Umar yang menikahi sekarang gadis karena insiden yang dialami keduanya, kisah cinta rumit keduanya karena ternyata sang Istri memiliki orang yang dia cintai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2 Menantu Kesayangan
Sesampainya dirumah, Shifa disambut hangat oleh Ibu mertuanya yang tengah menunggu dirinya karena mendapatkan kabar dari Anaknya. dia juga mengajak Safa untuk datang agar bisa mengobrol bersama.
Benar saja 10 menit Shifa tiba, Safa juga datang dengan menenteng beberapa cemilan kesukaan adik iparnya, dia ditemani oleh suaminya.
"Assalamualaikum ummi". Shifa mendekat dan mencium tangan sang mertua.
"Loh kak Shifa ada toh, kapan datang". Safa mendekat pada kakak sepupunya itu kemudian cipika-cipiki".
"Aku baru saja kok 10 menit sebelum kamu". Ucap Shifa dengan senyum dipaksakan.
"Ayo nak, kita kebelakang yuk ke taman bunga, kebetulan Ummi sedang mengembangkan bunga persilangan". Ajaknya menggandeng tangan kedua menantunya untuk kebelakang rumah. tepatnya taman bunga khusus.
Keduanya melepaskan tangan ummi mertua mereka kemudian mengganti dengan menggandeng tangan kanan dan kiri Shofiyah. Shofiyah tersenyum lebar mendapatkan perlakuan tersebut.
"Bunganya akan dijual kah ummi?? Tanya Shifa yang penasaran untuk apa Mertuanya menanam dan merawat bunga apalagi bunga persilangan. Yanga da di otak nya pasti untuk dijual.
"Iya nak, kebetulan Ummi sudah banyak pelanggan bunganya, ya dirumah saja tapi menghasilkan gitu loh". Tawa kecil Shofiyah kepada kedua menantunya itu.
"" Waah Ummi hebat, boleh dicoba ini, dirumah saja tapi menghasilkan tak perlu keluar rumah". Puji Safa sambil bergelayut manja. Dia memang akrab dengan mertuanya tapi tidak pernah ber manja-manja seperti ini.
"Ajari aku yah ummi, tadinya aku minta kak Umar untuk kembali bekerja tapi aku masih ragu, takutnya nanti rumah keteteran apalagi jika nanti kami punya anak". Ucap Shifa dengan sendu.
Dia ingin kembali bekerja karena bosan tapi saat dia telah menerima pernikahannya dan akan memperbaikinya, dia berubah pikiran.
"Kerja dirumah saja nak, banyak kok pekerjaan yang bisa dikerjakan dirumah, selain waktunya Fleksibel, kamu juga bisa bebas kesana-kemari tanpa khawatir dan keperluan serta tugas rumah juga aman". Saran Shofiyah kepada Menantu pertamanya itu.
"Iya Ummi, apa yah kira-kira pekerjaan yang bisa aku kerjakan, aku agak bingung ini". Tanyanya sambil meminta saran.
"Gimana kalau kakak menulis novel dan jadi konten kreator aja kayak ummi". Ucap Safa.
"Menulis, konten kreator?? Tanya mereka berdua.
Keduanya memandang Safa dengan berbagai pandangan entah apa itu.
"Menulis seperti apa maksudmu Fa?? Tanyanya tidak mengerti.
"Menulis Novel dan Konten Kreator kak, kayak Ummi gitu loh".
"Loh kok kamu tahu kalau ummi penulis dan konten Kreator?? Tanya Shofiyah dengan terkejut.
"Emang ummi benaran penulis novel dan konten Kreator?? heboh Shifa begitu mengetahui hal itu.
"kakak sering baca novel kan??, Tanya Safa kepada sepupunya itu
"Iya novel online, memang kenapa??
"Kakak pasti tahu dong nama pena Ummu Umar itu??
"Iya tahu banget, aku suka banget sama konten dan Novelnya". Ucap Shifa dengan berbinar.
"Ini yang punya novel dan Konten". Ucap Safa memeluk Shofiyah dengan kagum.
"Serius kah Safa?? Mata Shifa membulat sempurna mendengar penuturan adik sepupunya itu.
"Iya dong, aku senang banget penulis dan konten kreator favoriteku ada disini, aku bisa peluk pula". Ucap Safa kegirangan.
"Benaran ummi?? Tanya Shifa dengan tidak sabaran.
"Iya sayang, benar kok yang dikatakan Safa, kamu tahu dari mana nak??
"Dari kak Ammar Ummi, dia cerita beberapa hal tentang ummi, katanya jangan Lihat Cover Ummi ku yang kalem dan lemah lembut itu, Ummi ku itu sangat banyak kelebihan walau dia dirumah, bahkan pendapatannya melebihi kamu semua". Ucap Safa dengan mata berbinar.
