Rea adalah gadis manis anak angkat keluarga Mahendra. Rea tumbuh menjadi gadis manis, anggun, lemah lembut namun pendiam. Dirinya jarang berekspresi karena didikan mamanya yang melarangnya untuk terlalu terlihat ceria. Rea selalu tersenyum, meskipun dirinya tak menyukai hal yang dia lakukan, dia akan tetap tersenyum
Saat kepindahannya, dirinya mengenal Arjuna. Juna mungkin terlihat nakal, namun Rea tak malu untuk tertawa dihadapan Juna dan Rea tak perlu memakai topeng saat berhadapan dengan orang lain. Rea menganggap bahwa Juna adalah tempatnya untuk pulang
Namun hubungan mereka kandas karena perbuatan mamanya. Membawa Rea pergi jauh dari Juna. Sampai akhir pun Rea dipaksa pindah agar bisa jauh
~Aku akan melepas topeng itu dan akan membuatmu menjadi jauh lebih berekspresi. setelahnya kau tidak akan pergi dariku~ Arjuna'
~Terima kasih Juna, aku menjadi sosok yang lebih baik setelah mengenalmu. Aku selalu menyayangimu Juna~ Andrea
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4 - BERTEMU JUNA
Matahari terlihat malu-malu untuk menampakkan dirinya dari ufuk timur. Cahaya mentari terasa hangat itu mulai menyinari kamar yang terlihat bahwa penghuninya yang mulai terbangun. Rea yang melihat bahwa hari telah bergantipun mulai bangun dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi untuk bersiap pergi ke sekolah bersama kakaknya.
Setelah selesai bersiap, ia pun pergi keluar dari kamarnya. Saat keluar dari kamar secara tidak sengaja berpapasan dengan Bi Sumi yang akan membangunkan kakaknya.
“Selamat pagi, non”
“Selamat pagi bi, apakah bibi mau membangunkan kakak”
“Iya non, saya diperintahkan nyonya untuk membangunkan nona dan tuan muda”
“Karena nona sudah bangun lebih baik nona pergi menemui nyonya, saya akan membangunkan tuan muda terlebih dahulu”
“Baik bi, saya pergi dulu”
Setelah itu Bi Sumi berlalu pergi menuju kamar kakak.
Setelah melihat Bi Sumi pergi ke kamar kakak, Rea segera pergi ke dapur untuk menemui ibunya
Terlihat sang ibu sedang mengatur makanan untuk sarapan.
“Ma, apakah ada yang bisa Rea bantu?”
“Rea kau sudah bangun ya. Tidak ada nak, kau bisa pergi ke ruang tengah disana mama sudah menyiapkan teh untukmu sambil menunggu papa dan kakakmu selesai bersiap.”
“Baik ma”
Rea pun berlalu pergi ke ruang tengah dimana itu adalah ruang keluarganya dan juga terlihat ada cangkir dan seteko teh yang telah disiapkan disana seperti yang dikatakan mamanya. Rea pun duduk kemudian menuangkan tehnya karena kemungkinan mamanya akan segera datang ke ruang tengah juga.
Tak lama kemudian, seperti dugaannya terlihat mamanya sedang berjalan dengan anggunnya ke arah dirinya. Kemudian, mereka mengobrol mengenai sekolah yang akan tempati selama di Indonesia dan apa yang harus dilakukan selama disini.
Setelah cukup lama mengobrol, terlihat kakak dan papanya sedang berjalan kearah mereka. Rea yang melihat kedatangan mereka pun tersenyum dengan anggunnya yang dibalas senyuman juga dari papa dan kakaknya.
“Selamat pagi sayang” ujar papa kemudian mencium kening mama dengan mesranya yang diikuti oleh Kak Deo
“Selamat pagi mas” ujar mama
“Selamat pagi juga putri papa” ujar papa dengan kening Rea juga
“Selamat pagi adik kakak” ujar Kak Deo yang kemudian mencium pipi chubby ku
“Selamat pagi papa dan kakak” ujarku dengan senang
“Baiklah karena sudah bangun, mari kita sarapan” ujar mama yang mengintrupsi
Kemudian kami berjalan bersama kearah ruang makan untuk memulai hari dengan sarapan bersama
Saat makan berlangsung tiba-tiba mama pun bertanya
“Jam berapa kalian berdua akan pergi ke sekolah?”
