NovelToon NovelToon
The King Final Sunset

The King Final Sunset

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cintapertama / Poligami / Perperangan / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:937
Nilai: 5
Nama Author: Mrs Dream Writer

Zharagi Hyugi, Raja ke VIII Dinasti Huang, terjebak di dalam pusara konflik perebutan tahta yang membuat Ratu Hwa gelap mata dan menuntutnya turun dari tahta setelah kelahiran Putera Mahkota.

Dia tak terima dengan kelahiran putera mahkota dari rahim Selir Agung Yi-Ang yang akan mengancam posisinya.

Perebutan tahta semakin pelik, saat para petinggi klan ikut mendukung Ratu Hwa untuk tidak menerima kelahiran Putera Mahkota.

Disaat yang bersamaan, perbatasan kerajaan bergejolak setelah sejumlah orang dinyatakan hilang.

Akankah Zharagi Hyugi, sebagai Raja ke VIII Dinasti Huang ini bisa mempertahankan kekuasaannya? Ataukah dia akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs Dream Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terdesak

Zharagi memandangi peta kerajaan yang terbentang di atas meja kayu besar di ruang strategi istana. Tangannya menggenggam erat ujung meja, sorot matanya tajam. Di hadapannya berdiri Tarei, panglima tinggi militer yang juga menjabat sebagai penasihat menteri perang.

“Kita tidak bisa hanya diam dan menunggu,” ujar Zharagi dengan nada tegas. “Ancaman ini tidak lagi hanya mengintai dari luar. Mereka sudah ada di dalam, menyamar di balik jubah kehormatan pejabat istana.”

Tarei mengangguk, menyimak dengan saksama. “Yang Mulia benar. Mereka yang kita curigai adalah ahli menyembunyikan niat mereka. Tapi laporan informan kami jelas—penculikan pemuda ini bukan tindakan biasa. Ada tujuan besar yang mereka sembunyikan.”

Zharagi menarik napas panjang. “Siapa lagi yang terlibat, selain Lord Ferenzo?”

“Seorang bangsawan tua bernama Lord Ahnore. Dia memiliki hubungan lama dengan kerajaan tetangga yang ambisius, Zhanar. Selain itu, ada Menteri Keuangan Althorus. Dia diam-diam mengalihkan dana besar ke luar istana, kemungkinan untuk membiayai pasukan bayaran,” jawab Tarei sambil menunjuk catatan di tangannya.

Zharagi mengerutkan dahi. “Althorus? Orang itu sudah berada di lingkaran istana sejak ayahku berkuasa. Aku tidak menyangka dia terlibat dalam hal sejijik ini.”

Zharagi memandang Tarei lekat-lekat. “Kita tidak bisa membiarkan ini terus berlangsung. Apa langkahmu selanjutnya?”

Tarei menegakkan tubuhnya. “Aku akan menyelidiki lebih jauh, Yang Mulia. Tapi penyelidikan ini akan memakan waktu. Kita butuh strategi untuk menjebak mereka tanpa mereka sadari.”

“Dan jika mereka sadar kita mengawasi?” tanya Zharagi.

“Mereka akan melawan, dan kita harus siap dengan kekuatan penuh,” jawab Tarei tegas. “Namun, aku akan memastikan semua berjalan diam-diam. Kita punya keuntungan: mereka tidak tahu seberapa jauh kita sudah mengendus rencana mereka.”

Zharagi mengangguk setuju. “Baik. Persiapkan pasukan cadangan dan perkuat perlindungan di istana. Tapi ingat, Tarei, kita tidak bisa terburu-buru. Sebarkan pasukan elit di lokasi strategis tanpa menarik perhatian. Kapten Arven bisa memimpin mereka. Dia tahu bagaimana bekerja dalam bayangan.”

Tarei tersenyum kecil. “Kapten Arven adalah pilihan tepat, Yang Mulia. Aku akan memberikan instruksi segera.”

Beberapa hari kemudian, Tarei kembali dengan kabar yang mengejutkan. Dia menemui Zharagi di ruang pribadinya, membawa laporan yang penuh dengan bukti baru.

“Yang Mulia,” ujar Tarei sambil membungkuk hormat. “Penyelidikan kami mengungkap sesuatu yang lebih besar. Kelompok kriminal ini bukan hanya bekerja sendiri. Mereka memiliki hubungan langsung dengan Zhanar.”

