SAFFIYA RAY & RAYAN ADITNYA. Kisah gadis cantik yang mengejar cinta pria duda tampan, yang merupakan dosennya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
*******
Sore menjelang, Saffiya terlihat sibuk di dapur membantu ibu mertuanya untuk menyiapkan makan malam.
Tiba tiba Rayan datang, dan langsung memeluknya dari belakang.
" Mas ih! " ucap Saffiya yang langsung menjauh karena malu dengan ibu mertuanya.
" Kenapa? " tanya Rayan tertawa.
" Malu ih, ada ibu. " bisik Saffiya.
" Ya nggak apa apa, kita kan udah halal. " jawab Rayan.
" Tetap aja. " jawab Saffiya protes.
Sementara ibu mertuanya tersenyum melihat kemesraan anak dan menantunya itu.
" Kalian masak apa? " tanya Rayan.
" Rendang sama opor ayam. " jawab ibunya.
" Wah.. kayaknya enak. " ucap Rayan yang sudah tidak sabar ingin mencicipinya.
" Oh ya, ayahmu di mana? " tanya ibunya.
" Tadi kekantor sebentar, ada beberapa berkas yang harus ayah tanda tangani. " jawab Rayan.
" Terus Rain? " tanya ibunya lagi.
" Nggak tau, paling di kamarnya. " jawab Rayan.
" Tolong kamu panggilin dia. " pinta sang ibu.
Rayan pun langsung naik menuju lantai dua di mana kamar adiknya berada.
" Dek! " panggil Rayan sambil mengetuk pintu kamar Rain.
" Masuk aja mas, nggak di kunci. " jawab Rain dari dalam.
Rayan pun masuk kedalam, dan mendapati Rain sedang sibuk dengan sesuatu di meja belajarnya.
" Kamu sedang apa? " tanya Rayan menghampirinya.
" Sedang nyiapin hadiah buat kakak. " jawab Rain sambil memperlihatkannya.
" Gimana mas? bagus nggak? " tanya Rain yang meminta pendapat kakaknya itu.
" Kamu siapin ini sendiri? " tanya Rayan penasaran.
" Iya lah, spesial buat kakak ipar. " jawab Rain.
Rayan pun tersenyum melihatnya.
" Gimana? bagus nggak mas? " tanya Rain lagi.
" Bagus. " jawab Rayan yang juga menyukainya.
" Eh! ibu panggil kamu. " ucap Rayan teringat.
" Ya udah deh. " jawab Rain yang langsung menghentikan kegiatanya, kemudian turun kebawah.
Malam menjelang, mereka sedang duduk di taman belakang sambil menikmati cemilan sembari bersantai.
Saffiya terlihat sedang berbincang bincang bersama ibu mertuanya dan juga Rain.
Gadis itu benar benar sangat menikmati waktunya sejak tiba di kediaman mertuanya.
" Oh ya Yan, gimana proses pembangunan restoranmu? " tanya sang ayah.
" Udah hampir selesai yah, tinggal finising beberapa area aja. Rayan sama Rendy juga sudah mulai membahas kapan kita akan meresmikannya. " jawab Rayan.
" Yang penting semuanya sudah siap dan layak untuk di buka. nanti kalau ayah ada waktu akan datang kepembukaanya. " ucap ayahnya.
" Iya yah, Rayan juga masih harus memeriksa beberapa persiapan yang lain. agar di saat pembukaanya nanti tidak ada kendala. " jawab Rayan.
Pukul 10 malam, mereka masuk kedalam kamar masing masing karena sudah mengantuk.
Saffiya sedang berada di kamar mandi untuk mengganti pakaiannya dengan baju tidur.
UHUK! UHUK! UHUK!
Tiba tiba Saffiya merasa tenggorokannya seperti terbakar.
" Kok tiba tiba leherku sakit gini sih? apa radang tenggorokan lagi? " gumam Saffiya bingung.
Rayan sedang berada di ruang kerja ayahnya, tengah mendiskusikan sesuatu.
" Ya udah deh yah, Rayan kekamar dulu. " ucap Rayan pamit.
" Besok temenin ayah buat lihat lokasi pembangunan mini market. " pinta ayahnya.
" Iya. " jawab Rayan, kemudian keluar naik menuju kamarnya.
Sesampainya di dalam, ia melihat Saffiya sedang duduk di tepi ranjang sambil memegang tenggorokannya.
" Kamu kenapa? " tanya Rayan mendekat.
" Aku nggak apa apa, hanya radang tenggorokan saja. " jawab Saffiya.
" Coba buka mulutnya. " pinta Rayan yang ingin memeriksanya.
Saffiya pun langsung menurut saja.
" Aaa.. " gumam Saffiya sambil membuka mulutnya.
" Lidahmu sedikit memerah. " ucap Rayan.
" Mas buatin air lemon dulu. " lanjut Rayan yang keluar turun kedapur.
Beberapa menit kemudian, Rayan kembali dengan segelas air lemon di tanganya.
" Habiskan. " ucap Rayan memberikannya pada Saffiya.
" Terima kasih mas. " ucap Saffiya yang langsung menghabiskannya dengan sekali teguk.
" Ya udah, kita tidur. " ucap Rayan sambil mematikan lampu kamar mereka.
" Besok kita kerumah sakit. " ucap Rayan yang ikut berbaring kemudian memeluknya.
" Nggak usah mas, cuma radang tenggorakan aja. paling besok juga udah mendingan. " jawab Saffiya.
" Benar nggak apa apa? nggak ada gejala lain kan? " tanya Rayan memastikan.
" Iyaa.. " jawab Saffiya tertawa.
" Mas cuma cemas aja, karena tubuhmu belum pulih sepenuhnya, takutnya ada gejala lain akibat dari kecelakaan itu. " ucap Rayan cemas.
" Nggak ada mas, kalau ada aku pasti bilang kok. " jawab Saffiya yang memang tidak merasakan hal aneh di tubuhnya.
" Ya udah, tidurlah. " ucap Rayan yang semakin mengeratkan pelukannya.
Sementara Saffiya semakin menenggelamkan wajahnya didalam pelukan Rayan, karena merasa nyaman.
Azan subuh pun berkumandang, Rayan langsung keluar kamar setelah bersiap-siap.
Di lihatnya sang ayah sudah menunggunya di ruang tengah.
" Udah siap? " tanya ayahnya.
" Udah yah. " jawab Rayan.
Keduanya pun keluar menuju masjid untuk sholat subuh berjamaa.
Hari mulai bernjak terak, Saffiya sedang menikmati waktunya sejenak sambil berjalan jalan di taman belakang yang sangat luas.
" Ray! " panggil Rayan menghampirinya.
" Iya! " jawab Saffiya yang langsung berbalik kesumber suara itu.
" Kita keluar jalan-jalan sebentar, kamu penasaran kan pengen lihat area rumah mama. " ajak Rayan.
" Ayo! aku siap-siap dulu. " jawab Saffiya semangat, kemudian langsung masuk menuju kamar.
Setelah selesai, keduanya pun langsung keluar rumah. jalan jalan di sekitar kawasan perumahan elit itu.
Beberapa warga yang sedang melakukan kegiatan pagi mereka, teralih begitu melihat Rayan.
" Eh! ada mas Rayan. " sapa salah satu ibu ibu.
" Buk! " jawab Rayan tersenyum ramah.
" Istrinya ya mas? " tanya mereka penasaran.
" Iya buk. " jawab Rayan tersenyum.
" Wah.. udah lama nggak ketemu, taunya udah punya istri. semoga langgeng ya mas. " ucap mereka yang ikut merasa senang.
" Amin.. terima kasih buk. " jawab Rayan.
Sementara Saffiya hanya menunduk malu, karena belum terbiasa di perhatikan seperti itu.
Beberapa lama berjalan, keduanya duduk sebentar di bangku taman sembari menikmati udara segar.
" Mas udah lama ya tinggal di sini? " tanya Saffiya penasaran.
" Dari mas umur 5 tahun, sejak mas duduk di bangku SD. ayah sama ibu pindah kesini, karena kawasan ini dekat dengan kantor ayah. " jawab Rayan.
" Ohh pantas ibu ibu tadi kenal mas, ternyata udah selama itu. " ucap Saffiya faham.
" Dulu mas sering bermain kerumah mereka, karena berteman dengan anak anaknya. tapi sekarang udah jarang banget semenjak mas pindah kekota lain. " jelas Rayan.
Hampir 20 menit mereka duduk di taman itu, kemudian Rayan langsung mengajak Saffiya menuju mini market untuk membeli beberapa cemilan dan juga minuman.
Keduanya benar benar sangat menikmati waktu kebersamaan mereka, hal itu membuat Saffiya semakin yakin dengan pilihannya.
Karena sejauh ini, Rayan selalu menjukan perhatian dan juga kasih sayangnya terhadap Saffiya.
Setelah merasa puas keliling melihat lihat kawasan rumah masa kecil suaminya, Saffiya langsung mengajan Rayan kembali kerumah.
Karena ia sudah merasa capek dan lengket, sebab matahari pagi sudah mulai naik.
###NEXT###
Salam Hangat Dari Penuliss...