Luna gadis cantik dan manis, anak dari seorang pria penjaga hewan kesayangannya namun mampu membuat pria yang usianya hampir kepala 4 jatuh cinta terhadap aluna atmaja gadis 22tahun, bagaimanakah perjalanan cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Olla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sia-sia
Happy reading semua
Jangan lupa like, komen and gift☺☺
Eugghh
Seorang gadis sedang melenguh sembari memegang kepalanya yang teramat berat, namun dirinya memaksa membuka matanya.
Luna mengerjapkan kedua matanya lalu mengucek untuk menyesuaikan pandangannya.
"Ini dimana?" gumamnya memperhatikan langit-langit kamar yang sepertinya berbeda dari kamar yang ditempatinya sebelumnya.
Luna mencoba bangun dan meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku lalu dirinya mengedarkan pandangannya dengan memperhatikan seksama bahwa memang kamar ini berbeda dari kamar yang ditempatinya sebab kamar ini bernuansa gelap dan luasnya bisa 3 kali lipat lebih luas dari kamar sebelumnya dan juga lebih mewah walau terkesan simple.
Luna mengedarkan pandangannya dan dirinya hampir menjerit kalau saja mulutnya tidak segera dia bungkam dengan kedua tangannya, badannya gemetar melihat pemandangan dimana ada seseorang yang sedang tertidur disofa tak jauh dari tempat tidur miliknya.
"Astaga, siapa kah itu?" tanyanya dalam hati sambil menelan saliva dengan susah payah sebab sosok tersebut sedang membelakanginya namun terlihat punggung lebar dengan rambut pendek yang kemungkinan itu adalah seorang pria.
Luna memeriksa apa yang digunakannya dan dirinya bernafas lega saat badrobe berwarna putih masih melekat ditubuhnya sebab kemarin sewaktu dirinya membersihkan diri, baju beserta dalamannya tidak sengaja terjatuh hingga basah alhasil luna mencari sesuatu yang bisa menutupi tubuhnya sembari menunggu bajunya kering, karena rencananya dia akan sekalian mencuci sebelum dirinya menikmati minuman alkohol.
Hidung luna seketika mencium aroma yang kurang sedap dari badrobe yang digunakannya dan saat pandangannya menunduk benar saja ada bekas cairan disana walau hanya sedikit.
"Hah...pasti tadi malam aku mabuk dan muntah, tapi siapa yang bawa aku kesini? Kenapa tidak dikamar yang kemarin?" ucapnya pelan sambil memukul pelan kepalanya.
"Apa sebaiknya aku lihat saja siapa orang itu." gumamnya dengan pandangan kearah pria yang masih tertidur itu.
Luna lantas menurunkan kedua kakinya, kedua kakinya yang mungil berjalan dengan sangat pelan padahal jika berlari pun tak akan terdengar suara sama sekali apalagi luna tidak mengenakan alas kaki.
Dengan ragu langkah kaki luna akhirnya sampai didekat sosok tersebut, badannya sedikit direndahkan agar bisa melihat siapakah pria yang sedang tertidur disana.
Sret
Brug
"Aaaaaa...."
Sontak saja luna menjerit dengan menutup kedua matanya ketika tubuhnya seketika ditarik hingga kini dia menimpa seseorang yang berbadan besar itu, matanya terpejam saat tubuhnya terasa sakit seolah dirinya sedag terjatuh menimpa batu karena saking kerasnya.
Ctak.
"Awwwsss..."
Luna terpekik pelan saat jidatnya disentil dan itu terasa sangat sakit hingga dirinya membuka mata dan siap untuk memarahi si pelaku namun begitu matanya terbuka, bukannya kata-kata marah yang keluar malahan luna tenggorokan luna tercekat seolah kata-kata itu tertelan kembali saat mata mereka saling bertatapan.
"Apa yang kau lakukan?" suara dingin dan datar seketika keluar dari mulut pria yang menurutnya kejam itu.
"Emm...emmm...se..seharus...nya, luna ya...yang bertanya, kenapa tuan bos ada dikamar ini?" tanyanya sambil terbata-bata bahkan pandangan luna menunduk hingga dirinya melihat dada bidang yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu sebab kancing piyama alex memang sengaja dibuka 3 kancingnya.