“Sekitar pukul 9 saja ma, aku masih harus membereskan buku-buku terlebih dahulu ma” jelas Kak Deo
“Tidak apa-apa kan dek”
“Tidak apa-apa kak, santai saja. Selesaikan pekerjaan kakak dulu baru kita pergi ke sekolah” jawabnya
“Baiklah, papa sudah selesai. Papa berangkat dulu ya” ujar papa kemudian berdiri dan berjalan menemui mama lalu mencium kening mama kemudian berjalan ke arah kami dan mengusap kepala kami kemudian beranagkat bersama Asisten Rio yang sedari tadi telah menunggu.
“Mama juga berangkat ke butik ya sayang” pamitnya kemudian mencium pipi ku dan mengusap kepala kakak
Melihat kepergian kedua orang tuanya, Kak Deo pun juga berpamitan masuk ke kamarnya untuk segera membereskan buku-bukunya.
Melihat semua orang sudah pergi melakukan pekerjaan masing-masing, membuatnya sendirian di ruang makan dengan menikmati pudding yang telah disiapkan oleh maid.
“Nona apakah membutuhkan sesuatu lagi?”
“Tidak ada bi, silahkan lanjutkan kegiatan kalian. Setelah ini aku akan ke taman belakang”
“Oh iya, tolong ambilkan buku novel yang terdapat diatas meja ruang belajarku ya bi” ujarku kembali
“Baik nona” yang kemudian berlalu pergi
Melihat pudding yang ia makan telah habis, ia pun beranjak pergi ke arah taman belakang untuk duduk santai disana sambil menunggu waktu untuk pergi ke sekolah. Rea pun memilih tempat duduk yang terletak di dekat pohon yang cukup rindang
Tak lama, maid yang ia tugaskan untuk mengambil buku miliknya telah datang
“Nona, ini adalah buku yang anda inginkan. Kemudian ini saya telah menyiapkan camilan sebagai pendamping nona”
“Baiklah, terima kasih”
Setelah mengantar kudapan dan buku yang diinginkannya, ia pun undur diri untuk menyelesaikan pekerjaannnya.
***
Tak terasa, Rea telah duduk cukup lama di taman itu. Deo, yang melihat apa yang dilakukan adiknya selama menunggu pun tersenyum. Iya, adik cantiknya yang katanya sedang membaca buku di taman malah tertidur.
“Adikku sayang, bangun yuk. Katanya mau ikut kakak ke sekolah mengambil seragam.”
Merasa ada yang menggangunya, Rea pun terbangun dan membuka matanya. Saat terbangun, ia terkejut dengan kehadiran kakaknya, yang ternyata kakaknya lah yang membangunkannya.
“Kakak” jerit Rea terkejut
“Iya adik manis” gurau Deo yang sedang ingin menjahili adik kecilnya itu
“Kapan kakak disini, apakah kakak menunggu lama?” tanyanya
“Tidak, kakak tidak menunggu lama. Ayo bersiap, lalu berangkat ke sekolah sesuai keinginan Rea”
“Iya, iya”
Setelah mengatakan itu, Rea bergegas untuk masuk ke dalam rumah dan segera menuju kamarnya untuk bersiap.
***
Saat sampai di sekolah, Rea melihat-lihat area lingkungan sekolahnya. Terlihat rapi dan sepertinya cukup disiplin. Rea pun tersenyum senang dengan sekolah barunya, SMA Prima Keil. SMA Prima Keil adalah sekolah swasta terbaik yang ada di Jakarta, dimana banyak siswa yang berprestasi disana.
Deo, yang melihat tingkah adiknya saat melihat sekolahnya ini pun tersenyum senang. Melihat respon adiknya itu, dapat ia duga bahwa adiknya cukup senang dengan lingkungan sekolah barunya ini.
Mereka pun terus berjalan menuju ruang administrasi diantarkan oleh penjaga sekolah. Saat sampai, mereka disambut ramah oleh guru disana. Kemudian mereka menuju ke ruang kepala sekolah sesuai dengan arahan guru bagian administrasi itu.
Saat semua sudah selesai, mereka diijinkan untuk melihat area sekolah dengan diantarkan oleh salah satu anggota OSIS. Mulai dari ruang kelas, ruang ekstrakulikuler, ruang lab dan kantin serta lapangan baik outdoor maupun indoor.