Zharagi terdiam sesaat. “Zhanar? Raja Ortan sudah mencoba menciptakan aliansi dengan kerajaan kita selama bertahun-tahun. Ini berarti dia tidak pernah berhenti memandang kerajaan ini sebagai musuh.”

“Benar, Yang Mulia. Mereka menggunakan kelompok kriminal ini sebagai perpanjangan tangan. Mereka berencana menciptakan kekacauan internal sehingga kerajaan ini terlihat lemah dari luar. Jika itu terjadi, Zhanar akan dengan mudah menyerang,” jelas Tarei.

Zharagi mengepalkan tangannya. “Mereka salah jika mengira aku akan membiarkan ini terjadi.”

Tarei melanjutkan, “Kami juga menemukan jalur rahasia yang mereka gunakan untuk menyelundupkan mata-mata dan pasukan bayaran ke dalam kerajaan. Jalur itu terhubung langsung dengan pelabuhan selatan.”

Zharagi mendengus marah. “Kita akan menghancurkan jalur itu. Kirim pasukan terbaik untuk menutupnya. Jangan biarkan mereka lolos.”

Malam itu, Zharagi memanggil Tarei dan Kapten Arven ke ruang strategi untuk menyusun rencana pertahanan.

“Tarei, kau akan melanjutkan penyelidikanmu, tapi lebih hati-hati. Jangan sampai mereka tahu kau sudah begitu dekat dengan pusat rencana mereka,” perintah Zharagi.

Tarei menunduk. “Aku mengerti, Yang Mulia.”

“Kapten Arven,” lanjut Zharagi sambil memandang pria bertubuh tegap dengan tatapan penuh percaya diri. “Sebarkan pasukanmu di seluruh wilayah strategis. Pastikan istana, pelabuhan, dan gerbang utama dijaga dengan ketat. Namun, lakukan semua ini dengan senyap. Kita tidak ingin mereka tahu bahwa kita sudah bersiap.”

Kapten Arven mengangguk. “Aku akan memastikan setiap langkah kami tak terdeteksi, Yang Mulia.”

Zharagi menatap peta besar di depannya. “Ini bukan hanya tentang mempertahankan istana. Ini tentang masa depan kerajaan. Aku tidak akan membiarkan pengkhianatan ini merusak apa yang telah dibangun oleh leluhurku.”

Di akhir pertemuan, Zharagi memandangi Tarei dan Arven dengan sorot mata yang penuh tekad. “Kita mungkin sedang menghadapi musuh yang kuat, tetapi ingatlah ini: kerajaan ini tidak akan jatuh selama aku berdiri di atas takhtaku.”

Keduanya menjawab serempak, “Hidup Raja Zharagi!”

Dan malam itu, rencana besar untuk melindungi kerajaan pun dimulai.

Tarei dan Kapten Arven memimpin misi rahasia untuk menutup jalur penyelundupan di pelabuhan selatan. Dengan sekelompok pasukan elit yang bergerak tanpa suara, mereka menyusup ke area yang dikendalikan kelompok kriminal. Jalur itu dijaga ketat, namun para penjaga tidak menyadari kedatangan mereka.

Arven memberi isyarat kepada anak buahnya, dan dalam hitungan detik, para penjaga dilumpuhkan tanpa suara. Mereka menemukan sebuah terowongan bawah tanah yang mengarah ke luar wilayah kerajaan. Terowongan itu dilengkapi dengan kereta angkut yang digunakan untuk memindahkan senjata, emas, dan manusia.

“Tempat ini harus dihancurkan,” gumam Tarei sambil mengamati jalur penyelundupan yang begitu terorganisir.

Arven mengangguk. “Kami sudah menyiapkan bahan peledak. Dalam waktu singkat, jalur ini akan menjadi kenangan.”

Namun sebelum mereka bisa menyalakan peledak, seorang pria tua yang terlihat seperti pekerja biasa mendekati mereka. Wajahnya penuh ketakutan, tetapi ada tekad di matanya.

“Tuanku,” kata pria itu dengan suara bergetar. “Saya bukan bagian dari mereka. Saya dipaksa bekerja di sini. Jika Anda menghancurkan tempat ini, biarkan saya memberi tahu sesuatu yang penting.”

