NovelToon NovelToon
BARTENDER NAKAL ITU, ISTRIKU

BARTENDER NAKAL ITU, ISTRIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nyai Gendeng

Sebuah Seni Dalam Meracik Rasa

Diajeng Batari Indira, teman-teman satu aliran lebih suka memanggilnya Indi, gadis Sunda yang lebih suka jadi bartender di club malam daripada duduk anteng di rumah nungguin jodoh datang. Bartender cantik dan seksi yang gak pernah pusing mikirin laki-laki, secara tak sengaja bertemu kedua kali dengan Raden Mas Galuh Suroyo dalam keadaan mabuk. Pertemuan ketiga, Raden Mas Galuh yang ternyata keturunan bangsawan tersebut mengajaknya menikah untuk menghindari perjodohan yang akan dilakukan keluarga untuknya.
Kenapa harus Ajeng? Karena Galuh yakin dia tidak akan jatuh cinta dengan gadis slengean yang katanya sama sekali bukan tipenya itu. Ajeng menerima tawaran itu karena di rasa cukup menguntungkan sebab dia juga sedang menghindari perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya di kampung. Sederet peraturan ala keraton di dalam rumah megah keluarga Galuh tak ayal membuat Ajeng pusing tujuh keliling. Bagaimana kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyai Gendeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Babah Ketemu Mantu Palsu

Pukul empat subuh, Ajeng bersiap untuk pulang. Niat hati mau pulang ke kosan, apa boleh dikata sang arjuna jadi-jadian sudah menunggu ganteng di depan mobil mewahnya. Ajeng mendengus sebal, sekilas mirip sapi betina Danang yang lagi datang bulan.

"Ya ampun, lo masih di sini juga?" Ajeng geleng-geleng gak jelas melihat kelakuan Galuh yang juga tidak jelas.

"Iyalah, gue nungguin elo. Kurang baek apa coba?" Galuh berujar dengan bangga. Ajeng mendelik. Dia justru risih, membuatnya kesal.

"Pulang sana! Gue mau balik ke kosan." Ajeng berdecak semakin sebal.

"Lo pulang ke apartemen gue. Besok pagi-pagi kita berangkat. Gue gak mau lo telat." Galuh menunjuk pintu mobilnya yang sudah terbuka. Ajeng yang sudah mengantuk akhirnya ikut lagi naik ke dalam mobil. Hidupnya terasa terkekang, padahal belum juga dia dan Galuh menikah.

Ajeng terlihat menguap beberapa kali di perjalanan pulang. Galuh melihatnya sekilas dan hanya tertawa kecil. Tidak lama kemudian, dia sudah melihat Ajeng tertidur di dalam mobilnya.

Dia melihat Ajeng yang seksi, Galuh hanya geleng-geleng sesaat.

"Elo itu cantik sih, seksi pula, tapi sayangnya lo bukan tipe gue." Galuh bergumam pelan.

"Lo kira lo itu tipe gue?"

Galuh refleks terkejut lalu menoleh. Ternyata Ajeng belum tidur, dia masih berada di awang-awang sehingga dia bisa mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Galuh.

"Gue kirain udah tidur!" sergah Galuh kesal.

Ajeng mendengus pula melihatnya. Dia kembali meringkuk di kursi mobil, dua bola indahnya jadi terangkat. Galuh menelan salivanya susah payah. Galuh menggelengkan kepalanya, berusaha mengenyahkan pikiran nakal yang tiba-tiba melanda.

Ajeng kemudian kembali memejamkan mata, kali ini dia betulan tidur. Sesampainya di basemen apartemen, Galuh bingung mau membangunkan Ajeng dengan apa. Perempuan itu tidur seperti orang pingsan. Mungkin karena sangking lelahnya, jadi Ajeng betulan tidak mudah bangun.

Galuh menggaruk kepalanya, dia harus bagaimana? Apa harus digendongnya perempuan seksi itu? Galuh tak mau berlama-lama. Dia juga butuh tidur walau tinggal beberapa jam saja. Jadi dengan segenap keberanian juga menyadari adanya kesempatan dalam kesempitan, Galuh menggendong Ajeng, membawanya ke lift lalu menunggu sampai lift mengantar dirinya sampai ke depan pintu apartemen.