Mereka pun beristirahat di area kantin dan melihat bagaimana kantin milik sekolah ini. Anggota OSIS itu menjelaskan makanan yang tersedia di area kantin itu. Setelah itu, ia pun izin pamit karena harus mengumpulkan tugasnya. Melihat sepertinya ia terburu-buru, aku dan kakakpun mengizinkannya untuk pergi karena kami pun sudah cukup paham mengenai area-area di sekolah ini.
***
Pagi menjelang, hari pertama ia sekolahpun datang. Rea pun bangun dengan semangat untuk memulai harinya. Melihat seragam barunya, ia pun tersenyum senang karena menurutnya seragam barunya itu cantik apalagi warna abu-abu itu cukup bagus.
Saat sudah selesai bersiap, ia pun turun dan pergi ke ruang makan. Terlihat bahwa anggota keluarganya sudah berkumpul disana. Ia pun segera bergabung dengan anggota keluarga lainnya
Yudha, selaku kepala keluarga menyadari kehadiran putri kecilnya pun tersenyum karena melihat senyum manis milik putrinya itu.
“Wah.. lihatlah putri manis ini terlihat cantik dengan seragam barunya itu”
Mendengar ucapan itu sepontan mama dan kakaknya pun melihat kearah gadis yangsedang berjalan kearah mereka itu
“Wahh iya pa, adik kecilku terlihat cantik” ujar Kak Deo
Mama yang mendengar ucapan penuh kekakguman dari lelaki dalam keluarga pun tersenyum senang, lalu berkata
“Tentu saja, putriku adalah gadis yang cantik dan anggun” ujarnya penuh bangga
Rea, yang mendengar bagaimana keluarganya memujinya pun tersenyum malu-malu. Kemudian ia duduk di dekat kakaknya
Setelah sarapan bersama, mereka pun berangkat untuk memulai kegiatan masing-masing. Rea berangkat bersama kakaknya dengan mobil milik kakaknya
“Adik, jika di sekolah ada yang menganggumu katakana saja pada kakak. Kakak yang akan mengurusnya. Kau menengerti” ujar Deo saat melihat adiknya akan turun dari mobil
“Tenang saja kak, Rea akan berhati-hati”
Kemudian Rea pun turun dari mobil bersama dengan kakaknya.
Saat keluar dari mobil, terdengar suara teriakan yang menandakan sebuah kekaguman. Mungkin yang pertama mereka kagum dengan kendaraan yang mereka tumpangi. Yang kedua adalah melihat paras miliki Rea dan kakaknya, Deo. Meskpun teriakan itu cukup menganggu, tapi mereka mengacuhkannya saja dan berjalan masuk menuju ke ruang guru untuk menemui wali kelas masing-masing.
***
TRINGG… TRING… TRING…
Bel masuk terdengar, Rea dan kakaknya harus berpisah mengikuti guru wali kelas masing-masing. Rea pun mengikuti Bu Sinta selaku guru wali kelas IPA 2, kelas miliknya
Saat masuk ke dalam kelas, kelas yang awalnya dari luar terdengar cukup ramai, namun saat guru masuk mereka langsung terdiam dan menjadi hening seketika.
Melihat keheningan ini, Rea yang masih diluar merasa cukup aneh dengan siswa yang berada di kelas barunya ini. Keanehan itu tidak hanya keheningan tiba-tiba dari kelasnya, namun juga lelaki yang sepertinya akan masuk ke dalam kelas
“Hai, kau terlambat juga ya. Ayo masuk, biar aku yang menangani gurunya” ujarnya
Mendengar perkataan dari pemuda itu, Rea cukup heran. Apakah dia terlihat seperti siswa yang terlambat. Apakah dia tidak merasa bahwa ia adalah siswa baru. Sepertinya dia tidak mengenal teman sekelasnya sendiri pikirnya
Kemudian guru wali kelasnya itu keluar dan memanggilnya untuk masuk, namun ia cukup terkejut melihat bahwa dirinya tidak sendirian lagi namun bersama-laki-laki yang sepertinya guru itu sangat mengenal dirinya.
