seorang gadis "bar-bar" dengan sikap blak-blakan dan keberanian yang menantang siapa saja, tak pernah peduli pada siapa pun—termasuk seorang pria berbahaya seperti Rafael.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lince.T, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ketegangan yang tumbuh
Liana..
Rafael berhenti di tempatnya, memerhatikan mereka. Liana tampak sedang bercanda dengan pria itu, tertawa lepas, dan menikmati malamnya tanpa beban. Rafael merasakan perasaan yang tidak biasa tumbuh di dadanya. Ada rasa ingin tahu yang mendalam tentang apa yang membuat Liana begitu bebas—terlalu bebas, bahkan.
Dia memperhatikan lebih dekat. Pria besar itu tampak terlalu akrab dengan Liana, dan sepertinya dia tidak berniat berhenti mengganggu. Rafael tidak suka melihat Liana dikelilingi oleh orang lain, apalagi pria seperti itu. Ia bisa merasakan instingnya yang berbicara—bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Tanpa berpikir panjang, Rafael melangkah maju dan mendekat. Anak buahnya yang berada di dekat pintu mengenali Rafael dan segera memberi ruang. Ketika dia tiba di depan mereka, Liana langsung melihatnya. Senyum di wajahnya yang semula ceria berubah sedikit datar. Rafael tahu dia mungkin merasa sedikit canggung, tapi dia tidak peduli.
"Sepertinya aku datang di saat yang salah," kata Rafael dengan suara berat, tetapi nada di suaranya menunjukkan bahwa dia tidak menginginkan kehadiran pria itu.
Pria besar yang sedang berbicara dengan Liana menatap Rafael dengan tatapan penuh tantangan. “Apa urusan lo dengan kami?” tanyanya kasar, melangkah maju, mencoba untuk mengintimidasi.
Liana cepat melangkah ke depan, menahan pria itu. “Cukup, Brad. Lo enggak tahu siapa dia,” katanya dengan nada yang lebih keras, seolah tidak ingin masalah ini berkembang lebih jauh.
Rafael tersenyum sinis, melihat bagaimana Liana dengan mudah menanggapi situasi itu. Namun, dia merasa sedikit aneh. Biasanya, orang-orang tidak akan berani berbicara seperti itu padanya, terutama di hadapan anak buahnya. Liana memang berbeda.
"Saya tidak ingin mengganggu," Rafael berkata dengan tenang. "Tapi saya rasa dia tidak nyaman di sini."
Liana menatapnya tajam. “Lo pikir gue enggak bisa ngurus urusan gue sendiri? Gue enggak butuh bantuan siapapun.”
“Jangan terlalu keras kepala, Liana,” kata Rafael dengan suara lebih lembut, tapi tetap memiliki kekuatan. "Ada hal yang lebih penting daripada kebebasanmu."
Liana membekukan ekspresi wajahnya sejenak. Ia menatap mata Rafael dengan penuh pertanyaan. “Apa yang lo maksud dengan itu?”
Rafael memiringkan kepala, lalu tersenyum tipis. “Hanya sedikit peringatan. Kau punya banyak musuh yang mungkin tidak kamu sadari. Dunia ini tidak sebaik yang kamu kira.”
Liana merasa ada ketegangan yang tumbuh di antara mereka. Meskipun ia ingin tetap bersikap keras kepala dan menjaga jarak, ada perasaan lain yang muncul dalam dirinya—rasa penasaran yang mendalam tentang apa yang sebenarnya Rafael coba sampaikan.
"Saya akan pergi sekarang," kata Rafael, berbalik dan berjalan pergi, namun ia tahu dia tidak akan bisa menahan diri untuk tidak kembali lagi.
Liana berdiri terdiam, memandangi sosok Rafael yang pergi. Ada sesuatu dalam diri pria itu yang membuatnya berpikir. Sesuatu yang tidak bisa dia pahami sepenuhnya, tapi terasa cukup kuat untuk mengubah arah hidupnya.Liana menatap punggung Rafael yang semakin menjauh, pikirannya dipenuhi perasaan yang sulit dijelaskan. Ada ketertarikan yang tumbuh, meskipun dia berusaha menolaknya. Rafael adalah orang yang berbahaya, tapi justru itu yang membuatnya menarik. “Apa yang lo inginkan, Rafael?” gumamnya pelan, sebelum akhirnya menoleh kembali ke arah Brad, mencoba untuk mengabaikan perasaan yang mulai muncul.Namun, di dalam hatinya, Liana tahu bahwa pertemuan itu belum selesai.
