Kalau kau sengaja menghindar dari ku,maka jangan salahkan aku jika nanti aku yang datang sendiri ke rumahmu," ancam Namira yang sudah mulai terbakar emosi.
Namira pulang ke rumahnya, kali ini perempuan cantik itu sengaja menggunakan baju yang sedikit longgar, untuk menutupi perutnya yang sudah menyembul, beruntung badannya kecil dan tinggi sehingga tidak terlihat kalau dirinya dalam keadaan berbadan dua.
"Anakku, yang sabar ya, suatu saat nanti pasti kau akan mendapatkan kasih sayang dari ayahmu, ibu akan berjuang untuk mendapatkan itu," ucap Namira, sambil berkaca di cermin.
Ketika Namira sedang menyelami pikirannya tiba-tiba saja pintu kamar di ketuk oleh ibunya. "Tok ... Tok ... Tok ....," suara pintu di ketuk.
"Nak, apa ibu boleh masuk?" tanya sang Ibu dengan sopan.
"Oh ya Bu boleh," sahut Namira.
"Nak, kenapa akhir-akhir ini jarang pulang apa pekerjaanmu banyak?" tanya ibu Namira dengan khawatir.
"Iya Bu, akhir-akhir ini Mira sedang sibuk, dan maaf sampai-sampai harus ninggalin Ibu dan Bapak," sahut Namira.
"Iya gak apa-apa, kalau memang kamu senang dengan pekerjaanmu, tapi harus kau ingat jangan terlalu capek, ingat duit itu bisa di cari kalau kesehatan," ucapnya sambil menasehati anak semata wayangnya itu.
"Iya Bu, makasih banyak," sahut Namira.
"Kau tidak makan Nak, oh ya ibu lihat akhir-akhir ini kau jarang makan," papar Yanti.
"Tidak Bu, tadi di luar aku sudah makan," sahut Namira.
"Ya sudah ibu mau ke bapak dulu ya," pamit Yanti lalu pergi meninggalkan kamar anaknya.
Sepeninggal ibunya tadi Namira langsung menangis karena sudah berbohong kepada ibunya, selama satu bulan ini rupanya dia sudah resign dari pekerjaannya, karena kehamilannya yang memang pihak restoran tidak memperkerjakan wanita hamil karena resiko yang terlalu besar.
Beruntung dia memiliki sahabat yang baik seperti Loly, yang selalu ada di saat dirinya dalam keadaan terpuruk seperti ini, sungguh hanya Loly yang bisa merahasiakan kehamilannya ini dari khalayak ramai.
****
Di dalam ruang kerjanya, saat ini hati Sam sedang di landa rasa bersalah, sudah satu bulan ini dirinya seolah menghindar, sebenarnya hal ini dia lakukan untuk menenangkan diri dan berpikir bagaimana cara untuk mengatasi semua ini.
Sejak kemarin Sam sudah mencari pendapat tentang masalahnya ini kepada sahabat baiknya, namun kedua sahabatnya menyarankan untuk mengakhiri hubungan gila nya ini bersama dengan kekasih kecilnya itu, hal yang sangat sulit untuk di lakukan namun ini demi kebaikan bersama.
"Astaga! Kenapa harus di hadapkan dengan situasi rumit seperti ini," ucap Sam penuh Frustrasi.
Sam pun mulai memijat pelipisnya yang di rasa pusing karena memikirkan semua ini, ibarat kata pria ini jatuh kepada permainannya sendiri, meskipun rumah tangganya dengan Novia tidak di karuniai seorang anak namun rasa cinta dan Sam begitu besar terhadap Novia, apalagi di tengah-tengahnya sudah ada anak yang mereka adopsi dari keluarganya sendiri.
Ya memang Sam dan Novia tidak di karuniai anak karena memang dalam rahim Novia ada masalah, sehingga keduanya memutuskan untuk mengadopsi anak dari adik kandung Sam sendiri, meskipun seperti itu tidak menyurutkan rasa cinta Sam kepada Novia.
"Sayang, maafkan aku yang sudah menduakan cintamu, aku harap suatu saat nanti kalau kau tahu, kau tidak akan pernah meninggalkanku, jujur saja aku menyesal dengan semua ulah bodohku ini," sesal Sam.
*****
Pukul lima sore, saat ini Namira sudah memutuskan untuk mendatangi kediaman Sam, tekadnya sudah bulat, karena memang lelaki yang di cintai nya itu sudah berani ingkar janji terhadap dirinya yang memang sudah berbadan dua.