“Junaaa, kau terlambat lagi” ujar Bu Sinta
“Hehh, ya sudahlah kamu masuk. Dan untuk kamu Rea, ayo berkenalan dengan teman-teman” lanjutnya yang kemudian masuk ke dalam kelas lagi
“Wahh.. ternyata kau murid baru ya” ujarnya yang baru kuketahuibahwa pemuda itu bernama Juna. Lalu pemuda itupun berjalan masuk ke dalam kelas mengikuti Bu Sinta
Rea yang melihat perilaku dari pemuda itu merasa keheranan. Apakah pemuda itu sakit atau bagaimana, pikir Rea. Rea pun mengikuti mereka untuk masuk ke dalam kelas
Saat di dalam kelas, semua siswa melihat Rea dengan berbagai tatapan, ada yang menatapnya kagum, penasaran, iri, dan berbagai ekspresi lainnya. Rea yang dilihat dengan berbagai tatapan itu menjadi sedikit gugup, namun ia harus merasa tenang. Kemudian ia melihat kearah Bu Sinta, dan Bu Sinta menganggu menandakan bahwa ia mempersilahkan dirinya untuk memperkenalkan dirinya.
“Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama aku Andrea Clarissa Mahendra. Kalian bisa memanggilku Rea. Aku pindahan dari Singapura. Salam kenal” ujar Rea dengan lembut dan anggun seperti yang diajarkan oleh ibunya selama ini.
“Baiklah Rea, salam kenal ya. Saya akan memperkenalkan diri kembali. Nama ibu Sinta Ayu, bisa dipanggil Bu Sinta. Ibu adalah guru biologi sekaligus wali kelas dari kelas ini yaitu kelas XI IPA 2.
“Dan untuk yang lain tolong bantu Rea untuk beradaptasi ya. Untuk sesi kenalannya nanti dilanjut saat jam istiraha”
“Rea, kau bisa duduk dengan Arjuna. Arjuna angkat tanganmu”
Mendengar itu, siswa yang bernama Arjuna itupun mengangkat tangannya. Dan Rea terkejut bahwa dia akan duduk sebangku dengan siswa aneh yang ia temui tadi. Tapi bagaimanapun ia tidak bisa menolak, sehingga ia pun segera duduk di tempat disamping pemuda itu
“Hai.. kita bertemu lagi cantik. Semoga betah duduk disamping gue ya” ujarnya yang membuat Rea kebingungan.
“Baiklah anak-anak, mari kita mulai pembelajarannya” ujar Bu Sinta mengintrupsi
***
TRING… TRING… TRING…
Bel berbunyi. Tanda untuk waktu pulang pun datang, membuat siswa bersorak senang karena akan meninggalkan area sekolah dan segera pulang ke rumah yang kemungkinan mereka merindukan kasur dan bantal mereka.
Setelah bel berbunyi, guru berpamitan untuk keluar kelas dan semua siswa mulai merapikan buku-buku dan alat tulis mereka. Namun kegiatan mereka terhenti karena melihat seseorang yang sedang berdiri depan pintu ruang kelas mereka seperti saat waktu istirahat tadi. Ya, seseorang itu adalah Deo, kakak dari Rea.
Melihat kedatangan kakaknya, Rea pun bergegas segera membereskan peralatannya. Namun saat akan beranjak, ia melihat ke samping bahwa teman sebangkunya itu masih tertidur. Ia pun berinisiatif untuk membangunkan, namun Juna tak kunjung bangun. Karena tak kungjung terbangun, ia pun meninggalkan secarik kertas lalu ia tempelkan di dahi nya dan segera keluar dari area kelas karena tidak ingin kakaknya menunggu lama.
***
Saat makan malam pun datang, seperti biasa mereka akan makan bersama. Namun yang membedakan adalah mamanya yang tidak berada di tempatnya karena harus lembur di butiknya.
“Bagaimana hari pertama sekolah kalian, apakah ada yang mengganggu atau membuat masalah dengan kalian?”
“Ini baru hari pertama papa, bagaimana mereka bisa mengganggu kami. Mengenal saja belum” ujar Kak Deo
“Tapi seperti teman sebangku adik sedikit bermasalah” ujarnya lagi
“Bermasalah?” ujar papa kebingungan, lalu segera meatap kearahku “Apakah dia membuat masalah denganmu Rea?”
Rea yang terkejut dengan perkataan kakaknya pun tersentak dan segera menjawab pertanyaan dari papanya
“Dia tidak membuat masalah. Hanya saja sepertinya dia anak yang cukup pemalas namun juga terlihat cukup pintar mungkin. Dia hanya tidur atau tidak hanya melihat-lihat bukunya saja, dia tidak memperhatikan sama sekali” jawab Rea
Mendengar perkataan dari adiknya pun membuat Deo tertawa
“Kau mendapatkan teman sebangku yang cukup unik”
“Ya sudahlah segera habiskan makanan kalian dan belajar atau tidak beristirahat di kamar kalian” ujar papa