Glek.
"Omegat...kenapa ada bulu disini, bukannya tempat bulu cuma ada dikepala sama di dagu?" tanyanya dalam hati sambil mengedip-ngedipkan matanya menatap polos bulu-bulu itu.
Astaga luna🤣🤣🤣
Tangan alex masih setia berada dipinggang kecil luna, pandangannya sedikit menunduk agar bisa melihat wajah luna.
Posisi mereka saat ini alex dibawah sedangkan luna berada diatas tubuh alex, ya dibayangkan sendiri lah ya bagaimana mereka🤭🤭🤭
Tangan kanan alex terulur dirinya memegang dagu luna hingga pandangan mereka bertemu, keadaan masih hening alex dapat melihat betapa cantiknya bola mata luna, bulu mata lentik, hidung mancung tapi mungil, pipi chuby dan bibir berwarna pink alami.
Deg.
Deg.
Deg.
Jantung alex berdetak tidak karuan saat jarinya menyentuh bibir luna, bahkan jakunnya naik turun melihat paras alami luna, alex adalah pria dewasa tentu saja keadaan saat ini membuatnya merasakan gelombang panas yang tiba-tiba mendera.
"Mau sampai kapan kamu berada diatas tubuhku." gumamnya membuat wajah luna seketika memerah dan dirinya segera bangun dari atas tubuh alex beruntung tangan alex sudah tidak lagi melingkar dipinggang luna.
Luna segera berlari dan berbaring diatas ranjang sambil menenggelamkan wajahnya diatas bantal yang empuk itu, malu dan takut menjadi satu entah bagaimana ceritanya tuan bos nya itu ada dikamar ini atau jangan-jangan.
"astaga bodohnya kamu luna, kenapa harus pakai acara mabuk sih pasti kamu sudah berbuat ulah." rengeknya dalam hati, dirinya tidak tau lagi bagaimana nanti bila bertemu dengan alex apakah dirinya akan dihukum atau bisa jadi dirinya dibunuh.
Deg.
"Tidak-tidak pokoknya aku harus kabur dari sini." tekatnya.
Brak.
Luna berdiam sebentar saat mendengar sebuah suara seperti pintu yang tertutup dan dengan pelan luna mengangkat kepalanya untuk melihat apakah alex sudah keluar atau kemana kah pria itu.
Begitu tak mendapati alex diatas sofa dengan pelan luna bangun dan turun dari atas ranjang kemudia berjalan seperti maling untuk menuju pintu kamar alex agar dirinya bisa keluar dari kamar ini.
klik...klik...klik...
Luna menekan gagang pintu namun sama sekali tak bisa dibuka dan dirinya semakin lemas saat melihat ternyata pintu ini memakai sidik jari dan pin tentu saja hanya pemilik ruangan ini lah yang bisa membukanya.
"astaga bagaimana ini." lirihnya sambil menempelkan jidatnya didaun pintu dan dibentur-benturkan dengan pelan.
"ayah, tolongin luna" rengeknya dalam hati seolah dirinya sudah membuat masalah besar dikastil alex.
Sedangkan dikamar mandi alex sedang mengguyur tubuhnya sambil memejamkan mata, tak lupa dirinya menyentuh benda pusaka miliknya yang sejak tadi memberontak ingin keluar oleh sebab itu alex segera memerintahkan luna agar bangun dari atas tubuhnya karena miliknya yang semakin menegang tidak karuan karena adanya lawan jenis.
Gerakan tangan alex semakin cepat namun tidak kunjung muntah padahal dirinya sudah berkonsentrasi dan entah bagaimana secara tiba-tiba bayangan wajah luna melintas hingga tak lama gerakan tangannya semakin cepat dan.
Nafas alex memburu ketika dirinya sudah mengalami pele pasan, matanya terbuka dan dirinya menghela nafas kasar saat cairan kental menyembur didinding kaca hingga kemana-mana.
Hay para readers selamat malam🤗🤗