"Maafkan aku Sam, jika aku gak nurut dan gak sesabar yang kau mau," tekan Namira.
Taksi pun sudah berhenti di depan mata, segera perempuan itu masuk ke dalam dan melaju ke rumah sang kekasih, di dalam perjalanan dia sudah menyiapkan mental untuk menemui kekasihnya itu, pikir Namira kalau tidak di desak seperti ini pasti Sam akan berpeluang menjauhi dirinya.
"Neng sudah sampai ini kan alamat yang di tuju," ucap sopir taksi itu ketika sudah sampai di kediaman Sam.
"Iya Pak benar ini alamatnya," sahut Namira sambil menyodorkan uang kepada sopir tersebut.
Namira mulai menguatkan hatinya, mengesampingkan rasa malunya demi untuk status anaknya tersebut, dia tidak peduli tanggapan seseorang di luar sana terhadap dirinya, baginya status dan pengakuan anaknya lebih penting dari segalanya.
"Pak, apa Pak Sam nya ada?" tanya Namira kepada satpam yang bertugas.
"Mbak siapa?" tanya balik satpam tersebut.
"Aku karyawan Pak Sam, ingin membicarakan sesuatu penting dengan beliau," bohong Namira.
"Kalau memang ada keperluan kantor kenapa tidak di bicarakan di kantor saja," sahut satpam tersebut yang membuat Namira kelabakan.
"Pak, aku di sini memang beneran ingin membicarakan sesuatu, kepada pak Sam, beliau sendiri yang menyuruhku datang ke rumahnya, kalau Bapak tidak percaya biar aku telepon sendiri, dan mengatakan kalau bapak tidak becus dalam bekerja, biar sekalian Bapak di pecat," ancam Namira agar supaya mendapatkan celah untuk memasuki rumah Sam yang memang begitu ketat dalam penjagaan.
"Iya, baiklah kalau begitu,"sahut satpam tersebut, lalu mempersilahkan Namira masuk.
Namira mulai melangkahkan ke rumah Sam yang jaraknya begitu jauh, maklum halaman rumahnya begitu luas, sehingga membuat kaki Namira begitu capek untuk menuju ke pintu utama.
"Ting tong!" denting bel berbunyi, segera ART di dalam rumah membukakan pintunya untuk Namira.
"Ada yang bisa saya bantu Neng?" tanya ART tersebut.
"Apa Pak Sam nya ada," sahut Namira.
"Siapa Bik, yang datang," ucap suara itu tiba-tiba.
"Eh, ini katanya ingin bertemu dengan Tuan Sam," sahut Bi Gina.
Novia begitu menelisik penampilan perempuan yang sedang mencari suaminya itu, dari penampilannya Novia paham betul kalau perempuan ini bukanlah karyawan ataupun orang-orangnya Sam.
"Kau ada keperluan apa? Mencari suamiku," telisik Novia.
"Aku ada keperluan dengan suami Ibu, apa? Pak Sam nya sedang di rumah," ucap Namira yang memberanikan diri.
"Kau tuli atau gimana? Aku tanya ada keperluan apa," ketus Novia yang mulai tidak suka dengan basa-basi Namira.
"Kalau kau memang karyawan ataupun orang-orang suruhannya, ngomong yang jelas biar aku tahu jangan main rahasia seperti ini, memangnya kau siapa," sinis Novia, yang mulai menaruh rasa curiga.
"Aku memang bukan siapa-siapa kedatanganku ke sini hanya ingin bertemu dengan suami Ibu, karena ada hal yang harus aku sampaikan," kelit Namira yang enggan berterus-terang.
Saat ini mereka berdua masih berdebat hingga memancing langka seseorang yang sedang di kamarnya sana untuk melihat siapa seseorang yang sudah membuat kegaduhan di rumahnya ini.
"Siapa sih berisik banget, gak tahu apa ada orang istirahat!" geramnya Andre yang merasa istirahatnya terganggu.
Pagi semua semoga suka ya dengan kelanjutan babnya ❤️❤️❤️🙏🙏🙏
ngesak bgt thor hasrat Sean dan Nara utk bertemu dgn ayah biologis mereka.
masih penasaran nih....
smoga ada yg menolong dg tulus iklas
karma samudra atas kelakuan jahat pd Namira dan anak kamu... semoga Novia ketahuan berselingkuh....