Tarei mengangkat alis. “Bicara. Jika kau berbohong, kau akan menghadapi konsekuensinya.”

Pria itu menelan ludah. “Mereka tidak hanya menggunakan jalur ini untuk penyelundupan. Di ujung terowongan, ada gudang rahasia tempat mereka menyimpan semua rencana mereka. Peta, dokumen, bahkan nama-nama orang dalam istana yang bekerja untuk mereka.”

Arven mengepalkan tangannya. “Jika itu benar, ini lebih besar dari yang kita kira.”

Tarei berpikir cepat. “Kita akan mengambil dokumen itu sebelum menghancurkan tempat ini. Tunjukkan jalannya.”

Pria tua itu memandu mereka menuju gudang rahasia. Dalam perjalanan, mereka menemukan lebih banyak bukti tentang operasi kelompok kriminal itu, termasuk peti-peti berisi surat dari Zhanar yang memerintahkan kelompok ini untuk menggulingkan Raja Zharagi dalam waktu enam bulan.

Ketika mereka sampai di gudang, Tarei dan pasukannya menemukan beberapa orang sedang berkumpul, membahas rencana mereka dengan lantang.

“Raja Zharagi tidak akan tahu apa yang menyerangnya,” kata seorang pria besar dengan suara keras. “Ketika waktunya tiba, kita akan memiliki kekuasaan penuh atas kerajaan ini. Dan jika Putera Mahkota menjadi penghalang, kita akan menyingkirkannya juga.”

Arven memberi isyarat kepada pasukan untuk bersiap. “Kita tidak bisa membiarkan mereka pergi,” bisiknya.

Tarei mengangguk. “Tangkap mereka hidup-hidup jika memungkinkan. Kita perlu mereka untuk diinterogasi.”

Dalam hitungan detik, pasukan elit menyerbu gudang. Para kriminal terkejut, tetapi beberapa dari mereka mencoba melawan. Perkelahian singkat terjadi, namun dengan keahlian pasukan Raja, mereka berhasil melumpuhkan semua musuh tanpa korban jiwa.

Tarei mendekati pria besar yang tampaknya adalah pemimpin kelompok itu. “Kau bicara banyak tentang rencanamu tadi. Sekarang, kau akan bicara lebih banyak lagi—di depan Raja.”

Pria itu hanya mendengus, namun ada ketakutan di matanya.

Keesokan harinya, Tarei kembali ke istana membawa dokumen-dokumen penting dan tahanan dari misi mereka. Zharagi menerima laporan itu di ruang strateginya.

“Yang Mulia,” kata Tarei sambil menyerahkan peta dan surat-surat dari Zhanar. “Ini adalah bukti dari rencana jahat mereka. Jalur penyelundupan telah dihancurkan, dan gudang rahasia mereka telah kita ambil alih.”

Zharagi membaca surat-surat itu dengan wajah penuh amarah. “Zhanar benar-benar berani. Mereka tidak hanya mencuri, tetapi juga berani merencanakan pembunuhan terhadap putraku.”

Tarei menunduk hormat. “Kami telah menangkap beberapa dari mereka hidup-hidup. Mereka bisa diinterogasi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.”

Zharagi mengangguk. “Bagus. Segera lakukan interogasi. Kita harus menghentikan ini sampai ke akar-akarnya.”

Namun, sebelum Tarei sempat pergi, Zharagi berbicara lagi, suaranya penuh kebijakan. “Tarei, kau telah bekerja dengan sangat baik. Tapi ini baru awal. Jika Zhanar berani sejauh ini, aku yakin mereka akan mencoba lagi. Kita harus bersiap untuk segala kemungkinan.”

Tarei menatap Raja dengan keyakinan. “Saya bersumpah, Yang Mulia, mereka tidak akan berhasil selama saya berdiri di sisi Anda.”

Zharagi tersenyum tipis, tetapi matanya tetap serius. “Bersiaplah, Tarei. Karena perang besar mungkin tidak bisa kita hindari lagi.”

1
MDW
terimakasih
MDW
bentar lagi nih
Ahmad Fahri
Gimana nih thor, update-nya kapan dong?
Mưa buồn
Ceritanya bikin nagih dan gak bisa berhenti baca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!