NovelToon NovelToon
Agent UnMasked

Agent UnMasked

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Mata-mata/Agen / Roman-Angst Mafia
Popularitas:497
Nilai: 5
Nama Author: mommy JF

“Namamu ada di daftar eksekusi,” suara berat Carter menggema di saluran komunikasi.

Aiden membeku, matanya terpaku pada layar yang menampilkan foto dirinya dengan tulisan besar: TARGET: TERMINATE.

“Ini lelucon, kan?” Aiden berbisik, tapi tangannya sudah menggenggam pistol di pinggangnya.

“Bukan, Aiden. Mereka tahu segalanya. Operasi ini… ini dirancang untuk menghabisimu.”

“Siapa dalangnya?” Aiden bertanya, napasnya berat.

Carter terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Seseorang yang kau percaya. Lebih baik kau lari sekarang.”

Aiden mendengar suara langkah mendekat dari lorong. Ia segera mematikan komunikasi, melangkah mundur ke bayangan, dan mengarahkan pistolnya ke pintu.

Siapa pengkhianat itu, dan apa yang akan Aiden lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22: Bantuan Drake

Udara malam yang dingin menusuk kulit Aksara saat ia menyelinap di antara bayangan, mengikuti langkah Drake yang tampak tenang namun sigap. Drake telah menyusun rencana matang untuk menyelamatkan Aksara dari tempat penuh bahaya ini. Keduanya tahu bahwa waktu tidak berada di pihak mereka, dan setiap detik yang terbuang bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati.

“Pergantian jaga hanya berlangsung lima belas menit,” bisik Drake dengan nada tegas. “Kita harus bergerak cepat. Setelah itu, keamanan akan kembali diperketat.”

Aksara mengangguk tanpa suara, matanya terus mengawasi sekitar. Ia telah berhasil menyamar sebagai salah satu penjaga, tetapi ia tahu penyamaran ini tidak akan bertahan lama. Drake, dengan keterampilan dan pengalamannya, telah menyusup lebih dalam dan kini berada di posisi untuk membantu Aksara keluar dari tempat ini.

Saat mereka mendekati pintu keluar, Aksara merasakan adrenalin mengalir deras. Namun, ia tahu bahwa misinya belum selesai. Di tengah langkahnya, Drake berhenti dan menariknya ke sudut ruangan yang gelap.

“Ada sesuatu yang harus kau tahu sebelum kita keluar dari sini,” bisik Drake, matanya serius menatap Aksara. “Laboratorium ini memiliki tingkat bawah tanah yang tidak banyak orang tahu. Itu adalah tempat eksperimen sebenarnya dilakukan. Jika kau benar-benar ingin menghentikan proyek ini, kau harus masuk ke sana.”

Aksara mengerutkan kening, mencoba mencerna informasi itu. “Bagaimana caranya? Keamanan mereka terlalu ketat, dan aku hampir tidak keluar hidup-hidup tadi.”

Drake menghela napas pelan, memberikan sebuah alat kecil kepada Aksara. “Ini adalah akses pintu menuju ke bawah. Aku mendapatkannya dari salah satu penjaga yang kita kalahkan. Tapi ingat, jangan membuat keributan seperti sebelumnya. Jika mereka menyadari keberadaanmu, semuanya akan berakhir.”

Aksara menggenggam alat itu erat-erat, merasakan beban tanggung jawab yang semakin berat. “Apa yang ada di bawah sana?” tanyanya.

“Eksperimen nyata,” jawab Drake singkat. “Sesuatu yang bahkan tidak tertulis dalam dokumen mereka. Jika kau bisa menghancurkan sumber utama mereka, proyek ini akan runtuh.”

***

Meskipun Aksara baru saja keluar dari tempat itu, ia tahu bahwa tidak ada pilihan lain selain kembali. Drake memberinya panduan singkat tentang jalur yang harus diambil untuk mencapai laboratorium bawah tanah tanpa terdeteksi.

“Dan satu hal lagi,” tambah Drake. “Jika kau gagal... jangan kembali. Lanjutkan hidupmu di luar sana. Aku akan mengalihkan perhatian mereka sebisa mungkin, tapi aku tidak bisa menjamin akan bertahan lama.”

