Kalbara
Gadis itu bernama Kalista Aldara,dia biasa dipanggil dengan nama Kalista.Gadis yang sedikit tomboy dan senang bela diri sejak usianya masih belia.Karena ia terlalu fokus dengan kesenangannya itu,ia tumbuh menjadi gadis yang sedikit dingin.Kalista tak banyak bicara dengan orang lain,bukan karena tak suka bersosialisasi,tapi ia hanya tidak bisa memulai pendekatan terlebih dahulu.Tapi jika sudah menjadi teman dan dekat,Kalista merupakan gadis yang ceria dan baik.
Saat usianya masih lima tahun,Kalista mulai tertarik dengan bela diri.Ia meminta orang tuanya untuk memasukkannya kedalam klub bela diri dan sejak saat itu bela diri menjadi kesenangannya.
Saat memasuki sekolah dasar, Kalista merasa terasing. Bukan karena teman-temannya menjauhinya, melainkan karena kesibukannya dengan belajar beladiri dan akademik di sekolah. Hal ini membuatnya jarang memiliki waktu untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Namun, sesekali ia masih menyapa mereka dengan hangat di lorong-lorong sekolah.
Suatu hari, kehidupan Kalista berubah ketika ia terlibat dalam perkelahian dengan seorang teman laki-laki. Melindungi diri sendiri dari serangan, ia membuat anak itu berdarah di hidungnya. Kejadian ini membuat murid-murid lain semakin menjauh dan membuat Kalista menjadi terkenal akan keganasannya. Akibat peristiwa tersebut, Kalista dihukum dan diskors selama tiga hari. Dalam hatinya, ia bingung. Ia hanya berusaha melindungi diri sendiri, dan tetap saja dipojokkan. Pemuda yang melukainya itu yang seharusnya mendapatkan hukuman.
Namun, Kalista melalui hari-hari sekolah dasarnya tanpa teman. Kepribadiannya yang semula hangat dan terbuka, kini berubah menjadi lebih dingin dan tertutup. Meskipun demikian, ia tetap fokus pada belajar dan bela diri. Baginya, kesepian bukanlah hal yang menyakitkan; namun, meninggalkan impian menjadi kuat dan cerdas, itu yang lebih tak terbayangkan.
Setelah berhasil lulus Sekolah Dasar, Kalista melanjutkan pendidikannya di salah satu Sekolah Menengah Pertama yang cukup terkenal di daerahnya. Berbekal prestasi bela diri, ia berhasil menggapai impian masuk ke sekolah tersebut. Namun, ketika masa orientasi dimulai dan hampir semua siswa bersemangat mencari teman baru, Kalista tetap berada dalam dunia imajinasinya dengan ditemani komik kesayangannya. Di saat anak-anak lain sibuk bertegur sapa dan memperkenalkan diri, Kalista tenggelam dalam setiap adegan yang tersaji dalam komiknya.
"Halo, gue Tasya," sapa salah satu teman sekelas yang hendak mengenal Kalista lebih dekat.
Kalista menoleh, komiknya ia singkirkan sejenak. Ia menatap Tasya yang mengulurkan tangannya sambil tersenyum manis. "Kalista," jawab Kalista ringkas, kemudian menjabat tangan Tasya dengan ragu-ragu, sebelum kembali membenamkan diri ke dalam komiknya.
Bisa ia dengar helaan nafas dari gadis itu,ia mengintip sebentar ke arah gadis bernama Tasya itu,dia sudah pergi dan kini tengah berkenalan dengan seseorang yang duduk di depannya.
____
Satu tahun kemudian..
Peraturan di sekolahnya,setiap tahun murid-murid yang naik kelas akan di rolling dengan kelas lain,jadi ada kemungkinan ia masih satu kelas dengan teman kelasnya yang dulu dan sebagian lagi adalah teman kelas dari kelas lain.
Seminggu pertama menginjak tahun kedua sekolah menengah pertama,Kalista belum memiliki teman.Yang ia kenal di kelasnya hanya beberapa,itupun karena mereka sempat satu kelas dengannya,salah satu dari mereka adalah Tasya,gadis cantik yang dulu memperkenalkan diri padanya.
Kalista memperhatikan sekitarnya,ia melihat teman-temannya sekarang tidak membaur seluruhnya seperti saat kelas satu,ia melihat mereka cenderung berkelompok dan ya hanya ia satu-satunya yang tidak masuk kedalam kelompok-kelompok itu.
Lagi,Tasya datang menghampirinya dan mengajaknya untuk bergabung dengan circle pertemanannya,ia sedikit memiringkan kepalanya ketika Tasya menunjukkan siapa saja yang menjadi teman-temannya.Kalista menghela napasnya,dari cara mereka menatapnya dan berpakaian saja,ia sudah tau teman-teman Tasya itu adalah gadis-gadis cerewet yang suka berbicara mengenai cowok-cowok tampan di sekolahnya.
