NovelToon NovelToon
Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Melelehkan Hati Si Pria Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Persahabatan / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Moka Tora

Hari pertama di SMA menjadi langkah baru yang penuh semangat bagi Keisha, seorang siswi cerdas dan percaya diri. Dengan mudah ia menarik perhatian teman-teman barunya melalui prestasi akademik yang gemilang. Namun, kejutan terjadi ketika nilai sempurna yang ia raih ternyata juga dimiliki oleh Rama, seorang siswa pendiam yang lebih suka menyendiri di pojok kelas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moka Tora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31 Jebakan yang Berbalik

Rencana mereka sudah disusun matang. Keisha, Ryan, Anita, dan Danu akan menyebarkan rumor bahwa mereka akan bertemu dengan seorang guru senior yang dipercaya memiliki informasi tentang organisasi bayangan yang mengendalikan sistem sekolah. Namun, mereka tidak benar-benar akan bertemu guru tersebut. Sebaliknya, mereka akan mengawasi siapa yang bereaksi terhadap rumor itu dan mencari tahu siapa dalang di balik semua ancaman yang mereka terima.

Mereka berpura-pura berbicara dengan suara pelan di kantin, sesekali melihat sekeliling untuk memastikan ada yang menguping.

"Pak Ridwan katanya tahu sesuatu soal beasiswa misterius itu," bisik Ryan dengan nada meyakinkan.

Keisha mengangguk. "Iya, dan kita akan ketemu dia besok sore di ruang arsip."

Anita menatap sekeliling, berpura-pura waspada. "Tapi kita harus hati-hati. Kalau mereka tahu, kita bisa dalam bahaya."

Beberapa siswa yang berada di dekat mereka tampak mencuri dengar. Salah satu dari mereka adalah Reza. Sekilas, ekspresinya tidak berubah, tetapi Keisha menangkap bagaimana jemarinya sedikit mengepal di atas meja.

Kena kau.

Setelah makan siang, mereka berempat berpisah. Namun, sebelum pergi, Keisha berbisik kepada Danu, "Jangan pulang dulu. Pantau siapa saja yang terlihat panik setelah ini."

Danu menyeringai. "Serahkan padaku."

~

Sore itu, Danu sengaja berjalan di sekitar sekolah, berpura-pura sibuk dengan ponselnya. Matanya tajam mengamati sekitar.

Lalu, sesuatu menarik perhatiannya.

Reza terlihat berbicara dengan seseorang di lorong belakang gedung administrasi. Orang itu mengenakan hoodie hitam, berdiri di bayangan gedung. Dari kejauhan, Danu tidak bisa melihat wajahnya, tetapi jelas bahwa mereka sedang mendiskusikan sesuatu yang serius.

Tiba-tiba, Reza menyelipkan sesuatu ke tangan orang itu, sebuah amplop putih.

Danu menahan napas. Apakah itu uang? Atau… pesan rahasia?

Setelah itu, mereka berpisah. Orang berhoodie itu berjalan cepat menuju gerbang belakang sekolah.

Danu, dengan hati-hati, mengikuti dari kejauhan.

Namun, begitu sampai di tikungan, orang itu menghilang begitu saja.

Sial, dia lebih cepat dari yang gue kira.

Tapi meskipun begitu, sekarang mereka punya petunjuk baru: Reza jelas terlibat dalam sesuatu yang mencurigakan.

~

Malamnya, Keisha menerima pesan tak dikenal di ponselnya.

“Kamu pikir kamu pintar, Keisha? Berhentilah bermain api sebelum kamu terbakar.”

Tangannya bergetar saat membaca pesan itu.

Lalu, ponselnya berbunyi lagi. Kali ini, sebuah foto dikirimkan.

Foto itu menunjukkan sebuah buku catatan, tetapi yang membuatnya merinding adalah buku itu adalah miliknya. Buku tempat ia mencatat semua hasil penyelidikannya.

Dan buku itu terlihat terbuka, seperti seseorang telah membaca isinya.

Keisha langsung berdiri dari tempat tidurnya, jantungnya berdebar kencang.

"Anita!" serunya.

Anita yang sedang bersiap untuk tidur, menoleh dengan bingung. "Kenapa, Kei?"

Keisha menunjukkan pesan itu pada Anita.

Mata Anita membesar. "Sial… berarti mereka sudah masuk ke kamar lo?"

Keisha menelan ludah. Jika buku itu sampai ke tangan yang salah, mereka semua dalam bahaya.

Anita segera mengeluarkan ponselnya. "Gue telepon Ryan dan Danu. Kita harus ketemu sekarang juga."

~

Mereka berkumpul di gudang belakang sekolah yang sudah lama tidak terpakai. Ini adalah satu-satunya tempat yang cukup aman untuk berbicara tanpa takut diawasi.

Keisha meletakkan ponselnya di tengah mereka. "Seseorang sudah masuk ke kamar gue dan membaca buku catatan gue. Sekarang mereka tahu semua yang kita ketahui."

Ryan menghela napas berat. "Berarti mereka selangkah lebih maju dari kita."

Danu mengusap dagunya. "Atau… mereka cuma mau bikin kita panik."

Anita mengernyit. "Maksud lo?"

Danu melipat tangannya. "Kalau mereka benar-benar tahu segalanya, kenapa cuma kirim foto? Kenapa nggak langsung ambil bukunya?"

Keisha terdiam. Benar juga. Jika orang itu benar-benar ingin menghentikannya, mereka bisa saja mencuri bukunya, bukan sekadar memberi peringatan.

Ryan tiba-tiba menatap mereka dengan ekspresi curiga. "Gimana kalau ini jebakan?"

Anita menegang. "Jebakan gimana?"

Ryan menghela napas. "Gimana kalau mereka sengaja bikin kita panik, biar kita salah langkah?"

Keisha merasakan jantungnya berdetak lebih kencang. "Lo maksud… mereka ingin kita bergerak sesuai keinginan mereka?"

Danu mengangguk. "Kalau gitu, kita harus lebih hati-hati. Jangan sampai kita masuk ke perangkap mereka."

~

Mereka memutuskan untuk menelusuri siapa saja yang memiliki akses ke kamar asrama Keisha.

Tapi sebelum mereka bisa menyelidiki lebih jauh, sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Keesokan harinya, saat Keisha berjalan ke kelas, ia mendengar beberapa siswa berbisik-bisik sambil menatapnya.

"Lihat itu… apa dia benar-benar ngelakuin itu?"

"Padahal gue pikir dia orang baik..."

Keisha merasakan hawa tidak enak. Ia mempercepat langkahnya menuju kelas, tetapi begitu masuk, ia melihat semua orang diam dan menatapnya.

Di papan tulis, seseorang telah menempelkan beberapa kertas cetakan.

Dengan tangan gemetar, Keisha berjalan mendekat dan membaca isi kertas itu.

“Konspirasi Keisha: Bagaimana Ia Berusaha Menjatuhkan Ryan dan Menguasai Organisasi Siswa.”

Matanya membelalak.

Di bawah judul itu, ada beberapa screenshot chat palsu yang menunjukkan seolah-olah Keisha sedang merencanakan sesuatu untuk menghancurkan Ryan dan membongkar organisasi siswa demi kepentingan pribadi.

Keisha merasa darahnya membeku.

"Tidak… ini nggak mungkin…" bisiknya.

Ryan berjalan masuk dan melihat papan tulis itu. Matanya menggelap.

"Siapa yang melakukan ini?" tanyanya dingin.

Tiba-tiba, seseorang di belakang berbicara.

"Sebenarnya, aku juga penasaran dengan itu, Keisha."

Keisha menoleh dan melihat Adrian berdiri di ambang pintu, menatapnya dengan ekspresi datar.

Jantung Keisha berdebar lebih cepat.

Apakah Adrian yang menjebaknya?

Atau… apakah ada seseorang yang lebih berbahaya di balik semua ini?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!