6 tahun tidak bertemu banyak sekali hal yang berubah dalam pertemanan Adrian dan Ansara. Dulu mereka adalah sahabat baik namun kini berubah jadi seperti asing.
Dulu Ansara sangat mencintai Adrian, namun kini dia ingin menghapus semua rasa itu. Karena ternyata Adrian kembali dengan membawa seorang anak kecil.
"Hidup miskin tidak enak kan? karena itu jadilah sekretarisku," tawar Adrian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYM Bab 25 - Tamu Yang Tiba-tiba Datang
"Tidak mau, ini sudah larut malam nanti ada jin Tomang lewat," jawab Ansara untuk menolak keinginan sang kekasih yang ingin dicium bibirnya.
Mendengar ucapan Ansara, Adrian malah jadi terkekeh. "Apa itu jin Tomang?" tanya Adrian.
"Setan jahat," jelas Ansara pula hingga keduanya saling terkekeh, "Aku akan pulang sekarang," timpal Ansara kemudian.
"Tidak, aku serius dengan ucapan ku. Tidurlah di sini."
"Tapi Ad_"
"Di sini juga ada dua kamar Ans, kamu tidurlah di kamarku, aku akan tidur di kamar yang lain," balas Adrian seraya menjelaskan, tatapnya terlihat serius sekali, tidak ingin dibantah.
Tapi sebenarnya Ansara juga tidak berniat untuk membantah keinginan Adrian tersebut, yang ada hatinya makin berbunga-bunga.
Diperlakukan seperti ini Ansara merasa benar-benar di sayang. Sebenarnya juga Ansara ingin sekali mencium bibir Adrian, tapi sekuat tenaga dia tahan diri.
Diantara mereka berdua harus ada yang mengendalikan hassrat ini agar tidak melangkah terlalu jauh. Jangan sampai melakukan sebuah kesalahan yang tak akan mampu diperbaiki lagi.
Adrian kemudian bangkit lebih dulu, lalu mengulurkan tangannya agar Ansara ikut berdiri. Adrian ingin mengantarkan kekasihnya itu menuju kamarnya.
Ansara menurut, tapi saat dia berdiri nampak jelas perbedaan tinggi badannya. Apalagi Ansara hanya menggunakan sandal rumahan.
Karena gemas, Adrian reflek langsung menggendong Ansara seperti bayi koala, merangkul kuat di pinggangnya.
"Ad!"
"Kenapa?" tanya Adrian, malah menantang. Tak ingin Ansara protes dengan kelakuannya. "Tubuhmu sangat ringan," kata Adrian lagi.
Ansara mencebik, dia digendong seperti itu sampai masuk ke dalam kamar. Lalu diturunkan tepat di tepi ranjang.
"Besok kita masuk siang, tidak perlu membangunkan ku jam 5 pagi," ucap Adrian.
Ansara mengangguk patuh, saat ini waktu sudah menunjukkan hampir jam setengah 12 malam. Tak menyangka juga jika sebenarnya mereka telah bersama cukup lama, tapi rasanya baru sebentar.
Setelah meninggalkan ciuman di kening Ansara, Adrian keluar dari dalam kamar tersebut. Dan bukannya langsung tidur, Ansara justru ingin berteriak saking senangnya.
"Ahk!" pekik Ansara dengan suara tertahan. Berbaring di ranjang dan menutup wajahnya yang tersipu menggunakan bantal.
Terkadang masih tak menyangka juga jika dia dan Adrian akan terlihat hubungan romantis seperti ini.
Jadi dengan bibir masih tersenyum, Ansara akhirnya mulai mencoba tidur.
Saat pagi menjelang, ada tamu yang tiba-tiba datang ke apartemen ini. Juan yang menggandeng Naura, namun tak ada yang menyambut.
"Papa mana cih? Apa papa belum bangun ya?" tanya Naura.
"Sepertinya begitu, Nona."
"Ayo ke dapul dulu, ciapa tau ada Tante Angca," celetuknya, tujuan utama Naura datang ke sini memang ingin bertemu dengan Tante Angca. Sebab dia sudah bosan bermain dengan om Juan dan juga papanya.
Sementara Adrian juga lupa bahwa semalam dia telah mengizinkan sang adik untuk bermain ke apartemennya pagi ini. Sebab hari ini jadwal Adrian memang mulai sejak siang.
Karena Naura belum sekolah, jadi bocah itu bebas berkeliaran dan bermain saat pagi.
"Yah, di dapul tidak ada Tante Angca," keluh Naura.
Juan bingung harus menjawab apa, dia terus mengikuti kemana sang nona muda.
"Ya cudahlah, Naula bagunkan papa dulu di kamalnya," putus Naura, dengan wajah cemberut akhirnya dia menuju kamar sang ayah dan Juan masih setia mengekor. Sebab Juan harus memastikan nona Naura baik-baik saja, dimanapun keberadaannya.
Sudah masuk ke dalam kamar, Juan adalah yang pertama terkejut saat melihat siapa yang tidur di atas ranjang. Bukan tuan Adrian tapi malah sekretaris Ansara.
"Loh, kok yang tidul di cini tante Angca?" tanya Naura bingung, bahkan sampai menepuk kepalanya sendiri.