"Hahaha, anak itu lebay sekali". Shofiyah tertawa mendengar penuturan sang menantu .
"Ajari aku menulis juga dong Ummi, aku juga mau bisa bekerja dirumah saja, kalau aku longgar aku bisa kesana kemari untuk berlibur dengan kak Umar sekalian bisa program anak nantinya".
"Iya, aku juga mau ummi, ajari kita pokoknya". Safa bergelayut manja kepada sang mertua .
"Baiklah-baiklah, ummi akan ajari kedua menantu kesayangan Ummi ini". Ucap Shofiyah mengelus kepala keduanya.
Safa dan Shifa tersenyum lebar mendapatkan perlakuan manis dari mertuanya itu. Pantas saja suami mereka penyayang dan lembut pada mereka. Mereka menurun dari ummi dan abinya ternyata.
"Terima kasih yah anak-anak ummi, jangan batasi diri kalian bersama ummi, ummi juga ibu kalian, kalian bisa berbagi apapun pada ummi, jadikan ummi sebagai ibu kalian, oke".
"Siap Ummi". Ucap keduanya dengan kompak.
Shofiyah menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua menantunya itu, dia sungguh bersyukur karena menantunya mau membuka diri untuk bisa akrab dan menyayangi dirinya seperti ibunya sendiri.
"Ini koleksi Ummi, cantik kan nak?? Tanya Shofiyah begitu mereka sampai di taman bunga koleksi Shofiyah.
"Ya Allah Ummi ini semua cantik sekali". Kompak keduanya dengan mata berbinar melihat taman bunga yang sangat cantik dan terawat seperti ini. keduanya memang penggemar bunga sejak mereka kecil.
"Alhamdulillah nak, inilah hasil beberapa persilangan yang ummi lakukan dengan beberapa bunga dan alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan, ditambah lagi banyaknya peminat yang menyukai hasil persilangan Ummi ini".
"Aku juga mau ummi, nanti aku beli beberapa yah, aku mau tanam dirumah juga dan merawatnya, ini sangat cantik". Ucap Shifa dengan mata penuh kekaguman, dia memang sangat suka dengan bunga dan senang merawat dan mengoleksinya.
"Aku Juga ummi, Dulu Bunda juga sering mengoleksi bunga tapi saat bunda sakit, bunga-bunga nya layu dan tak terurus". Ucap Safa dengan sendu.
" Ummi akan berikan kalian secara gratis, pilih saja yang kalian suka dan kalian mau, tenang saja, ownernya ini akan mengantarnya dengan selamat". Canda Shofiyah mengalihkan pembicaraan agar Safa tidak bersedih mengingat sang bunda.
Dia tak ingin menantunya itu bersedih lagi karena kehilangan ibunya setelah kehilangan ayahnya lebih dulu.
"Baiklah ummi, tapi kami beli setengahnya yah, aku ga mau kalau gratis semua, kan itu kunci dagang". Ucap Shifa yang tahu jika mertuanya sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Tidak apa kesayangan Ummi, untuk kalian mah semuanya juga gratis tak masalah". Ucapnya tersenyum.
"Pantas saja kak Umar dan Ammar manis dan tampan ternyata itu menurun dari ummi mereka, senyum mereka sama". Monolog Shifa saat melihat senyuman lebar mertuanya itu.
"Aku beli dengan setengah harga saja ummi, nanti ummi rugi jika semuanya digratiskan, iyakan Safa??
"Iya Ummi, berdagang yah dagang, keluarga yah lain lagi, bangkrut Ummi nanti kalau semuanya gratis untuk kami".
"Hahaha, baiklah-baiklah, pilih saja, nanti Ummi akan tagih pada ATM berjalan kalian". Candanya.
"Hahaha, boleh the Ummi, biar kak Umar pusing tiba-tiba kena pajak bunga". Tawa Safa membayangkan suaminya kebingungan kena pajak dari sang ibu.
"Boleh juga, kak Ammar kan suka Usil, aku Usili balik seperti nya seru juga". Safa ikut tertawa membayangkan suami mereka kebingungan
Kalau boleh kasih masukan dikit, Umar nyelamatin si wanita yang mau bundir di jembatan atau dimana lah. Si wanita depresi karena cowoknya. Karena kasihan dan ingin mengayomi takut kejadian terulang, Umar ngelamar wanita itu. Nah.. di situ tuh.. baru jalan cerita lika-liku ketulusan Umar menyadarkan isterinya sembari mencoba meraih hatinya. Maaf ya mbak, aku sok-sokan ngasih saran segala. Moga sehat dan sukse selalu. Semangat!