Ia segera menekan passcode lalu masuk. Baru saja hendak membawa Ajeng ke kamar, tiba-tiba mata gadis itu terbuka lebar. Dia segera berontak dan itu membuatnya dan Galuh terhempas ke atas sofa. Keduanya jadi saling bertatapan. Ajeng kemudian segera mendorong Galuh.

"Kenapa lo bisa gendong gue?!" tanya Ajeng dengan mode galak.

"Yeeee elo itu bukannya makasih sama gue, malah nuduh yang macem-macem! Dengerin ya, gue udah bangunin lo dari tadi, tapi lo tidur mati! Makanya gue gendong sampe sini!" Galuh membalas dengan sama sebalnya.

Ajeng menatap Galuh penuh selidik, yang ditatap melengos lalu menghempaskan tubuhnya ke atas sofa lagi.

" Tidur aja lo di kamar gue. Besok gue bangunin pagi-pagi." Galuh menutup matanya dengan tangan bersandar di atas dahi.

"Awas ya lo berani macem-macem sama gue!" ancam Ajeng sambil berjalan menuju kamar Galuh dan karena sambil terpejam, Ajeng sampai tak sadar kalau pintu kamar itu masih tertutup. Ajeng menabrak pintu itu begitu saja hingga ia terpental.

Galuh yang menyaksikan itu hanya bisa menahan tawanya sedang Ajeng segera sadar bahwa Galuh tengah menertawakannya.

"Ngapain lo ketawa? Lo mau ngeledekin gue?!" Ajeng galak banget tapi tak bikin Galuh menghentikan tawanya. Lelaki itu malah beranjak dan mendekati Ajeng dengan seringai meledek.

"Makanya, jalan pake mata!" Ia meledek Ajeng sambil menuju ke dapur, sayang dia tak melihat ada genangan air bekas minuman tumpah dan Galuh menginjaknya. Lelaki itu terpeleset begitu saja hingga kepalanya terasa terantuk cukup keras. Kini giliran Ajeng yang tertawa.

"Mampus lo! Kualat sih sama gue!"

Ajeng bangkit, ia masuk ke dalam kamar Galuh dan menutup pintu dengan masih tertawa keras. Galuh menatap kesal pintu yang sudah tertutup itu lalu mencoba bangun. Setengah bajunya jadi basah, membuat Galuh akhirnya harus masuk ke dalam kamar. Cukup lama ia menunggu sampai Ajeng benar-benar sudah tidur.

Saat dirasanya perempuan itu sudah nyenyak, Galuh segera membuka pintu dengan perlahan. Ia masuk dengan tenang dan meraih satu kaus lalu memakainya. Galuh tergelitik untuk melihat Ajeng yang sudah tak lagi bergerak.

Ia menatap Ajeng lekat, ia menggelengkan kepala pula melihat anting di pusar Ajeng. Galuh menarik selimut, menutupi tubuh seksi gadis itu.

"Gimana gak galak, tiap malem itu pusar kena angin mulu. Jadi eror kan otak lo ini." Galuh mengetuk-ngetuk pelan dahi Ajeng. Lalu setelah puas menatap calon istri bohongannya itu, Galuh kembali melangkah keluar kamar.

***

Pagi menggeliat, Ajeng merenggangkan tubuhnya. Dari kamar mandi di dalam kamar itu terdengar suara gemericik air. Ajeng memincingkan mata, nampak Galuh di dalamnya. Dinding kamar mandi itu adalah kaca tetapi di pertengahan, kacanya lebih tebal dan bermotif jadi bisa menutupi bagian sensitif tubuh orang yang mandi di dalamnya.

Tidak lama kemudian, Galuh keluar dari kamar mandi. Ia seperti biasa, keluar dengan handuk melilit di pinggangnya. Otot-otot perut serupa roti sobek itu membuat Ajeng meliriknya diam-diam.

"Mandi deh lo. Dah gak sabar kan lo mau ketemu nyokap sama bokap."