Kalista bergidik sendiri,ia membayangkan jika ia masuk kedalam circle itu.
"Gak Sya,gue sendiri aja di sini,"tolak Kalista dengan halus,meski ia tak se-akrab itu dengan Tasya,tapi hubungan pertemanan mereka cukup baik.Karena ketika kelas sebelumnya,mereka sering berada di kelompok yang sama.
Tasya menghela napas lalu mengangguk."Yaudah gue ke sana ya,kalau Lo butuh temen bisa panggil gue,"ujar Tasya.
Kalista mengangguk,setelah itu Tasya kembali kepada teman-temannya.
____
Satu tahun kemudian...
Di tahun terakhirnya di SMP, Kalista dan Tasya akhirnya kembali bersatu di kelas yang sama, dan kali ini, Tasya lebih sering menghabiskan waktu bersama Kalista. Para teman Kalista di kelas sebelumnya kini berpencar di kelas-kelas lain, meninggalkannya merasa terisolasi dan sendirian. Situasi makin suram karena rekan-rekan barunya di kelas justru didominasi oleh siswa individualis dan ambisius, terlihat dari cara mereka yang lebih memilih menyendiri dan terfokus pada urusan pribadi daripada berinteraksi dengan orang lain.
Sementara itu, Tasya, gadis yang selalu ceria dan bersemangat itu, sama sekali tak cocok dengan lingkungan kelas yang penuh pening dan hening.
"Kal, pas istirahat nanti, anterin gue ke kantin ya," pinta Tasya, yang kini menjadi satu-satunya teman dekat Kalista di kelas itu.
"Kantin? Gue kan jarang ke sana, Sya," jawab Kalista dengan ragu. Mendengar jawaban itu, Tasya cemberut seketika.
"Yah, terus gue ke sana sama siapa? Lo liat kan, gak ada yang gue kenal di sini, mereka juga kayaknya pendiam banget, jadi gue bingung mau ajak siapa selain lo," keluh Tasya sambil merengek, wajahnya nampak murung.
Kalista menghela napasnya."Yaudah,tapi gue cuma nganter Lo beli makanan aja ya,kita makan di sini atau di taman aja.Gue gak suka rame-rame soalnya."
Tasya mengangguk senang."Oke,makasih,"ujar Tasya dan di angguki oleh Tasya.
Ketika mereka sedang asyik mengobrol, tiba-tiba seorang laki-laki menghampiri mereka dan duduk di bangku depan mereka yang kosong.
"Halo,emm kenalin gue Alvaro,dua hari di kelas yang sama gue belum sempat kenalan sama kalian,"ujarnya sambil mengulurkan tangan kepada mereka.
Kalista menatap laki-laki bernama Alvaro itu,selama dua tahun lebih bersekolah di sini,ini pertama kalinya Kalista diajak kenalan oleh seorang laki-laki.
Tak jauh berbeda dengan Dara,Tasya juga menatap laki-laki di depannya ini dengan tatapan kagum.Bagaimana tidak, laki-laki di depan mereka ini memang tampan dan manis,apalagi saat melihat dia tersenyum sehingga terlihat lesung pipinya.Sangat manis bukan.
"Gue Tasya,ini temen gue namanya Kalista,"ujar Tasya langsung menjabat tangan laki-laki itu.
"Salam kenal Tasya,"ujar Alvaro dengan ramah.
Laki-laki itu melepaskan tangannya dari Tasya dan mengulurkan tangannya pada Kalista.Gadis itu nampak ragu,lalu sedetik kemudian ia menjabat tangan laki-laki itu.
"Kalista,"ujarnya singkat lalu kembali menarik tangannya.
"Istirahat nanti ke kantin bareng ya,gue mau lebih kenal sama kalian, soalnya ajak yang lain mereka sibuk sendiri sama urusannya,gue jadi gada temen ngobrol,"ujar Alvaro.
Dengan semangat Tasya mengangguk."Boleh."
Kalista mendelik ke arah Tasya, apa-apaan dia?
"Yaudah berarti nanti Lo ke kantin,temenin sama dia aja,"ujar Kalista pada Tasya
"Sama Lo juga,Kal."
"Engga,kalian berdua aja,"ujar Kalista menolak.
"Engga, pokonya harus sama Lo,"ujar Tasya sedikit memaksa.
Kalista menghela napas pasrah,meski ia bersikap dingin tapi sebenarnya ia orang yang tidak enakan."Yaudah."
Tasya tersenyum senang lalu memeluk Kalista.Harus Kalista akui,berteman dengan Tasya memang cukup melelahkan, gadis itu juga sedikit menyebalkan,tapi Tasya cukup baik padanya.
Alvaro yang melihat interaksi keduanya tersenyum simpul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments