Alea terkejut melihat pengkhianatan Elang dan Amanda yang merupakan suami dan adik tirinya. Ketika dia ingin memberi pelajaran pada keduanya, datang Noah yang merupakan kekasih Amanda. Pria itu justru menawarkan hal yang tak terduga.
"Menikahlah denganku, Alea. Kita bisa membalas perbuatan mereka berdua," ucap Noah tersenyum dengan penuh arti.
Alea terpaku dengan ucapan Noah. Wanita itu dilema karena dihadapkan pada ajakan Noah dan pengkhianat suaminya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 09
Elang dilema ingin mengejar Alea atau membawa Amanda ke rumah sakit. Namun, dia tidak bisa diam saja melihat Amanda terlihat kesakitan. Dona hanya diam mengamati hal yang akan dilakukan oleh Elang.
"Aku akan membawamu ke rumah sakit," ujar Elang kemudian menggendong Amanda.
Dona menggelengkan kepala, dia menghela napas karena Amanda mampu membuat Elang tak berkutik. Putranya itu sudah terjerat dalam kekuasaannya. Dia hanya bisa pasrah pada nasib pernikahan Elang.
Perempuan paruh baya itu memutuskan untuk mengikuti Elang menuju rumah sakit. Elang menggendong Amanda dari ruang tempatnya bekerja hingga mobil yang tentu mendapatkan perhatian dari seluruh karyawan. Belum lagi, Alea yang keluar dari ruangan dengan amarah di wajah Alea.
Sesampainya di rumah sakit, Amanda di periksa oleh dokter. Dia terus mengeluh kesakitan. Dona memandang Amanda dengan tatapan datar karena mengira selingkuhan anaknya itu bermain drama.
"Sakit... Perutku sakit sekali," ujar Amanda.
"Bagaimana keadaan Amanda, Dok?" Elang tentu tidak bisa mengatakan kalau Amanda adalah istrinya.
Biar bagaimana pun, Amanda hanyalah kekasih gelap yang tidak memiliki pengikat apa pun dengan Elang. Sekilas, Elang melihat Dona yang tanpa ekspresi. Elang kira Dona akan senang karena berita kehamilan Amanda. Di luar dugaan, ibunya menunjukkan sikap tidak menyukai Amanda.
"Ini hanya kram biasa yang terjadi pada Ibu hamil. Sebaiknya, kurangi aktivitas hubungan suami istri. Atau lakukan dengan lembut, ini bisa berpengaruh pada janin dalam kandungan pasien," ucap Dokter membuat wajah Elang memerah.
Amanda tidak bermain drama, dia benar-benar kesakitan. Wajahnya ikut memerah ketika mengetahui penyebab dari sakitnya.
"Baik, Dok. Terima kasih," balas Elang.
"Pasien memerlukan perawatan sementara di rumah sakit. Saya minta anda mengurus administrasinya agar pasien dapat dipindahkan ke ruang rawat inap," ujar salah satu perawat.
"Baik, Sus," ujar Elang.
Elang beralih pada sang mama, dia ingin meminta tolong pada Dona agar menjaga Amanda ketika dirinya mengurus administrasi.
"Tolong temani Amanda sebentar, Ma. Aku akan mengurus administrasi," ucap Elang yang kemudian pergi menuju loket.
Kecanggungan melanda Amanda dan Dona. Namun, Dona bersikap lebih santai karena dia pernah menghadapi situasi yang sama.
"Kau tahu mengapa aku tidak menyukai kehadiran orang ketiga?" tanya Dona disambut dengan gelengan oleh Amanda.
"Tidak, Tante. Aku..." jawab Amanda.
"Aku pernah berada dalam posisi Alea, memutuskan untuk bertahan sangat sulit. Namun, aku harus memperjuangkan hak Elang ketika ayahnya membawa wanita lain ke dalam pernikahan kami. Jadilah, aku menderita selama bertahan bersama orang yang tidak lagi menjunjung kesetiaan," ucap Dona.
"Aku mencintai Elang, Tante. Biarkan aku bersama dengan Elang. Aku juga memiliki anak yang harus untuk diperjuangkan bukan," balas Amanda masih tanpa malu.
"Ya, terserah apa katamu. Akan tetapi, aku bersyukur Alea belum memiliki anak dengan Elang. Kalaupun sudah mempunyai anak pasti menantuku itu memilih berpisah karena telah disakiti oleh orang yang dekat dengannya," ujar Dona memandang tajam Amanda.