"Kalo ketemunya bawa kabar bagus ya seneng. Ini pulang-pulang bawa kabar gue lagi hamil. Mana hamil boongan lagi." Ajeng berdecak sebal sambil beranjak dari ranjang.

"Lo mau hamil beneran? Ayo gue mah." Galuh berkata santai sambil membuka lemari. Ia melempar kaus kepada Ajeng.

"Dasar mesum!" Ajeng mendengus.

"Namanya juga cowok. Semua cowok di dunia ini diciptakan untuk itu. Tuh, lo pake kaus itu. Gak bakal bikin pusat lo yang udah kayak kuping emak-emak kondangan, kelihatan."

"Ya udah, sana keluar dulu. Gue mau mandi."

Galuh keluar dari kamar tanpa mengatakan sepatah katapun. Ajeng mulai masuk ke dalam kamar mandi, menghidupkan shower lalu membersihkan tubuhnya. Rasanya segar sekali.

Selesai dari mandi, Ajeng segera mengganti bajunya. Ia masih memakai rok semalam tetapi dengan kaus yang diberikan oleh Galuh.

Di depan, ia melihat Galuh sudah tampan dengan kemeja ketat juga celana panjangnya. Lelaki itu sudah menunggunya. Ajeng melangkah gontai, kurang semangat, selain karena akan bertemu mima dan babah dengan membawa kurang sedap meski tak betulan, juga karena sekarang perutnya keroncongan.

"Tar kita cari sarapan dulu."

Ajeng menghembuskan nafas lega. Ternyata, calon suami pura-puranya itu cukup peka juga. Not bad lah ya. Ajeng kan jadi semangat lagi kalau begini. Dia melangkah cepat, menuju lift bersama Galuh yang hanya geleng-geleng kepala.

Mereka sekarang sudah berada di warung makan, bergabung bersama orang-orang di pagi hari yang tak sempat sarapan di rumah. Banyak mahasiswa mahasiswi dan maha maha yang lain di sana. Lihat yang bening-bening, mata Galuh jadi cerah.

Beberapa gadis kuliahan berbisik-bisik sembari menatap Galuh penuh arti. Ajeng jengah sekali melihat Galuh seperti cacing jantan yang kebelet kawin.

"Mata lo tuh liar banget ya," celetuk Ajeng sambil menyuap nasi ke mulutnya.

"Laki-laki, Jeng. Ya wajarlah." Galuh menjawab santai seolah tanpa beban dan seperti hal itu adalah hal yang biasa baginya.

"Untung lo cuma jadi suami bohongan gue."

Kali ini Galuh melengos. Ia tak lagi melirik atau membalas tatapan genit dari para gadis-gadis itu. Ia memperhatikan Ajeng yang nampak segar pagi ini. Cukup lama memperhatikan hingga ia bingung sendiri kenapa harus membawa Ajeng ke dalam hidupnya.

Memang dia yang meminta, tapi kenapa harus Ajeng? Galuh tak mau berpikir yang tidak-tidak. Juga tidak mau sampai jatuh cinta betulan kepada gadis bartender itu.

"Lo jangan liatin gue mulu, tar jatuh cinta." Ajeng berujar sambil terus menyantap makanannya.

Galuh terperanjat, ia segera mengelak dengan mengalihkan topik pembicaraan.

"Kira-kira, nyokap bokap lo bakal terkejut gak ya entar?" tanya Galuh sambil tertawa.

Ajeng kali ini menghentikan kegiatannya makan, dia jadi lesu seketika. Mima dan babah pasti akan terkejut setengah mati, apalagi babah yang suka sekali makan rendang sapi itu punya riwayat darah tinggi.

"Gak tahu, tapi kayaknya, babah bakal pingsan."

"Babah?"

"Panggilan gue buat bokap."

Galuh mengangguk-angguk mengerti. Dia tersenyum usil kepada Ajeng.

"Gimana kalo gue bilang sekalian, selama ini lo sama gue udah tinggal bareng."

"Jangan macem-macem ya lo, ekor kecoak! Gue bisa digantung sama babah!"

"Loh, bukannya tanggung juga, kan lo juga bakal bilang kalo lo lagi hamil."

