Dalam dunia sepak bola yang penuh persaingan, cinta tak terduga mekar. Caka Alvias, bintang tim Warriors FC yang tampan dan populer terjebak dalam perasaan terlarang untuk Bulan Nameera, asisten pelatih nya, yang terkenal tegas dan tangguh. Namun, konflik masa lalu dan juga tekanan karir mengancam untuk menghancurkan cinta mereka. Apakah cinta mereka bisa bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjelyy_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Duduk bersebelahan
Semua tim berjalan keluar dari stadion dengan semangat membara dan kebanggaan atas kemenangan mereka hari ini.
Bulan berjalan di depan bersama yang lain sementara Caka berjalan sendirian di belakang.
Bulan dan yang lainnya terus tertawa membuat Caka sedikit merasa kesal.
Dia berjalan lebih cepat menerobos rombongan dan berdiri tepat di samping Bulan. Semua rekan tim memperhatikannya dengan keheranan begitu juga dengan Bulan.
"Apa?" Kata Caka dengan enaknya karna risih dia menjadi pusat perhatian.
Tidak ada yang menjawab, semuanya kembali berjalan seperti awalnya dan mulai menaiki bus.
"Ikut naik bus, Lan?" tanya Caka
"Iya, ayah sudah pulang dari tadi, jadi aku di tinggal." jawab bulan cengengesan.
Caka sengaja menahan Bulan agar naik terakhir supaya bisa duduk bersebelahan dengannya.
Di dalam bus, mereka kedapatan bangku paling belakang. Bulan duduk di dekat jendela sementara Caka di sampingnya. tidak ada yang protes hal itu. Termasuk Nino mau pun Andi. Semuanya tertidur akibat kelelahan.
Caka terfokus pada handphone nya sesekali melirik Bulan di sampingnya. Caka melihat Bulan masih memakai jam tangan pemberian nya.
Muncul ide di kepala Caka untuk memfoto tangan mungil itu yang sedang menggunakan jam.
Setelah mendapatkan foto yang bagus, caka tersenyum puas. Dia melirik Bulan yang tertidur.
Bus yang melaju kencang tiba-tiba ngerem mendadak. Nyaris saya kening Bulan terbentur, untungnya Caka dengan sigap menahannya dengan tangannya.
Caka tersenyum melihat kebo nya Bulan, bahkan saat mobil berhenti mendadak pun dia tetap tidak terbangun.
Perlahan Caka memindahkan kepala Bulan agar bersandar di pundaknya. Kemudian Caka mulai menutup matanya sambil menikmati musik menggunakan earphone.
Satu jam berlalu, kini mereka tiba di asrama semuanya terbangun dan mulai turun satu persatu.
"Kamu nginap di sini lagi, Lan?" Tanya Nino beriringan masuk ke dalam.
"Kenapa emangnya gak boleh." jawab Bulan sok galak membuat semuanya tertawa.
"Boleh Lan boleh anggap aja rumah sendiri." lanjut Riko mendorong pundak Bulan masuk ke dalam.
Sampai di dalam, semuanya kembali ke kamar masing-masing. Bulan masuk dan tidur di kamar Andi, sementara Andi harus bergabung dengan Raffi dan Tegar.
Caka menatap kosong langit-langit kamar, "Ko, kamu masih punya hutang cerita loh sama aku."
Dari ranjang bawah Riko berkata."Besok aja deh Cak, ngantuk banget nih."
Caka terduduk, "Ah kamu mah, kemarin bilangnya besok, sekarang besok lagi, besok mu itu kapan sih Ko." sebal Caka
Caka semakin kesal karna Riko tidak menjawab yang ada dia malah di tinggal tidur.
***
Keesokan harinya Caka bangun terlambat, Dia berjalan keluar bergabung dengan yang lainnya untuk sarapan pagi.
Caka melihat Bulan yang sedang memasak dengan rambut yang terikat. Sungguh dia terlihat sangat mengagumkan.
Caka menarik kursi, "Banyak banget nih menu sarapan."
"Biasalah, calon istri ku rajin banget soalnya." celetuk Raffi.
Nino yang baru saja bergabung mengetuk kepala Raffi, "Istri istri...gak aku kasih restu kamu ya."
Yang lain pada tertawa begitu juga dengan Bulan yang datang mendekat dengan semangkuk sup yang baru selesai ia masak.
Bulan sedikit salting saat mengetahui tatapan Caka yang tidak pernah lepas melihatnya.
"Nih makan." kata Bulan, dia tersenyum kemudian berjalan pergi.
"Kemana,Lan? Gak ikut sarapan?" tanya Nino lalu Bulan menggeleng.
"Aku gak biasa sarapan."
"Oh iya baru inget kamu kan anak aneh." celetuk Nino