Aksara terdiam sejenak. Ia memahami risiko yang diambil Drake demi dirinya, tetapi ini bukan tentang dirinya saja. Ini tentang menghentikan ancaman besar yang dapat membahayakan banyak nyawa.

“Terima kasih, Drake,” ucapnya pelan.

Drake hanya mengangguk. “Kau tahu apa yang harus kau lakukan.”

****

Dengan langkah hati-hati, Aksara menyelinap kembali ke dalam kompleks laboratorium. Kali ini, ia menghindari jalur utama yang biasa dilalui penjaga. Ia menggunakan lorong sempit dan ventilasi udara untuk mencapai bagian bawah laboratorium tanpa menarik perhatian.

Alat yang diberikan Drake berfungsi sebagai kunci untuk membuka pintu-pintu tertentu. Saat ia sampai di pintu menuju laboratorium bawah tanah, ia menggunakan alat itu dan mendengar suara klik lembut. Pintu itu terbuka, memperlihatkan tangga yang menurun ke ruang bawah tanah yang gelap dan dingin.

“Ini dia,” gumam Aksara sambil melangkah masuk.

Di bawah sana, ia menemukan ruangan yang lebih besar dari yang ia bayangkan. Tabung-tabung kaca berisi cairan misterius berjajar rapi, sementara mesin-mesin canggih berdengung pelan. Di salah satu sudut, ia melihat monitor yang menampilkan data genetika yang rumit.

“Ini... gila,” bisiknya.

Ia melangkah lebih dalam, mencoba mencari sumber utama dari eksperimen ini. Namun, langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara dari salah satu lorong. Ia segera bersembunyi di balik salah satu mesin, menahan napas.

Dua orang ilmuwan berjalan masuk, berbicara dengan suara pelan.

“Eksperimen ini hampir selesai. Kita hanya butuh satu sampel darah lagi untuk menyempurnakannya,” kata salah satu dari mereka.

“Sampel yang dari subjek utama?” tanya yang lain.

“Ya. Darah itu adalah kunci untuk semuanya.”

Aksara merasa dadanya sesak mendengar percakapan itu. Ia tahu bahwa subjek utama yang dimaksud adalah dirinya sendiri. Darahnya adalah kunci dari proyek ini.

***

Setelah para ilmuwan itu pergi, Aksara mulai mencari cara untuk menghancurkan laboratorium ini. Ia menemukan panel kontrol utama yang tampaknya mengatur semua mesin di tempat itu. Dengan cepat, ia mulai mematikan sistem satu per satu, menyebabkan lampu di laboratorium itu berkedip-kedip.

Namun, alarm berbunyi lagi. Keamanan di tempat itu menyadari ada sesuatu yang tidak beres.

Aksara tahu bahwa ia harus bertindak cepat. Ia mengambil alat peledak kecil yang diberikan Drake dan menempatkannya di sekitar mesin-mesin utama.

“Ini akan menghancurkan semuanya,” pikirnya.

Tetapi, sebelum ia sempat keluar, sekelompok penjaga masuk dan mengepungnya.

“Berhenti di situ!” teriak salah satu dari mereka.

Aksara tidak punya pilihan lain selain melawan. Dengan keterampilan yang ia miliki, ia berhasil melumpuhkan beberapa dari mereka. Namun, jumlah mereka terlalu banyak, dan ia mulai kelelahan.

****

Saat ia berhasil menjatuhkan penjaga terakhir, Aksara menyadari bahwa waktu di alat peledaknya hampir habis. Ia harus segera keluar dari tempat itu, tetapi pintu utama telah ditutup rapat.

Dengan napas terengah-engah, ia melihat ke sekeliling, mencoba mencari jalan keluar lain. Tetapi suara langkah kaki yang mendekat membuatnya sadar bahwa ini mungkin akhir dari segalanya.

Apakah Aksara akan berhasil keluar hidup-hidup? Atau apakah ini akan menjadi pengorbanan terakhirnya demi menghentikan proyek Genesis?

Bersambung...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hi semuanya, jangan lupa like dan komentarnya ya.

Terima kasih.

1
Aleana~✯
hai kak aku mampir....yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Erik Andika: mampir di channel ku kak kalo berkenan juga
ziear: oke kak
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!