"Gak gitu juga dong! Ya bilang aja kehamilan ini karena kita lagi mabok kek apa kek. Pokoknya karena ketidaksengajaan aja!"

Mendengar Ajeng yang nampak panik itu, tak urung Galuh jadi terkikik geli.

"Lagian lo kenapa sih bisa ke Jakarta?"

"Kabur. Karena babah mau nikahin gue sama anaknya pak Karta."

"Sampe segitunya? Emangnya anak pak Karta kenapa?"

"Aaah, lo tar juga bakal ketemu orangnya. Gue lagi males beneran ngomongin dia."

Galuh akhirnya mengerti. Mereka menyudahi acara makan dan melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman Ajeng di jawa barat. Perjalanan itu cukup lama, Ajeng sampai tertidur lagi di perjalanan. Namun, satu jam terakhir sebelum mereka sampai, dia sudah terbangun lagi.

Ajeng jadi berdebar tak karuan. Semakin dekat dengan rumah, rasanya semakin ingin Ajeng pulang. Mereka sampai di sebuah rumah asri yang cukup besar. Di sanalah Ajeng berasal. Seorang asisten rumah tangga sedang menyiram pohon cabe memekik kaget ketika Ajeng turun dari mobil bersama Galuh.

"Bu, Ibu ..." Pelayan mima berteriak seperti orang kerasukan.

"Ada apa sih, Neng? Jangan teriak begitu, Babah bisa jantungan!" Mima berseru sembari mendekat ke luar.

Lalu mima mematung melihat Ajeng yang sudah nyengir kuda dengan menggamit Galuh.

"Ajeng pulang, Mimaaaaaa. Ajeng bawa calon mantu buat Mima dan babah, sama calon cucu sekalian." Ajeng berkata dengan senyum lebar sementara mima sudah sesak nafas mendengarnya.

"Ada apa, Mima? Babah dengar dari tadi ri ..."

"Halo Babaaaaah!" Ajeng berseru lagi dengan babah yang sudah mematung.

"Bah ... Itu Ajeng bawa calon mantu." Mima berbisik pelan dan lirih karena dia sendiri masih syok hebat.

"Terus?" Babah seolah terhipnotis dan malah bertanya konyol kepada mima.

"Terus kata Ajeng, dia juga bawa calon cucu."

"Cucu?" Babah masih ngelag. "Mana cucu?" tanya Babah linglung.

"Masih di perut." Mima berbisik dengan susah payah.

Babah menatap Mima, Ajeng dan Galuh bergantian, kemudian babah merasa kepalanya puyeng dan berkunang-kunang. Hipertensi babah kumat ke angka paling tinggi!

1
YuWie
waduhhh..kanjeng ibu..mata2 nya Banyak. Konyol gak sih pas jari ajeng dan galuh ketuker2..hihi
YuWie
jiannn pasangan absurd oigh..tapi luciui
Nyai Gendeng
makasih kakak♥️
YuWie
yang bener luh galuh..gak bakal jatuh cinta tapi bucin iya...cieee
YuWie
Diajeng punya sex appel brati ya Luh Galuh... baru jilat es cream aja sdh bikin kamu bayangin yg enggak2
YuWie
tuh cantik larasnya..modern..kenapa gak mau. Ternyata Galuh tukang celupan ya..kasihan perawan diajeng donk
YuWie
kan seru kan interaksi si banhsawan dan si bertender
YuWie
bukan bikin sial..tapi malah jodohmu itu bangsawan..xixixi
YuWie
enak lho ini gaya ceritanya asyik untuk dibaca.. next klo sdh ada vote ku vote lah..skrg ku favoritnya..tapi lanjutin ceritanya sampe tamat bakal alway ku dukung kak othor.
YuWie
satpam gak estetik ya diajeng
YuWie
hihihi..aturan beol bgmn tuh. Ngenden harus tetep gantheng dan cantik kali yaaa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Gohan
Saya benar-benar merasa terhubung dengan tokoh utama dalam kisah ini.
Nyai Gendeng: trimakasih, gengs💗
total 1 replies
Trunks
Cinta dalam setiap kata.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!