Setelah patah hati, untuk pertama kalinya Rilly mendatangi sebuah club malam. Siapa sangka di sana adalah awal mula hidupnya jadi berubah total.
Rilly adalah seorang nona muda di keluarga Aditama, namun dia ditawan oleh seorang Mafia hanya karena salah paham, hanya karena Rilly menerima sebuah syal berwarna merah pemberian wanita asing di club malam tersebut.
"Ternyata kamu sudah sadar Cathlen," ucap seorang pria asing dengan bibir tersenyum miring.
"Siapa Cathlen? aku Rilly! Rilly Aditama!!" bantah gadis itu dengan suara yang tinggi, namun tubuhnya gemetar melihat semua tatto di tubuh pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TSM Bab 31 - Serba Pura-pura
"Wah, ternyata dia lebih tampan dari mu," ucap Rilly lagi, sengaja membuat Liam merasa kesal.
Gadis itu bahkan tersenyum lebar sekali, sementara Liam tak menunjukkan ekspresi apapun.
"Lakukan tugas mu dengan baik," balas Liam. Ya, kini Rilly pun memakai earphone di telinganya. Hingga mereka berdua bisa berkomunikasi. Earphone itu telah dimodifikasi hingga jadi sangat kecil, tak akan ada yang menyadari jika Rilly menggunakan alat itu.
Zeon ada di sebelah sana, di dekat pintu masuk. Jadi Rilly bergerak secara natural untuk mendekat, sambil terus menawarkan minuman yang dia bawa pada beberapa pengunjung di sana. Rilly tidak merasa takut pada Zeon, dia telah menghadapi kekejaman Liam selama ini. Dan sekarang Rilly pun telah memiliki keahliannya sendiri. Jadi tak ada yang perlu dia takuti.
Malam ini Rilly mengikat rambut panjangnya seperti ekor kuda, diikat rapi menggunakan sapu tangan berwarna merah. Warna yang membuat dia jadi pusat perhatian di dalam club tersebut.
Warna yang menyala.
Atensi Zeon pun bahkan langsung tertuju pada pelayan itu. Zeon memperhatikan dari atas sampai bawah. Tubuh yang proporsional, kulit yang mulus. Serta dadda dan bokkong yang nampak menggoda.
Hanya memandang seperti ini saja Zeon telah merasa dimanjakan, tak sulit untuk terpancing hasratnya.
Terlebih wanita itu nampak asing di club Venight, jelas wanita itu adalah pelayan baru di club ini.
Jelas pula belum ada yang menyentuhnya dan hal itu makin membuat pikiran Zeon jadi liar.
"Bawa dia," ucap Zeon, bicara pada sang asisten yang sejak tadi berdiri di sebelah kirinya, Dom. Dia menunjuk wanita pelayan itu hanya dengan sorot matanya yang lurus.
Namun Dom yang telah terbiasa dengan sang Tuan pun langsung paham apa maksudnya, tanpa perlu di jelaskan secara rinci.
Dan melihat betapa minatnya sang Tuan pada pelayan itu, Dom pun segera menghampirinya. Tidak memperlakukan wanita itu dengan kasar. Biasanya dia selalu menyeret para musuh.
"Nona, tuan ku ingin minum dengan mu," ucap Dom.
"Hah?" Rilly pura-pura tidak dengar.
Dom kemudian menunjuk kursi di sudut sana, kursi dalam ruangan khusus untuk tamu VIP, ada tempat nyaman dan privasi yang terjaga di sana.
"Astaga, apa itu Tuan Zeon, manager sudah mengatakan padaku untuk memperlakukannya dengan baik," ucap Rilly, pura-pura keceplosan, bahkan langsung menutup mulutnya sendiri menggunakan 1 tangan setelah bicara seperti itu.
Dom tersenyum kecil, sikap polos seperti itu jelas akan semakin disukai oleh sang Boss.
"Kalau begitu ayo, tinggalkan nampan minuman itu di Bar," titah Dom kemudian.
"Baik Tuan," jawab Rilly patuh, dia bahkan menundukkan kepalanya memberi hormat.
Dengan meremat kedua tangannya pura-pura merasa gugup, Rilly mengikuti langkah asing pria itu. Rilly tau bahwa namanya adalah Dom. Beberapa informasi tentang Darkness sudah dia ingat degan jelas di dalam ingatan.
"Perkenalkan dirimu," ucap Dom, saat dia dan wanita cantik itu telah masuk ke dalam ruangan ini. Tadi pintunya dibiarkan terbuka, namun sekarang Dom telah menutupnya.
Dentuman musik yang tadi terdengar dengan jelas kini hanya jadi sayup-sayup.
"Pe-perkenalkan Tuan, nama saya adalah Airish. Saya pelayan baru di Club ini," ucap Rilly, dia menundukkan kepalanya, pura-pura berdiri dengan gusar.
Zeon lantas mengangkat tangan kanannya, memberi isyarat agar Dom meninggalkan ruangan ini.
Sungguh, melihat wanita tersebut, Zeon benar-benar berminat.
Dom lantas keluar, di luar sana Dom bertemu dengan anggota Darkness yang lain. Ya, mereka tadi tidak hanya datang berdua saja, dan sekarang semuanya berdiri di depan pintu itu menjaga sang Tuan yang sedang bermesraan.
"Kemari," titah Zeon pada Airish.
Rilly pura-pura menyentuh tengkuk lehernya, padahal dia sedang menyemprotkan parfum pemberian Liam.
Ini akan jadi one night stand pertama mereka, meski hanya halusinasi.