Amanda terdiam mendengar ucapan Dona. Dia tidak peduli dengan ucapan semua orang yang akan menghujatnya. Nyatanya, Elang memilihnya saat ini. Itu berarti dia lebih baik dibandingkan dengan Alea.
Satu lagi keberhasilan Amanda merebut sesuatu milik Alea. Yang menjadi kesenangan sendiri bagi wanita itu. Melihat Alea menderita adalah kebahagiaan baginya.
"Ingat satu hal ini, Amanda. Kau akan menerima h
balasan atas apa yang kau lakukan saat ini pada Alea. Ketahuilah, hukum tabur tuai itu pasti terjadi," ujar Dona.
Aku tidak peduli, Tante. Yang aku inginkan saat ini adalah membuat Alea menderita. Hal itu sudah aku lakukan perlahan dengan merebut Elang dari tangannya, batin Alea.
***
Sementara itu, Alea menahan semua yang ada dalam dirinya. Dia langsung menuju rumahnya dengan Elang dan mengambil surat nikah yang dapat berikan untuk pengajuan berkas perceraian. Tidak ada lagi harapan bagi penikahan mereka.
"Hamil? Wanita itu benar-benar membuatku kesal dengan semua tingkahnya! Ah, bukan hanya wanita itu yang salah. Elang juga harus hancur!" gumam Alea membereskan semua barang-barangnya.
Wanita itu membawa koper menuju mobil dan melajukan dengan kecepatan sedang. Dia memilih untuk pergi ke apartemen. Belum ingin memberitahukan pada keluarga bila Amanda ternyata sudah hamil anak Elang.
Alea merebahkan dirinya pada sofa bed yang berada di ruang tengah. Tidak memahami mengapa ujian ini terjadi pada pernikahannya. Mulanya, dia mengira Elang adalah sosok yang tepat untuk mendampinginya. Ternyata semua ini hanyalah kamuflase belaka.
Pria itu nyatanya hanya memanfaatkannya. Bodohnya Alea terlalu buta dengan hal itu hingga membesarkan Perusahaan Trijaya sampai saat ini. Di tengah pergolakan batin yang tejadi pada Alea, terdengar bunyi bel di apartemennya.
"Ya, tunggu," ucap Alea sambil merapikan rambutnya yang terlihat berantakan.
Bel terus berbunyi membuat Alea sedikit kesal. Ketika dia membuka pintu apartemen. Seorang pria yang terlihat khawatir menatapnya dengan lembut.
"Apa yang terjadi padamu, Love? Mengapa kau tidak mengangkat panggilan ponsel dariku?" cecar pria tampan itu membuat Alea terperangah.
"Jangan memanggilku dengan sebutan itu. Aku bukan kekasihmu. Pergilah! Aku ingin sendiri!" usir Alea yang hendak menutup pintu apartemen.
Tadinya, Alea masih berpikir kalau yang datang adalah Elang. Mungkin pria itu ingin membujuk Alea agar tidak bercerai. Namun, Alea menyadari Elang pasti sibuk dengan Amanda yang tengah hamil. Alea harus melupakan Elang dan bangkit tidak boleh terus terpuruk dengan kegagalan pernikahannya.
Noah menghentikan Alea yang ingin menutup pintu. Perbedaan kekuatan tentu membuat Alea kalah, Noah berhasil masuk dan menutup pintu apartemen Alea.
"Apa yang terjadi, Alea? Kau bisa mengatakannya padaku? Apa kau ingin aku menghancurkan Perusahaan Trijaya sekarang juga? Atau kau ingin apa?" tanya Noah.
Alea menggeleng, dia tidak menginginkan apa pun. Yang dia inginkan hanyalah ketenangan. Melupakan Elang adalah salah satu keinginannya saat ini.
"Pergilah. Aku lelah, Noah."
"Aku tidak akan pergi sebelum kamu mengatakan apa yang terjadi!"
"Wanita itu hamil. Dia berhasil melakukan sesuatu yang tidak bisa kulakukan. Tiga tahun menikah aku tidak bisa memberikan anak yang diinginkan Elang. Aku kalah, Noah. Aku..."
Ucapan Alea terhenti ketika Noah membungkam bibir Alea dengan bibirnya. Pria itu menyadari kalau yang dilakukan olehnya adalah sebuah kesalahan. Akan tetapi, dia tidak memiliki cara lain. Dia harus membuat Alea melupakan Elang secepatnya.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca. ❤️
Kecuali kalau mereka berulah baru keluargamu bergerak Alea.......
dan sang adik pun g ada ahklak xa daniri hati yg begitu besar mendorong ia menhalal segala cara