PENARI PANAS TUAN MAFIA

Damon berdiri di depan wartawan. Pintu gerbang besar itu menjadi pembatas di antara mereka. Para pengawal menjaga ketat area tersebut.

Dengan tatapan dingin dan raut datar, Damon berkata, "Lima menit! Waktu kalian lima menit!" ucapnya pelan tapi terdengar sangat dingin dan membuat semua orang merinding mendengar suara itu.

Para wartawan saling pandang, mereka merasa terintimidasi dengan tatapan dingin dan kelam itu. Seketika nyali mereka ciut. Siapa sih yang tidak kenal dengan Damon? Seorang pengusaha ternama di Kota tersebut, tapi tidak ada yang tahu dunia hitam pria tersebut. Ya, Damon menutup rapi jati dirinya sebenarnya. Menjadi pengusaha hanyalah untuk ber-klamufase.

Seorang wartawan pria memberanikan diri bertanya pada Damon. Tidak mungkin mereka sudah berbondong-bondong ke sini dan kembali dengan tangan kosong tanpa mendapatkan berita sama sekali.

"Tu-tuan, apa benar mengenai berita viral di internet itu?" tanya Wartawan.

"Menurut kalian bagaimana?" Damon bertanya balik dan menatap dingin pada wartawan itu.

Glek!

Wartawan tersebut menelen ludah kasar ketika di tatap seperti itu. Aura kelam dan mematikan pria itu membuatnya tidak bisa berkutik.

Melihat para wartawan diam, membuat Damon berdecak kesal. "Kenapa kalian diam? Bukankah kalian datang ke sini untuk menggali informasi?!"

"Iya, Anda benar, jadi apakah benar hilangnya para model itu hilang setelah berkencan dengan Anda?" tanya wartawan itu memberanikan diri.

"Apa ada bukti aku berkencan dengan mereka?" Damon balik bertanya, tatapan dinginnya mengendar ke para wartawan tersebut.

Para wartawan saling pandang, dan suara bisik-bisik mulai terdengar karena memang tidak ada bukti kalau Damon dan para model itu berkencan. Dan berita Viral itu hanya sebuah kalimat diksi di buat oleh seseorang di sosial media.

Damon tersenyum sinis melihat para wartawan itu kebingungan.

"Lain kali gunakan otak kalian sebelum bertindak!" umpat Damon, kesal. Untung saja saat ia berkencan dengan para model itu bersifat tertutup jadi tidak ada siapa pun yang tahu.

Para wartawan percaya dengan ucapan Damon.

Nero yang sejak tadi diam akhirnya bersuara.

"Tuan Damon tidak berkencan dengan siapa pun, karena ..." ucapan Nero terhenti ketika mendengar suara teriakan pelayan botak dari halaman rumah.

"NONA GLAM!!!" teriak pelayan.

Damon dan Nero kompak menoleh ke belakang, dan betapa syoknya mereka ketika melihat Glam hanya menggunalan lingerie tipis warna putih yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah.

"Damn!" maki Nero segera mengalihkan pandangan.

Sedangkan Damon mengumpat berulang kali, lalu mendekati gadis itu yang berlari ke arahnya. Damon melepaskan kemeja yang ia gunakan.

"Apa-apaan kau ini!" bentak Damon seraya menutupi tubuh Glam dengan kemejanya.

Para wartawan terkejut melihat kejadian itu dan tentunya hal itu akan menjadi berita besar, mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk memotret kejadian itu.

Melihat Damon yang melepaskan kemeja lalu menutupi tubuh gadis itu dengan kemejanya membuat semua orang salah paham.

Damon terlihat manis dan romantis.

"Aku hanya penasaran kenapa banyak orang di sana," ucap Glam seraya menatap Damon, lalu beralih menatap kemeja yang sudah menempel di tubuhnya. "Kenapa Anda melepas kemeja?" tanya Glam, dengan segala kebodohannya.

"Ck!" Damon gemas dengan gadis itu, lalu dengan kasar menggendong gadis itu ala bridal style masuk ke dalam rumah.

"Hei, turunkan aku!!!" teriak Glam, meronta dalam gendongan Damon.

"Berani sekali kau berkeliaran menggunakan pakaian ini!"

*

*

Nero menghela nafas panjang setelah melihat Damon sudah membawa masuk gadis itu ke dalam rumah.

"Tuan, siapa gadis cantik itu? Apakah itu adalah kekasih Tuan Damon?" tanya wartawan dengan segala rasa penasarannya.

Nero menaikkan kedua alis mendengar pertanyaan itu.

"Lebih dari itu," jawab Nero asal.

"Waw! Jadi gadis itu istri Tuan Damon?" Wartawan syok dan tidak menyangka jika hal itu benar terjadi.

"Eh!" Nero malah terkejut padahal tadi dia hanya menjawab asal tapi kenapa menjadi salah paham begini?